A. Tujuan
praktikum
Mampu
melakukan sterilisasi peralatan dan medium yang sering digunakan dalam
praktikum mikrobiologi.
B. Dasar
Teori
Sterilisasi
yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk
kehidupan. Sterilisasi persiapan (dan berlindung dari
kontaminasi) dari kultur media mikroorganisme dan menerapkan prinsip kerja
dalam memanipulasi kultur murni.(R.Y. Stanier, 1976)
Praktikum
di laboratorium dapat melibatkan penggunaan mikroorganisme yang berbahaya.
Fasilitas bisa dibangun untuk meminimalkan resiko bagi para peneliti yang
sedang melakukan praktikun terhadap organism tertentu, seperti asap kerudung,
sarung kotak-kotak dan keadaan khusus, seluruh kamar/ ruangan yang dirancang
supaya mengandung mikroba. Disamping kultur/ media mikroorganisme, apapun yang
berkaitan dengan organism harus dibuang dengan hati-hati seperti : jarum suntik, kandang hewan, mikroskop
slide, alat ukur, dan pipet. Cara untuk mengatasinya adalah dengan sterilisasi
dengan menggunakan Autoclave, dan pembakaran pada suhu tinggi(di oven).(http://www.e-notes.com,
30/10/09)
Sterilisasi yang benar-benar adalah
menghilangkan semua bentuk kehidupan mikroba. Metodenya adalah Autoclave,
flaming, mendidih, pemutih, menggosok alcohol, kimia, dan piercing di lapangan.
Autoclave Umumnya dianggap sebagai satu-satunya bentuk sterilisasi yangs sesuai
untuk sebuah tempat modifikasi tubuh, meskipun beberapa volume rendah studio
dapat menggunakan sterilisasi kimia. Sterilisasi autoclave melalui kombinasi
tekanan dan panas. Meskipun dalam prosesnya membutuhkan waktu yang lumayan
lama.(http://www.wikimedia.com,
30/10/09)
autoklave biasanya
menggunakan uap dipanaskan sampai 121 ° C atau 134 ° C. Untuk mencapai sterilitas, holding
waktu paling lama 15 menit pada 121 ° C atau 3 menit pada 134 ° C .(http://www.wikipedia.com, 30/10/09)
Pada prinsipnya
sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik, dan
kimiawi. (Fediaz,1992)
Ø
Sterilisasi secar mekanik (filtrasi) manggunakan
suatu jaringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron )
sehingga mikroba tertahan pada jaring tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi
sehingga bahan yang peka panas, misalnya enzim dan antibiotik.
Ø
Sterilisasi secar fisik yang dilakukan dengan
pemansan dan penyinaran (Ferdiaz,1992)
a) Pemanasan
Pemijaran
dengan api langsung : membakar alat pada api secara langsung. Contoh alat: jarum
oose, inokulum, pinset, batang L.
Panas kering
:pemanasan dengan kira-kira suhu 60-180 derajat selcius. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca. Misalnya: erlenmeyer, tabung
reaksi, dll.
Uap air panas
: konsep ini bahannya lebih banyak mengandung air menggunakan metoe ini supaya
tidak terjadi dehidrasi.
Uap air panas
bertekanan : menggunakan autoclave.
b) penyinaran
dengan UV
sinar ultra
violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh
mikroba yang menempel pada permukaan interior safety cabinet dengan lampu UV.
Sterilisasi
secara kimiawi biasanya menggunakan senyaw desinfektan antara lain alkohol.
1. sterilisasi
secar mekanik
yaitu filtrasi
/penyaringan adalah proses sterilisasi yang dilakukan pada suhu kamar,
sterilisasi dengan penyaringan digunakan untuk bahan yang peka terhadap panas,
misalnya: serum, urea, dan enzim.(lay dan hastowo,2002)
Dengan cara
penyaringan larutan atau suspensi
dibebaskan dari semua organisme hidup dengan cara melakukammua lewat saringan
dengan ukuran yang lebih besar di wadah yang steril.(hadioetomo,1985)
2. sterilisasi
secara fisik
sterilisasi
secara fisik dapat dilakukan dengan cara pemanasan dan penyinaran.
a) pemanasan
basah
pemanasan basah
adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan
basah biasanya dilakukan dengan di dalam autoklaf atau sterilisasi uap yang
mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh
bertekanan pada suhu 121 derajat celcius selama 15 menit.(hadioetomo,1985)
cara pemanasan
basah dapat membunuh jasad renik atau mokroorganisme , terutama karena panas
basah dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim di dalam
sel.(ferdiaz,1992)
b) pemanasan
kering
apabila
dibandingkan dengan pemanasan basah,
pemanasan kering kurang efisien dan membutuhkan suhu yang lebih tinggi. Hal ini
disebabkan karen a tanpa kemlambaban maka tidak ada yang panas inten
.(hadioetomo,1985)
keuntungan dari
pemanasan kering adalah tidak adanya uap air
yang membasahi bahan atau alat yang disterilkan .(lay dan hastowo, 1992)
c) pemanasan
bertahap
pemanasan
bertahap dilakukan apabila media atau bahan kimia tahan terhadap uap 100
derajat celcius.(laya dan hastowo,1992)
d) perebusan
perebusan
adalah pemanasan di dalam air mendidih atau uap air pada suhu 100 derajat
selsius selama beberapa menit (ferdiaz, 1992)
e) radiasi
ionisasi
adalah radiasi
yang mengandung energi jauh lebih tinggi
daipada sinar UV . oleh karena itu, memepunyai daya desinfektan yang lebih
kuat. Salah satu contoh radiasi ionisasi adalah sinar gamma yang dipancarkan
dari kobalt-10 radiasi dengan sinar gamma dapat menebabkan ion bersifat
hiperaktif.(laya dan hastowo, 1992)
f) radiasi
secara ultraviolet
sinar UV dengan
panjang gelombang yang pendek memiliki daya antimikrobial yang sangat kuat.
Kerusakan tersebut dapat diperbaiki bila disinari dengan berkas yang mempunyai
gelombang yang lebih panjang.(lay dan hastowo, 1985)
3. sterilisasi
secara kimiawi
sterilisasi
secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain
alkohol.(lay dan hastowo, 1992)
bahan yang menjadi rusak bila
disterilkan pada suhu yang tinggi dapat secar kimiawi dengan menggunakan gas.
Bahan kimia yang sering digunakan
antara lain:
-
alkohol
-
klor
-
yodium
-
formaldehida 8%
-
gas etilen oksida
4. sterilisasi
basah
teknologi pengemasan aseptik untuk
minuman yang sensitif terhadap asam kini telah dikembangkan. Konsep aseptis ini
menggunakan larutan PPA (paraacetic acid) sebagai medium sterilisasi , isolator
mikrobial untuk pengendali lingkungan sistem aseptik ini digunakn dalam
industri minuman.
A. Alat
dan Bahan
No
|
Alat
|
Bahan
|
1
|
Autoclave
|
Kapas
|
2
|
Oven
|
Kertas
|
3
|
Tabung
reaksi
|
Karet
gelang
|
4
|
Cawan
petri
|
Kassa
|
5
|
Pengaduk
|
Deterjen
|
6
|
Jarum
oze
|
|
7
|
Elemeyer
|
|
D. CARA KERJA
|
E.
Pengamatan
Semua
alat yang ingin disterilkan disiapkan dengan baik dan dibagi rata tiap
kelompok, metode yang digunakan adalah menggunakan Autoclave dengan suhu
tertentu yaitu 121°C/1
atm. Alat dimasukan kedalam oven, oven yang disediakan ada dua yaitu oven
listrik dan oven biasa.
(a) (b)
(c)
Gambar1.
(a) pada saat alat yang ingin disterilkan dimasukkan dalam oven. (b) oven
listrik yang digunakan. (c) oven biasa yang harus dipanaskan dengan menggunakan
kompor.
Suhu
pada oven harus diatas suhu 100°C
dengan waktu sekitar 5-10 menit agar semua mikroorganisme didalamnya mati,
setelah 5-10 menit alat dikeluarkan ditutup dengan kapas dan kassa dan
dibungkus dengan kertas ditambah karet gelang, masukkan kedalam autoclave dan
autoclave dipanaskan dengan waktu 10 menit suhu optimumnya 121°C, buka-tutup jika
sampai batas suhu optimum, setelah 10 menit buka dengan catatan manometer
menunjukan angka nol agar tidak terjadi hal tidak yang diinginkan. Dan masukan
lagi alat-alat yang ingin disterilkan ke dalam oven dengan aturan yang sama
dengan aturan oven yang pertama kali dilakukan.
|
(a)
(b)
|
Gambar
2. (a) autoclave yang dipanaskan hingga suhu optimum 121°C selama 10 menit
dengan system buka-tutup.(b) suhu optimum 121°C
pada manometer yang mengeluarkan asap dari lubang pipa uap.
(a) (b)
Gambar
3. (a) cara pembukaan autoclave ketika
menometer menunjukan angka nol. (b) alat-alat steril dari autoclave yang sudah
steril.
Dengan
cara diatas bisa dikatakan alat-alat yang disterilkan sudah steril dan siap
digunakan lagi dalam penelitian-penelitian didalam laboratorium mikrobiologi.
F. Pembahasan
Dalam laboratorium mikrobiolgi terdapat banyak
sekali penelitian-penelitian yang menyangkut dengan mikroorganisme. Alat yang
digunakan pun dipakai berulang-ulang kali tak tahu apakah masih ada
mikroorganisme yang masih tersisa di alat-alat tersebut atau tidak, walaupun
sudah dicuci dengan anggapan bersih. Agar aman dari segala mikroorganisme maka
dikenal sterilisasi alat-alat bahan praktikum, caranya banyak salah satunya
yang paling umum digunakan yaitu dengan menggunakan Autoclave,
Prinsip cara kerja autoklaf
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam
alat & bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 1210C.
Untuk cara kerja penggunaan autoklaf telah disampaikan di depan. Suhu dan
tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi
memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara
panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 1210C dan
tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan
suhu 1210C atau 249,8 0F adalah karena air mendidih pada
suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada
ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 1000C,
sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan
tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu 1210C. Ingat
kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada
ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya
autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan
menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 1210C untuk mendidihkan air.
Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 1210C dan
tekanan 15 psi selama 15 menit.
Pada saat
sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap
air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara
dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan
udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai.,
maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur.
Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan
dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka
sebelum tekanan mencapai 0 psi.
Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan
sempurna dapat digunakan mikroba pengguji yang bersifat termofilik dan memiliki
endospora yaitu Bacillus stearothermophillus, lazimnya mikroba ini
tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore
strip ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses
sterilisai lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka
menunjukkan autoklaf telah bekerja dengan baik.
Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan
dengan autoklaf adalah :
- Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin,
antibiotik, dan enzim
- Paelarut organik, seperti fenol
- Buffer engan kandungan detergen, seperti SDS
Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan
(media menjadi coklat) dan hancurnya substrat dapat dilakukan pencegahan sbb :
- Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone)
atau senyawa fosfat
- Senyawa fosfat disterilkan terpisah dengan asam
amino (peptone) atau senyawa garam mineral lain.
- Senyawa garam mineral disterilkan terpisah dengan
agar
- Media yang memiliki pH > 7,5 jangan disterilkan
dengan autoklaf
- Jangan mensterilisasi larutan agar dengan pH <
6,0
Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari
total volumenya, sisa ruang dibirkan kosong. Jika mensterilkan media 1L yang
ditampung pada erlenmeyer 2L maka sterilisasi diatur dengan waktu 30 menit.
DAFTAR
PUSTAKA
Stainer,
R.Y. 1976.What is microbiologi?.france: institute Pasteur
h.adioctomo, RS.1993.Mikrobiologi dasar dalam
praktikum.Jakarta:gramedia.
Dwidjoseputro.P.1994.dasar-dasar
Mikrobiologi.Jakarta:Djambatan.
0 komentar:
Post a Comment