Wednesday 26 December 2012

kumpulan laporan mikrobiologi


I.                  Judul Praktikum : Penanaman Biakan

II.               Tujuan Praktikum
Mampu melakukan Penanaman biakan mikroorganisme pada medium baru.


III.           Pendahuluan
Penanaman biakan atau inokulasi adalah penanaman atau penumbuhan mikroba pada media tumbuh. Tujuan inokulasi adalah untuk memurnikan, mengidentifikasi, meremajakan dan menyimpan mikroba. (http://bahankuliahs1.wordpress.com/2009/10/03/inokulasi-dan-identifikasi-mikroba-2/03-10-2009)
Mikroorganisme dibiakan dilaboratorium pada bahan nutrien yang disebut medium. Banyak sekali medium yang tersedia macamnya yang dipakai bergantung kepada beberapa faktor, salah satunya adalah macam mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Bahan yang diinokulasikan pada medium ini disebut inokulum. Dengan menginokulasi medium agar nutrient (“nutrient agar”) dengan metode cawan gores atau cawan tuang, sel-sel itu akan terpisah sendiri, setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu itu memperbanyak diri sedemikian cepatnya sehingga didalam waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni ini tampak oleh mata bugil. Setiap koloni yang berlainan dapat mewakili macam organisme yang berbeda-beda, setiap koloni agaknya merupakan biakan murni satu macam mikroorganisme. Jika dua sel microba pada inokulum asal terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari masing masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak bersentuhan, jadi massa sel yang dapat diamati itu bukanlah suatu biakan murni.
Pada umumnya bakteri hanya mengenal satu macam pembiakan saja, yaitu secara aseksual atau vegetatif. Pembiakan itu berlangsung cepat, jika faktor-faktor luar menguntungkan. Pelaksanaan pembiakan yaitu dengan pembelahan diri atau divisio.
Pembelahan diri terdiri dari 3 fase, yaitu:
a. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus pada arah memanjang.
b. Sekat tersebut diikuti oleh suatu dinding melintang. Dinding melintang ini tidakselalu merupakan penyekat yang sempurna;ditengah-tengah sering ketinggalan suatu lubang kecil, dimana protoplasma kedua sel aru masih tetap berhubungan disebut plasmodesmida.
c. Fase terakhir adalah terpisahnya kedua sel. Ada bakteri yang segera berpisah, yaitu yang satuterlepas sama sekali daripada yang lain, setelah dinding melintan mneyekat secara sempurna. Bakteri semacam ini merupakan koloni yang merata, jika dipelihara pada medium padat. Sebaliknya, bakteri-bakteri yang dindingnya lebihkokoh itu tetap berandengan setelah pemelahan. Bakteri semacam ini merupakan koloni yang kasar permukaannya. (Hadioetomo)
·         Arah pembelahan
Pada golongan basil dan spiral, pembelahannya satujurusan saja. Dinding yang membai dua bakteri-bakteri itu tegak lurus pada poros dari ujun ke ujung.(Dwidjoseputro.1998)
Kebanyakan bakteri yang ada kaitannya dengan tubuh kita dan yangakan ditelaah dilaboratorium, hampir selalu bereproduksi dengan pembelahan biner melintang. Namun beberapa species dapat ereproduksi dengan proses tambahan termasuk produksi spora reproduktif, fragmentasipertumbuhan berfilamen, dengan masin-masing fragmen menghasilkan pertumbuhan dan penguncupan.
·         Pertumbuhan bakteri
Inokulum hampirselalu mengandung ribuan organisme
·         Membiakan bakteri dapat dilakukan dengan pengembangbiakan dalam media cawan petri. Pangembangbiakan dalan cawan ini ada beberapa mecode, yaitu :
1. Metode cawan gores (streak plate)
Prinsip metode ini, yaitu mendapatkan kolono yang benar- benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini di lakukan dengan membagi cawan ncub menjadi 3- 4bagian. Ose steril yang telah di siapkan, di letakan pada cawan berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3- 4kali membentuk garis horizontal disatu sisi cawn. Ose disterilkan lagi dengan api Bunsen, setelah kering ose tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawn ke dua.
Langkah ini di lanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores,. Pada metode ini, goresan di sisi pertama di harapkan kolom tumbuh padat dan berhimpit, sedangkan opada goresan sisi kedua, kolom mulai tampak jarang dan begitu pula selanjutnya, sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh terpisah denag koloni lain.Seluruh tahap hendaknya dilakukan secara aseptic agar tidak terjadi kontaminasi.
2. Metode cawan tuang (pour plate)
Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sumber isolate yang telah diketahui beratnya kedalam 9ml garam fisiologi (NaCl 0,85%) atau larutan buffer fosfat. Larutan ini berperan sebagai penyangga Ph agar sel bakteri tidak rusak akibat menurunnya Ph lingkungan. Pengeceran dapat dilakukan beberapa kali agar biakan yang didapatkan tidak perlu padat
atau memenuhi cawan ( biakan terlalu padat akan mengganggu pengamatan ). Sekitar1ml suspensi dituangkan kedalam cawan Petri steril, dilanjutkan dengan menuangkan medi penyubur ( nutrient agar) steril hangat (40- 500c) kemudian ditutup rapat dan di ketakan dalam incubator (370c) selama 1- 2 hari.
3. Metode cawan sebar (spread plate)
Pada metode cawan sebar 0,1ml supsensi bakteri yang telah diencerkan di sebar pada media penyubur steril yang telah di siapkan . Selanjutnya supsensi dalam cawan diratakan dengan batang dari galski agar koloni tumbuh merata pada media dalam cawan tersebut, kemudian diletakkan dalam ncubator (370C) selama 1-2 hari. Dengan metode ini, satu sel bakteri akan tumbuh dan berkembang menjadi satu koloni bakteri. Satu koloni bakteri yang terpisah dengan koloni lainnya dapat diamati tipe pertumbuhan pada masing-masing media, diantaranya dilakukan terhadap konsistensi, bentuk koloni, warna koloni dan permukaan koloni. (http://riesama.blog.friendster.com/dunia-mikrobiologi/ Diakses pada 07 Oktober 2009)
Koloni yang tumbuh terpisah ditumbuhkan kembali untuk mendapatkan isolat murni. Isolat murni dilakukan dengan mengoleskan ose steril pada koloni dalam kultur campuran yang benar-benar terpisah satu sama lain. Olesan tersebut digores pada media padat agar miring dalam tabung reaksi. Koloni yang tumbuh dalam media ini merupakan isolat murni, yang hanya berasal dari satu jenis bakteri saja. Koloni yang tumbuh dapat dikarakterisasi berdasarkan tipe tumbuhnya pada media agar miring. (http://riesama.blog.friendster.com/dunia-mikrobiologi/ Diakses pada 07 Oktober 2009)
Kultur Mikroba
Saat bakteri diinokulasi kedalam sebuah medium dan diinkubasi secukupnya, kumpulan sel menjadi tak terlihat. Untuk mempelajari sifat-sifat dari masing-masing mikroba termasuk sifat pertumbuhan, morfologi dan sifat fisiologinya, masing-masing mikroba tersebut harus dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga terbentuk kultur murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies atau stu jalur mikroba, dengan cara menggoreskan kultur pada agar cawan yaitu goresan langsung, goresan quadran dan goresan radian. Koloni yang tumbuh pada agar cawan dapat dibedakan dalam besarannya, warna, penampakan apakah keruh atau bening, bentuk penyebaranyya, bentuk kemunculannya di atas agar dan bentuk permukaan.
Bila bakteri diinokulasi ke dalam suatu medium yang sesuai dan pada keadaan yang optimum bagi pertumbuhannya, maka terjadi kenaikan jumlah yang amat tinggi dalam waktu yang relatif pendek. Perbanyakan seperti ini disebabkan oleh pembelahan sel secara seksual. Proses reproduksi paling umum di dalam daur pertumbuhan yang biasa pad populasi bakteri ialah pembelahan biner melintang. Pembelahan biner melintang adlah suatu proses reproduksi aseksual, setelah pembentukan dinding sel melintang maka satu sel tunggal membelah menjdi dua sel dan disebut sel anak. (Pelczar, 2006)
Dalam pertumbuhan bakteri, faktor-faktor luar seperti keadaan medium, temperatur, Ph, radiasi dan lain-lainnya lagi mempunyai pengaruh besar terhadap variasi bakteri secara individual. Misalnya sel yang satu lebih panjang sedikit dari pada sel yang lain. Perbedaan itu tidak hanya mengenai bentuk morfologinya saja, melainkan juga dpat mengenai kemampuan-kemampuan fisiologinya, dengan kata lain di dalam suatu spesies terdapat variasi mengenai fenotif dan genotifnya (Dwidjoseputro, 1994).
IV.           Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Jarum ose
Biakan Induk
Bunzen
Medium Miring


V.               Cara Kerja
Biakan induk dibuka
Mulut botol dipanaska pada Bunsen
Jarum ose dipijarkan pada ujungnya
Biakan induk dicuil dengan ujung jarum
Biakan induk di tutup kembali
Biakan mikroorganisme yang ada di jarum ose dipindahkan kemedia plate/miring
Cawan petri yang akan ditanami sedikit dibuka dan di panaskan pada api Bunsen
Ujung jarum ose digoreskan pada medium dengan gerakan zig-zag
Medium yang telah di nokulasi biakan mikroorganisme disimpan pada tempat aman
Medium disimpan  secara terbalik



VI.           Pengamatan


Pengamatan
Gambar
1.
Memasukkan medium ke dalam tabung reaksi sebanyak 0,5 mL, dilakukan berada dekat dengan Bunsen.



2.
Medium miring yang siap untuk digunakan
3.
Mengambil bakteri dari biakan induk dengan cara menggoreskan jarum ose ke biakan induk.
4.
Menggoreskan jarum ose pada medium miring yang kita buat  dengan cara zigzag.
5.
Hasil dari medium miring yang telah di masukkan bakteri dan di simpan selama 2 x 24 jam. Akan terlihat bakteri yang hidup di media tersebut berbentuk zigzag sesuai dengan goresan yang dibuat oleh praktikan.


VII.        Pembahasan
1.      Saat memindahkan agar Na dari Erlenmeyer ke tabung reaksi haruslah mengikuti aturan agar tidak terkontaminasi, yaitu dengan cara memanaskan bibir tabung reaksi dan Erlenmeyer pada api Bunsen. Semua proses pemindahan pun dilakukan di dekat Bunsen. Karena inokulasi adalah suatu usaha menumbuhkan mikroorganisme dari suatu sumber ke media pertumbuhan steril, maka saat membuat media nya pun harus steril. ( Pelczar, 2006)
2.   Membiakan bakteri dapat dilakukan dengan beberapa media, salah satunya yaitu dengan pengembang biakan dalam media miring. Metode yang digunakan yaitu metode cawan gores. ( Geo f, 1996 )
3.   Pengambilan inokulum dengan dengan menggoreskan ujung bulat jarum ke media biakan induk, memungkinkan bakteri dapat terambil banyak. Mulut tabung reaksi yang berisi isolate biakan induk dipanaskan kembali, berfungsi untuk mensterilisasi tabung dan biakan dari mokroorganisme lain. Kemudian segera di tutup dengan sumbat kapas lemak bertujuan agar keadaan mikroorganisme di dalam tabung reaksi tetap steril, apabila ada kontaminan yang akan masuk, maka dapat terserap dengan sumbat kapas tanpa dapat mempengaruhi mikroorganisme yang akan di biakan, (Anonim:2008)
4.      Saat menggoreskan jarum ose yang telah membawa biakan induk  dilakukan dengan bentuk zig-zag hal ini dilakukan agar dapat menghasilkan koloni yang terpisah.Inokulum digoreskan dipermukaan media agar nutrient. Diantara goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni,(winarni:1997)
5.      Bakteri yang hidup pada medium yang kami buat adalah bakteri bacillus subtilis. Setelah disimpan selama 2 x 24 jam dapat terlihat apakah ada bakteri yang hidup pada medium yang kami buat atau tidak. Hal ini tampak dari adanya goresan berwana putih pada permukaan medium yang menandakan bahwa bakteri bacillus sutilis yang kami tanam berhasil hidup pada medium agar yang kami buat. Dalam pertumbuhan bakteri, factor-faktor luar seperyi keadaan medium, temperature, pH, radiasi, dan lain lagi mempunyai pengaruh besar terhadap variasi bakteri secara individual. Misalnya sel yang satu lebih panjang sedikit daripada sel yang lain. Perbedaan ini tidak hanya mengenai bentuk morfologinya saja. Melainkan juga dapat mengenai kemampuan-kemampuan fisiologinya. ( Dwidjoseputro 1994 )

·         Teknik inokulasi pada media miring
Setiap perlakuan diusahakan dilakukan secara aseptis ( di dekat api Bunsen) berfungsi agar saat inokulasi, bahan serta alat gelas yang digunakan tetap steril. Inokulum digoreskan di permukaan media agar miring di dalam tabung reaksi yang telah di sediakan menggunakan metode gores mulai dari samping arah zig-zag. Arah zig-zag. Arah zigzag di gunakan supaya memungkinkan koloni terbentuk tersebar merata dan tampak jelas serta tidak bertumpuk dari koloni yang akan terbentuk.Panaskan sekeliling mulut tabung dan segera di tutup dengan sumbat kapas berfungsi untuk mensterilisasi tabung reaksi dan biakan dari mikroorganisme lain. Inokulum disimpan dalam incubator agar medium dapat tumbuh pada wadah yang steril dengzn menyeting suhu 370 C sebagai suhu opimum bakteri untuk tumbuh, kemudian di amati dan di foto bentuk koloni yang terbentuk setelah di inkubasi selama 2x24 jam, Medium yang digunakan adalah larutan nutrient agar yang sebelumnya dipanaskan agar bisa membentuk medium miring yang didinginkan hingga memadat dengan memiringkan tabung reaksi sehingga memebentuk agar miring dan berwarna kuning muda. Medium agar miring adalah medium yang dibuat dalam tabung reaksi yang diletakan miring pada waktu pendinginan. (Pelczar,m.1986)
Keuntungan media agar miring ini adalah luas permukaan yang kecil sehingga peluang kontaminasi rendah dan dapat memperluas bidang untuk digunakan strain murni (indukan murni). Sedangkan kerugiannya hanya memuat sedikit mikroorganisme. Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrien agar) karena yang komposisinya ekstrak daging sapi didalamnya mengandung protein, karbohidrat, vitamin dan sedikit lemak juga terdapat adanya beberapa factor pertumbuhan yang tidak mampu mensintesis mikroorganisme, (Waluyo,L,2005)
Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta kultur bakteri. Pada praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril sehingga bisa mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut untuk bwekera secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghjancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindahan, setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan, (Dwidjoseputro,D.1988)












Daftar Pustaka

·   Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
·   Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia
·   Subandi. 2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Bandung: Gunung Djati Press
·         Wesley volk dkk,1988.Mikrobiologi dasar,Erlangga:Jakarta
·         Pelczar,m.1986. Dasar-dasar mikrobiologi, Erlangga:Jakarta
·         Anonymous, 1993. Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi. FK UGM bagian Mikrobiologi, Yogyakarta.
·         Waluyo,L,2005,mikrobiologi umum,mm press:
·         Malanghttp://riesama.blog.friendster.com/dunia-mikrobiologi/ Diakses pada 25 November 2009
·         http://makalahdanskripsi.blogspot,com/2008/08/pembuatan-media-agar-dan-sterilisasi.html, Diakses pada 25 Novenber 2009

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Catatan Informatika