Sunday, 16 September 2012

PERCOBAAN II ANALISA KUANTITATIF TERHADAP KARBOHIDRAT


II.1 PENDAHULUAN
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menentukan banyaknya karbohidrat dalam suatu bahan. Secara kuantitatif, banyaknya karbohidrat dalam suatu bahan dapat ditentukan dengan cara kimiawi, cara fisik, cara enzimatik atau biokimiawi, dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat yang termasuk polisakarida maupun oligosakarida memerlukan perlakuan pendahuluan, yaitu hidrolisa lebih dahulu sehingga diperoleh monosakarida. Untuk keperluan ini maka bahan dihidrolisa dengan asam atau enzim pada suatu keadaan yang tertentu.
Secara kimiawi, dapat dilakukan metoda oksidasi dengan kupri yang didasarkan pada peristiwa tereduksinya kupri oksida menjadi kupro oksida karena adanya gula reduksi. Penentuan gula reduksi dalam larutan yang sering digunakan adalah cara Luff Schoorl; dengan menentukan kuprioksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan sample gula reduksi (titrasi sample), cara Munson-Walker; dengan menentukan banyaknya kuprooksida yang terbentuk dengan cara penimbangan atau dengan melarutkan kembali dengan asam nitrat kemudian menitrasi dengan tiosulfat, dan cara Lane-Eynon; dengan cara menitrasi reagen Soxhlet (larutan CuSO4, K-Na-Tartrat) dengan larutan gula yang diselidiki. Selain itu, secara kimiawi dapat juga dilakukan dengan metoda oksidasi dengan larutan ferrisianida alkalis dan metoda iodometri.
Cara enzimatis dapat digunakan untuk tujuan penentuan gula tertentu yang ada dalam suatu campuran berbagai macam gula, misalnya dalam penentuan glukosa dan fruktosa digunakan bantuan enzim heksokinase (HK) dan Adenosin-5-trifosfat (ATP) yang dapat memfosforilasi glukosa dan fruktosa menjadi glukosa-6-fosfat (G6P) dan fruktosa-6-fosfat (F6P).
Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi adalah dengan mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu campuran. Isolasi karbohidrat ini berdasarkan prinsip pemisahan suatu campuran berdasarkan atas perbedaan distribusi rationya pada fase tetap dengan fase bergerak. Sedangkan cara Optik (fisis) dilakukan dengan menentukan indeks biasnya menggunakan refraktometer

II.2 PERCOBAAN
Alat:
1.    Labu takar 50 ml
2.    Pipet tetes
3.    gelas ukur 20 ml
4.    Buret
5.    Labu erlenmeyer 250 ml
6.    Penangas air
7.    Batu didih

Bahan:
1.    Jagung
2.    Larutan CuSO4.5H2O
3.    Larutan HCl 25%
4.    Larutan Na2S2O3
5.    Larutan H2SO4
6.    Larutan KI
7.    Larutan NaOH 30%
8.    Luff school
9.    KIO3
10.  kertas saring

Prosedur:
1.    Perlakuan Awal Sample
a.     Gerus 2 gram jagung dan saring dengan kertas saring
b.    Encerkan filtrat yang diperoleh dengan aquades pada labu takar sampai volume 50 ml
c.     Siapkan 10 ml filtrat dalam labu erlenmeyer
d.    Tambahkan 20 ml aquades, 4 ml HCl 25% (aq) dan batu didih
e.     Panaskan campuran tersebut dalam penangas air selama 1 jam
f.      Setelah dingin, netralkan campuran dengan menambahkan NaOH 30%
g.    Tambahkan 10 ml luff schoorl
h.    Pindahkan campuran ke dalam labu takar dan encerkan sampai volume 50 ml

2.    Analisis Kuantitatif Sample
a.     Siapkan 25 ml sample dalam labu erlenmeyer
b.    Tambahkan 4 ml KI (aq), 6 ml H2SO4 6N (aq) dan 5 tetes amilum
c.     Titrasi campuran tersebut dengan Na2S2O3 (aq) 0,1 N

3.    Standarisasi larutan Na2S2O3
Pembuatan larutan standar KIO3
Buatlah larutan standar KIO3 0,5 N sebanyak 100 mL

Untuk Sample
a.   Siapkan 10 mL sample dalam labu Erlenmeyer
b.   Tambahkan 10 mL luff schoorl
c.   Encerkan campuran dengan aquades sampai volume larutan 200 mL
d.   Ambil 10 mL larutan campuran, kemudian panaskan
e.   Tambahkan 1 gram KI
f.    Tambahkan 10 mL aquades
g.   Tambahkan 10 mL KIO3
h.   Tambahkan 5 mL HCl
i.    Titrasi campuran dengan Na2S2O3
j.    Tambahkan amilum ke dalam campuran
k.   Titrasi kembali dengan Na2S2O3

Tugas
1.      Hitung selisih banyaknya titrasi blanko dan titrasi sample!
2.      Tentukan jumlah gula reduksi dengan cara mengkonsultasikan hasil dengan Tabel 1 yang menggambarkan hubungan antara banyaknya Na-tiosulfat dengan banyaknya gula reduksi!

Pertanyaan
Bagaimana reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat dengan cara Luff Schoorl? (Tentukan juga dengan cara menuliskan persamaan reaksi yang terjadi!)


Tabel 1. Penentuan glukosa, fruktosa, dan gula invert dalam suatu bahan **)

mL 0,1 N Thio *)
Glukosa, fruktosa, gula invert
mg C6H12O6
mL 0,1 N Thio *)
Glukosa, fruktosa, gula invert
mg C6H12O6




1
2.4
2.4
13
33.0
2.7
2
4.8
2.4
14
25.7
2.8
3
7.2
2.5
15
38.5
2.8
4
9.7
2.5
16
38.5
2.9
5
12.2
2.5
17
44.2
2.9
6
14.7
2.5
18
47.1
2.9
7
17.2
2.6
19
50.0
3.0
8
19.8
2.6
20
53.0
3.0
9
22.4
2.6
21
56.0
3.1
10
25.0
2.6
22
59.1
3.1
11
27.0
2.7
23
62.2
-
12
30.3
2.7
24
-
-
*) mL 0,1 N Thio = titrasi blanko – titrasi sample
**) Analisa dengan metoda Luff Schoorl

*SAMPEL YANG HARUS DIBAWA*
Kelompok 1. (Jagung mentah 1 buah)
Kelompok 2. (Jagung Rebus 1 buah)
Kelompok 3. (Kentang Parut mentah 100 g)
Kelompok 4. (Kentang Rebus 100 g)
Kelompok 5. (Ubi Jalar parut mentah 1 buah)
Kelompok 6. (Ubi Jalar rebus 1 buah)

NB: Semua kelompok membawa pisau & kain strimin/saringan teh.









0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Catatan Informatika