Showing posts with label Biokimia I. Show all posts
Showing posts with label Biokimia I. Show all posts

Wednesday, 27 February 2013

Prostaglandin


1)   Apa perbedaan dari PGE dan PGF ?
Jawab :

Saturday, 6 October 2012

Perhitungan Kadar Karbohidrat


penentuan glukosa, fruktosa, dan gula invert dalam suatu bahan (analisa dg metode luff schoorl)


Sunday, 16 September 2012

PERCOBAAN VIII KINETIKA ENZIM KATALASE

VIII.1 PENDAHULUAN
            Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia yang secara kolektif membentuk metabolisme perantara (intermediary metabolism) dari sel.
            Enzim yang mempunyai gugus bukan protein (holoenzim) termasuk golongan protein majemuk, terdiri atas protein (apoenzim) dan suatu gugus bukan protein yang dinamakan kofaktor. Yang terikat kuat dinamakan gugus prostetik, yang tidak begitu kuat ikatannya disebut koenzim.
            Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan terhadap suatu reaksi disebut kekhasan reaksi, yang disebabkan oleh apoenzim. Enzim mempunyai derajat kekhasan yang tinggi dan dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim :
1.    Konsentrasi Enzim
Kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
2.    Konsentrasi Substrat
Dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikkan kecepatan reaksi walaupun konsentrasi substrat diperbesar.
3.    Suhu
Pada suhu rendah, reaksi kimia berlangsung lambat. Pada suhu tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Kenaikan suhu sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikkan kecepatan reaksi. Kenaikan suhu pada saat mulai terjadinya proses denaturasi akan mengurangi kecepatan reaksi. Titik optimum yaitu suhu yang paling tepat bagi suatu reaksi yang menggunakan enzim tertentu.

PERCOBAAN VII UJI KHEMIS SALIVA DAN AKTIVITAS ENZIM AMILASE




VII.1 PENDAHULUAN

            Enzim merupakan hal penting yang mendasar dalam beberapa reaksi kimia yang berlangsung pada organisme hidup. Ketika terjadi proses pencernaan, enzim dihasilkan di dalam mulut, perut, dan usus untuk mengkatalisis atau mempercepat reaksi yang menghasilkan pemecahan sejumlah besar molekul-molekul makanan menjadi molekul yang kecil.
            Sebagai contoh:
Salivary amylase           : pati à maltose (disakarida)
Gastric pepsin               : protein à peptide yang lebih kecil
Pankreatik kimotripsin   : protein à peptide yang lebih kecil
Pankreatik lipase           : lemak à asam lemak
            Enzim adalah molekul protein. Molekul yang dipecah oleh enzim disebut dengan substrat. Beberapa kondisi dapat mengganggu bahkan menghancurkan molekul protein yang juga akan mengganggu dan merusak aktivitas enzim.
            Laju reaksi atau aktivitas enzim bisa diubah. Cara efektif yang dapat dilakukan untuk merubah aktivitas enzim adalah dengan mengubah konsentrasi substrat, produk, atau enzim. Hubungan antara substrat, enzim dan produk adalah:

PERCOBAAN VI ANALISA KUANTITATIF TERHADAP LIPIDA



VI.1 PENDAHULUAN
            Lemak atau gliserida asam lemak pendek dapat larut dalam air, sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak larut. Alkohol panas adalah pelarut lemak yang baik.
            Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol. Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa, atau enzim tertentu. Proses hidrolisis yang menggunakan basa menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Oleh karena itu, proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses penyabunan. Jumlah mol basa yang digunakan dalam proses penyabunan tergantung pada jumlah mol asam lemak. Untuk lemak dengan berat tertentu, jumlah mol asam lemak tergantung dari panjang rantai karbon pada asam lemak tersebut.
            Apabila rantai karbon itu pendek, maka jumlah mol asam lemak besar, sebaliknya apabila rantai karbon itu panjang, jumlah mol asam lemak kecil. Jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak disebut Bilangan Penyabunan.
            Besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut. Makin kecil berat molekul lemak, makin besar bilangan penyabunannya. 

VI.2 PERCOBAAN
Alat:
1.    Labu erlenmeyer 250 ml
2.    Buret
3.    Gelas ukur 50 ml
4.    Pipet tetes
5.    Penangas air

Bahan:
1.    Lemak Sapi
2.    Larutan NaOH dalam alkohol 0,5 N
3.    Larutan HCl 0,5 N
4.    Larutan indikator metil merah

Prosedur:
1.    Titrasi Lemak
a.     Siapkan 5 gram lemak Sapi dalam labu erlenmeyer 250 ml
b.    Tambahkan 50 ml NaOH dalam alkohol 0,5 N
c.     Refluks campuran selama ± 30 menit dihitung dari mulai mendidih
d.    Tambahkan indikator metil merah
e.     Titrasi campuran dengan HCl 0,5 N sampai campuran tidak berwarna

2.    Titrasi Larutan Blanko
a.     Siapkan 50 ml NaOH dalam alkohol 0,5 N dalam labu erlenmeyer
b.    Refluks selama ± 30 menit
c.     Tambahkan indikator metil merah
d.    Titrasi dengan HCl 0,5 N sampai larutan netral

Tugas
Tentukan bilangan penyabunan dari lemak yang digunakan


   * SAMPEL YANG HARUS DIBAWA*

Kelompok 1 Margarin Simas 200g
Kelompok 2 Margarin Blueband 200g
Kelompok 3 Margarin kiloan 250g
Kelompok 4 Minyak Bimoli 250g
Kelompok 5 Minyak Fortune 250g
Kelompok 6 Minyak Curah 250g

PERCOBAAN V ANALISA KUALITATIF TERHADAP LIPIDA


V.1 PENDAHULUAN
            Lipid terdiri dari lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak. Sifat-sifat fisika lipid diantaranya tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik atau sering disebut “pelarut lemak”; ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya; mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup. Lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alkohol panas, eter, atau pelarut lemak yang lain.
            Bloor membagi lipid kedalam tiga golongan besar, yaitu lipid sederhana yang merupakan ester asam lemak dengan berbagai alkohol (contohnya gliserida dan lilin), lipid gabungan yang merupakan ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan (contohnya fosfolipid), dan derivat lipid yang merupakan senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid (contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol). Berdasarkan sifat kimianya, lipid dibagi dalam dua golongan, yaitu lipid yang dapat disabunkan (yang dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak) dan lipid yang tidak dapat disabunkan (contohnya steroid).
            Lemak dapat terhidrolisis oleh enzim. Lemak yang kita makan akan terhodrolisis oleh enzim lipase yang terdapat dalam cairan pankreas dan terjadi dalam usus halus. Proses penyabunan lemak atau minyak berlangsung pada pembuatan sabun dalam industri. Baik sabun maupun gliserol yang dihasilkan dapat larut dalam air. Untuk memperoleh sabun ditambahkan garam NaCl ke dalam larutan tersebut. Cara ini disebut penggaraman (salting out).
           

PERCOBAAN IV ANALISA KUANTITATIF TERHADAP PROTEIN DAN ASAM AMINO


Tujuan :
Menentukan kadar protein suatu bahan pangan dengan metode titrasi formol.

Prinsip :
Dengan proses netralisasi dan penambahan asam oksalat jenuh, maka penambahan formalin dapat menyebabkan terbentuknya gugusan dimetinol. Sehingga gugusan amino sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi gugusan karboksil (asam) dengan NaOH (basa), sehingga jumlah NaOH yang dipakai setara dengan persentase protein susu.

Alat : 
- erlenmeyer 250 mL
- gelas ukur 50 mL
- pipet ukur 10 mL dan 5 mL
- timbangan elektronik
- beaker glass 500 mL
- labu ukur 100 mL
- buret 50 mL 
- statif    
- corong

Bahan :
- Aquades   
- indikator pp 1 %
- larutan K-oksalat jenuh 
- larutan formaldehid 40 %
- larutan NaOH 0,1 N
- sampel susu
Prosedur Kerja :
1.    Ambil 10 ml larutan sampel (larutan protein) dan masukkan ke dalam erlenmeyer.
2.    Tambahkan 20 ml aquades, 0,4 ml larutan K-oksalat jenuh dan 1 ml indikator pp 1%.
3.    Homogenkan, lalu  diamkan 2 menit.
4.    Untuk sampel padat, timbang 10 gram sampel yang sudah dihaluskan, kemudian encerkan menjadi 100 ml dengan labu ukur 100 ml, selanjutnya disaring dengan kertas saring. Filtrat merupakan larutan protein.
5.    Titrasilah larutan sampel tersebut dengan larutan NaOH 0,1 N sampai berwarna merah jambu (pink). Catat banyaknya larutan NaOH 0,1 N yang digunakan untuk titrasi (titrasi pertama).
6.    Setelah warna tercapai, tambahkan 2 ml larutan formaldehid 40 % dan titrasilah kembali dengan larutan NaOH 0,1 N sampai berwarna merah jambu (pink) lagi. Catat banyaknya larutan NaOH 0,1 N yang digunakan untuk titrasi (titrasi kedua).
7.    Buatlah titrasi blanko yang terdiri dari 20 ml aquades + 0,4 ml larutan K-oksalat jenuh + 1 ml indikator pp 1 % + 2 ml larutan formaldehid 40 %. Titrasilah dengan larutan NaOH 0,1 N sampai berwarna merah jambu (pink).
8.    Larutan terkoreksi adalah titrasi kedua dikurangi titrasi blanko merupakan titrasi formol. Untuk mengetahui % protein, harus dibuat percobaan serupa dengan menggunakan larutan yang telah diketahui kadar proteinnya (dengan metode Kjieldahl).
Misal : pada susu digunakan faktor konversi = 1,83
  % protein susu       = 1,83 x ml titrasi formol
  % kasein              = 1,63 x ml titrasi formol

Perhitungan :  


Keterangan :
a = titrasi formol   fp = faktor pengenceran
b = berat sampel (g)  fk = faktor konversi


IV.3 TUGAS PENDAHULUAN

1.    Jelaskan prinsip dari analisa kuantitatif protein dan asam amino di bawah ini:
a.     Metode Lowry
b.    Metode Folin Ciocalteu
2.    Bagaimana cara mengidentifikasi keberadaan asam nukleat dalam protein?


* SAMPEL YANG HARUS DIBAWA*
Kelompok 1. (Susu bendera kemasan 1 kotak kecil rasa original/putih)
Kelompok 2. (Susu murni 200 mL)
Kelompok 3. (Susu bearbrand kemasan 1 kaleng kecil rasa original)
Kelompok 4. (Susu indomilk kemasan 1 kotak kecil rasa original/putih)
Kelompok 5. (Susu Real Good 1 kotak kecil rasa original/putih)
Kelompok 6. (Susu  Ultra  1 kotak kecil rasa original/putih)

PERCOBAAN III ANALISA KUALITATIF TERHADAP PROTEIN DAN ASAM AMINO


III.1 PENDAHULUAN
            Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi antara 5000 sampai jutaan dan merupakan komponen utama dalam semua sel hidup. Protein berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur sel, protein aktif atau enzim yang berperan sebagai katalis segala proses biokimia dalam sel, pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh (hemoglobin), dan antigen yang berperan melawan bakteri penyakit.
            Ciri utama molekul protein yaitu berat molekulnya besar, umumnya terdiri atas 20 macam asam amino, terdapatnya ikatan kimia lain (ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion), strukturnya tidak stabil terhadap pH, radiasi, temperatur, medium pelarut organik, deterjen, dan umumnya reaktif dan sangat spesifik.
            Ada empat tingkat struktur dasar protein, yaitu struktur primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Ditinjau dari strukturnya protein dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu golongan protein sederhana dan protein gabungan.

PERCOBAAN II ANALISA KUANTITATIF TERHADAP KARBOHIDRAT


II.1 PENDAHULUAN
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menentukan banyaknya karbohidrat dalam suatu bahan. Secara kuantitatif, banyaknya karbohidrat dalam suatu bahan dapat ditentukan dengan cara kimiawi, cara fisik, cara enzimatik atau biokimiawi, dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat yang termasuk polisakarida maupun oligosakarida memerlukan perlakuan pendahuluan, yaitu hidrolisa lebih dahulu sehingga diperoleh monosakarida. Untuk keperluan ini maka bahan dihidrolisa dengan asam atau enzim pada suatu keadaan yang tertentu.
Secara kimiawi, dapat dilakukan metoda oksidasi dengan kupri yang didasarkan pada peristiwa tereduksinya kupri oksida menjadi kupro oksida karena adanya gula reduksi. Penentuan gula reduksi dalam larutan yang sering digunakan adalah cara Luff Schoorl; dengan menentukan kuprioksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan sample gula reduksi (titrasi sample), cara Munson-Walker; dengan menentukan banyaknya kuprooksida yang terbentuk dengan cara penimbangan atau dengan melarutkan kembali dengan asam nitrat kemudian menitrasi dengan tiosulfat, dan cara Lane-Eynon; dengan cara menitrasi reagen Soxhlet (larutan CuSO4, K-Na-Tartrat) dengan larutan gula yang diselidiki. Selain itu, secara kimiawi dapat juga dilakukan dengan metoda oksidasi dengan larutan ferrisianida alkalis dan metoda iodometri.
Cara enzimatis dapat digunakan untuk tujuan penentuan gula tertentu yang ada dalam suatu campuran berbagai macam gula, misalnya dalam penentuan glukosa dan fruktosa digunakan bantuan enzim heksokinase (HK) dan Adenosin-5-trifosfat (ATP) yang dapat memfosforilasi glukosa dan fruktosa menjadi glukosa-6-fosfat (G6P) dan fruktosa-6-fosfat (F6P).
Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi adalah dengan mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu campuran. Isolasi karbohidrat ini berdasarkan prinsip pemisahan suatu campuran berdasarkan atas perbedaan distribusi rationya pada fase tetap dengan fase bergerak. Sedangkan cara Optik (fisis) dilakukan dengan menentukan indeks biasnya menggunakan refraktometer

II.2 PERCOBAAN
Alat:
1.    Labu takar 50 ml
2.    Pipet tetes
3.    gelas ukur 20 ml
4.    Buret
5.    Labu erlenmeyer 250 ml
6.    Penangas air
7.    Batu didih

Bahan:
1.    Jagung
2.    Larutan CuSO4.5H2O
3.    Larutan HCl 25%
4.    Larutan Na2S2O3
5.    Larutan H2SO4
6.    Larutan KI
7.    Larutan NaOH 30%
8.    Luff school
9.    KIO3
10.  kertas saring

Prosedur:
1.    Perlakuan Awal Sample
a.     Gerus 2 gram jagung dan saring dengan kertas saring
b.    Encerkan filtrat yang diperoleh dengan aquades pada labu takar sampai volume 50 ml
c.     Siapkan 10 ml filtrat dalam labu erlenmeyer
d.    Tambahkan 20 ml aquades, 4 ml HCl 25% (aq) dan batu didih
e.     Panaskan campuran tersebut dalam penangas air selama 1 jam
f.      Setelah dingin, netralkan campuran dengan menambahkan NaOH 30%
g.    Tambahkan 10 ml luff schoorl
h.    Pindahkan campuran ke dalam labu takar dan encerkan sampai volume 50 ml

2.    Analisis Kuantitatif Sample
a.     Siapkan 25 ml sample dalam labu erlenmeyer
b.    Tambahkan 4 ml KI (aq), 6 ml H2SO4 6N (aq) dan 5 tetes amilum
c.     Titrasi campuran tersebut dengan Na2S2O3 (aq) 0,1 N

3.    Standarisasi larutan Na2S2O3
Pembuatan larutan standar KIO3
Buatlah larutan standar KIO3 0,5 N sebanyak 100 mL

Untuk Sample
a.   Siapkan 10 mL sample dalam labu Erlenmeyer
b.   Tambahkan 10 mL luff schoorl
c.   Encerkan campuran dengan aquades sampai volume larutan 200 mL
d.   Ambil 10 mL larutan campuran, kemudian panaskan
e.   Tambahkan 1 gram KI
f.    Tambahkan 10 mL aquades
g.   Tambahkan 10 mL KIO3
h.   Tambahkan 5 mL HCl
i.    Titrasi campuran dengan Na2S2O3
j.    Tambahkan amilum ke dalam campuran
k.   Titrasi kembali dengan Na2S2O3

Tugas
1.      Hitung selisih banyaknya titrasi blanko dan titrasi sample!
2.      Tentukan jumlah gula reduksi dengan cara mengkonsultasikan hasil dengan Tabel 1 yang menggambarkan hubungan antara banyaknya Na-tiosulfat dengan banyaknya gula reduksi!

Pertanyaan
Bagaimana reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat dengan cara Luff Schoorl? (Tentukan juga dengan cara menuliskan persamaan reaksi yang terjadi!)


Tabel 1. Penentuan glukosa, fruktosa, dan gula invert dalam suatu bahan **)

mL 0,1 N Thio *)
Glukosa, fruktosa, gula invert
mg C6H12O6
mL 0,1 N Thio *)
Glukosa, fruktosa, gula invert
mg C6H12O6




1
2.4
2.4
13
33.0
2.7
2
4.8
2.4
14
25.7
2.8
3
7.2
2.5
15
38.5
2.8
4
9.7
2.5
16
38.5
2.9
5
12.2
2.5
17
44.2
2.9
6
14.7
2.5
18
47.1
2.9
7
17.2
2.6
19
50.0
3.0
8
19.8
2.6
20
53.0
3.0
9
22.4
2.6
21
56.0
3.1
10
25.0
2.6
22
59.1
3.1
11
27.0
2.7
23
62.2
-
12
30.3
2.7
24
-
-
*) mL 0,1 N Thio = titrasi blanko – titrasi sample
**) Analisa dengan metoda Luff Schoorl

*SAMPEL YANG HARUS DIBAWA*
Kelompok 1. (Jagung mentah 1 buah)
Kelompok 2. (Jagung Rebus 1 buah)
Kelompok 3. (Kentang Parut mentah 100 g)
Kelompok 4. (Kentang Rebus 100 g)
Kelompok 5. (Ubi Jalar parut mentah 1 buah)
Kelompok 6. (Ubi Jalar rebus 1 buah)

NB: Semua kelompok membawa pisau & kain strimin/saringan teh.









Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Catatan Informatika