II.1
PENDAHULUAN
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menentukan
banyaknya karbohidrat dalam suatu bahan. Secara kuantitatif, banyaknya
karbohidrat dalam suatu bahan dapat ditentukan dengan cara kimiawi, cara fisik,
cara enzimatik atau biokimiawi, dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat
yang termasuk polisakarida maupun oligosakarida memerlukan perlakuan
pendahuluan, yaitu hidrolisa lebih dahulu sehingga diperoleh monosakarida.
Untuk keperluan ini maka bahan dihidrolisa dengan asam atau enzim pada suatu
keadaan yang tertentu.
Secara kimiawi, dapat dilakukan metoda oksidasi dengan
kupri yang didasarkan pada peristiwa tereduksinya kupri oksida menjadi kupro
oksida karena adanya gula reduksi. Penentuan gula reduksi dalam larutan yang
sering digunakan adalah cara Luff Schoorl; dengan menentukan kuprioksida dalam
larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah
direaksikan dengan sample gula reduksi (titrasi sample), cara Munson-Walker;
dengan menentukan banyaknya kuprooksida yang terbentuk dengan cara penimbangan
atau dengan melarutkan kembali dengan asam nitrat kemudian menitrasi dengan
tiosulfat, dan cara Lane-Eynon; dengan cara menitrasi reagen Soxhlet (larutan
CuSO4, K-Na-Tartrat) dengan larutan gula yang diselidiki. Selain
itu, secara kimiawi dapat juga dilakukan dengan metoda oksidasi dengan larutan
ferrisianida alkalis dan metoda iodometri.
Cara enzimatis dapat digunakan untuk tujuan penentuan
gula tertentu yang ada dalam suatu campuran berbagai macam gula, misalnya dalam
penentuan glukosa dan fruktosa digunakan bantuan enzim heksokinase (HK) dan
Adenosin-5-trifosfat (ATP) yang dapat memfosforilasi glukosa dan fruktosa
menjadi glukosa-6-fosfat (G6P) dan fruktosa-6-fosfat (F6P).
Penentuan karbohidrat dengan cara kromatografi adalah
dengan mengisolasi dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu campuran.
Isolasi karbohidrat ini berdasarkan prinsip pemisahan suatu campuran
berdasarkan atas perbedaan distribusi rationya pada fase tetap dengan fase
bergerak. Sedangkan cara Optik (fisis) dilakukan dengan menentukan indeks
biasnya menggunakan refraktometer
II.2
PERCOBAAN
Alat:
1.
Labu takar 50 ml
2.
Pipet tetes
3.
gelas ukur 20 ml
4.
Buret
5.
Labu erlenmeyer
250 ml
6.
Penangas air
7.
Batu didih
Bahan:
1.
Jagung
2.
Larutan CuSO4.5H2O
3.
Larutan HCl 25%
4.
Larutan Na2S2O3
5.
Larutan H2SO4
6.
Larutan KI
7.
Larutan NaOH 30%
8.
Luff school
9.
KIO3
10.
kertas saring
Prosedur:
1.
Perlakuan Awal Sample
a.
Gerus 2 gram
jagung dan saring dengan kertas saring
b.
Encerkan filtrat
yang diperoleh dengan aquades pada labu takar sampai volume 50 ml
c.
Siapkan 10 ml
filtrat dalam labu erlenmeyer
d.
Tambahkan 20 ml
aquades, 4 ml HCl 25% (aq) dan batu didih
e.
Panaskan campuran
tersebut dalam penangas air selama 1 jam
f.
Setelah dingin,
netralkan campuran dengan menambahkan NaOH 30%
g.
Tambahkan 10 ml
luff schoorl
h.
Pindahkan
campuran ke dalam labu takar dan encerkan sampai volume 50 ml
2.
Analisis Kuantitatif Sample
a.
Siapkan 25 ml
sample dalam labu erlenmeyer
b.
Tambahkan 4 ml KI
(aq), 6 ml H2SO4 6N (aq) dan 5 tetes amilum
c.
Titrasi campuran
tersebut dengan Na2S2O3 (aq) 0,1 N
3.
Standarisasi larutan Na2S2O3
Pembuatan larutan standar KIO3
Buatlah larutan standar KIO3 0,5 N sebanyak
100 mL
Untuk Sample
a.
Siapkan 10 mL
sample dalam labu Erlenmeyer
b.
Tambahkan 10 mL
luff schoorl
c.
Encerkan campuran
dengan aquades sampai volume larutan 200 mL
d.
Ambil 10 mL
larutan campuran, kemudian panaskan
e.
Tambahkan 1 gram
KI
f.
Tambahkan 10 mL
aquades
g.
Tambahkan 10 mL
KIO3
h.
Tambahkan 5 mL
HCl
i.
Titrasi campuran
dengan Na2S2O3
j.
Tambahkan amilum
ke dalam campuran
k.
Titrasi kembali
dengan Na2S2O3
Tugas
1.
Hitung selisih
banyaknya titrasi blanko dan titrasi sample!
2.
Tentukan jumlah
gula reduksi dengan cara mengkonsultasikan hasil dengan Tabel 1 yang
menggambarkan hubungan antara banyaknya Na-tiosulfat dengan banyaknya gula
reduksi!
Pertanyaan
Bagaimana reaksi yang terjadi selama penentuan
karbohidrat dengan cara Luff Schoorl? (Tentukan juga dengan cara menuliskan
persamaan reaksi yang terjadi!)
Tabel
1. Penentuan glukosa, fruktosa, dan gula invert dalam suatu bahan **)
mL
0,1 N Thio *)
|
Glukosa,
fruktosa, gula invert
mg
C6H12O6
|
mL
0,1 N Thio *)
|
Glukosa,
fruktosa, gula invert
mg
C6H12O6
|
||
∆
|
∆
|
||||
1
|
2.4
|
2.4
|
13
|
33.0
|
2.7
|
2
|
4.8
|
2.4
|
14
|
25.7
|
2.8
|
3
|
7.2
|
2.5
|
15
|
38.5
|
2.8
|
4
|
9.7
|
2.5
|
16
|
38.5
|
2.9
|
5
|
12.2
|
2.5
|
17
|
44.2
|
2.9
|
6
|
14.7
|
2.5
|
18
|
47.1
|
2.9
|
7
|
17.2
|
2.6
|
19
|
50.0
|
3.0
|
8
|
19.8
|
2.6
|
20
|
53.0
|
3.0
|
9
|
22.4
|
2.6
|
21
|
56.0
|
3.1
|
10
|
25.0
|
2.6
|
22
|
59.1
|
3.1
|
11
|
27.0
|
2.7
|
23
|
62.2
|
-
|
12
|
30.3
|
2.7
|
24
|
-
|
-
|
*) mL
0,1 N Thio = titrasi blanko – titrasi sample
**)
Analisa dengan metoda Luff Schoorl
*SAMPEL YANG HARUS DIBAWA*
Kelompok 1. (Jagung mentah 1 buah)
Kelompok 1. (Jagung mentah 1 buah)
Kelompok 2. (Jagung Rebus 1 buah)
Kelompok 3. (Kentang Parut mentah 100 g)
Kelompok 4. (Kentang Rebus 100 g)
Kelompok 5. (Ubi Jalar parut mentah 1 buah)
Kelompok 6. (Ubi Jalar rebus 1 buah)
NB: Semua kelompok membawa pisau & kain strimin/saringan teh.
Kelompok 3. (Kentang Parut mentah 100 g)
Kelompok 4. (Kentang Rebus 100 g)
Kelompok 5. (Ubi Jalar parut mentah 1 buah)
Kelompok 6. (Ubi Jalar rebus 1 buah)
NB: Semua kelompok membawa pisau & kain strimin/saringan teh.
0 komentar:
Post a Comment