I.
Judul Praktikum : Penanaman Biakan
II.
Tujuan Praktikum
Mampu melakukan Penanaman biakan mikroorganisme pada medium baru.
III.
Pendahuluan
Penanaman biakan atau inokulasi adalah penanaman atau penumbuhan mikroba
pada media tumbuh. Tujuan inokulasi adalah untuk memurnikan, mengidentifikasi,
meremajakan dan menyimpan mikroba. (http://bahankuliahs1.wordpress.com/2009/10/03/inokulasi-dan-identifikasi-mikroba-2/03-10-2009)
Mikroorganisme dibiakan dilaboratorium pada bahan nutrien yang disebut
medium. Banyak sekali medium yang tersedia macamnya yang dipakai bergantung
kepada beberapa faktor, salah satunya adalah macam mikroorganisme yang akan
ditumbuhkan. Bahan yang diinokulasikan pada medium ini disebut inokulum. Dengan
menginokulasi medium agar nutrient (“nutrient agar”) dengan metode cawan gores
atau cawan tuang, sel-sel itu akan terpisah sendiri, setelah inkubasi, sel-sel
mikroba individu itu memperbanyak diri sedemikian cepatnya sehingga didalam
waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan
koloni. Koloni ini tampak oleh mata bugil. Setiap koloni yang berlainan dapat
mewakili macam organisme yang berbeda-beda, setiap koloni agaknya merupakan
biakan murni satu macam mikroorganisme. Jika dua sel microba pada inokulum asal
terlalu berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari
masing masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak
bersentuhan, jadi massa sel yang dapat diamati itu bukanlah suatu biakan murni.
Pada umumnya bakteri hanya mengenal satu macam
pembiakan saja, yaitu secara aseksual atau vegetatif. Pembiakan itu berlangsung
cepat, jika faktor-faktor luar menguntungkan. Pelaksanaan pembiakan yaitu
dengan pembelahan diri atau divisio.
Pembelahan diri terdiri dari 3 fase, yaitu:
a. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang
tumbuh tegak lurus pada arah memanjang.
b. Sekat tersebut diikuti oleh suatu dinding melintang.
Dinding melintang ini tidakselalu merupakan penyekat yang
sempurna;ditengah-tengah sering ketinggalan suatu lubang kecil, dimana
protoplasma kedua sel aru masih tetap berhubungan disebut plasmodesmida.
c. Fase terakhir adalah terpisahnya kedua sel. Ada bakteri yang segera
berpisah, yaitu yang satuterlepas sama sekali daripada yang lain, setelah
dinding melintan mneyekat secara sempurna. Bakteri semacam ini merupakan koloni
yang merata, jika dipelihara pada medium padat. Sebaliknya, bakteri-bakteri yang
dindingnya lebihkokoh itu tetap berandengan setelah pemelahan. Bakteri semacam
ini merupakan koloni yang kasar permukaannya. (Hadioetomo)
·
Arah pembelahan
Pada golongan basil dan spiral, pembelahannya satujurusan saja. Dinding
yang membai dua bakteri-bakteri itu tegak lurus pada poros dari ujun ke
ujung.(Dwidjoseputro.1998)
Kebanyakan bakteri yang ada kaitannya dengan tubuh kita dan yangakan
ditelaah dilaboratorium, hampir selalu bereproduksi dengan pembelahan biner
melintang. Namun beberapa species dapat ereproduksi dengan proses tambahan
termasuk produksi spora reproduktif, fragmentasipertumbuhan berfilamen, dengan
masin-masing fragmen menghasilkan pertumbuhan dan penguncupan.
·
Pertumbuhan bakteri
Inokulum hampirselalu mengandung ribuan organisme
·
Membiakan bakteri dapat dilakukan dengan
pengembangbiakan dalam media cawan petri. Pangembangbiakan dalan cawan ini ada
beberapa mecode, yaitu :
1. Metode cawan gores (streak plate)
Prinsip metode ini, yaitu mendapatkan kolono yang benar- benar terpisah
dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini di lakukan
dengan membagi cawan ncub menjadi 3- 4bagian. Ose steril yang telah di siapkan,
di letakan pada cawan berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3- 4kali
membentuk garis horizontal disatu sisi cawn. Ose disterilkan lagi dengan api
Bunsen, setelah kering ose tersebut digunakan untuk menggores goresan
sebelumnya pada sisi cawn ke dua.
Langkah ini di lanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores,. Pada metode ini, goresan di sisi pertama di harapkan kolom tumbuh padat dan berhimpit, sedangkan opada goresan sisi kedua, kolom mulai tampak jarang dan begitu pula selanjutnya, sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh terpisah denag koloni lain.Seluruh tahap hendaknya dilakukan secara aseptic agar tidak terjadi kontaminasi.
Langkah ini di lanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores,. Pada metode ini, goresan di sisi pertama di harapkan kolom tumbuh padat dan berhimpit, sedangkan opada goresan sisi kedua, kolom mulai tampak jarang dan begitu pula selanjutnya, sehingga didapatkan koloni yang tampak tumbuh terpisah denag koloni lain.Seluruh tahap hendaknya dilakukan secara aseptic agar tidak terjadi kontaminasi.
2. Metode cawan tuang (pour plate)
Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sumber isolate yang telah
diketahui beratnya kedalam 9ml garam fisiologi (NaCl 0,85%) atau larutan buffer
fosfat. Larutan ini berperan sebagai penyangga Ph agar sel bakteri tidak rusak
akibat menurunnya Ph lingkungan. Pengeceran dapat dilakukan beberapa kali agar
biakan yang didapatkan tidak perlu padat
atau memenuhi cawan ( biakan terlalu padat akan mengganggu pengamatan ).
Sekitar1ml suspensi dituangkan kedalam cawan Petri steril, dilanjutkan dengan
menuangkan medi penyubur ( nutrient agar) steril hangat (40- 500c) kemudian
ditutup rapat dan di ketakan dalam incubator (370c) selama 1- 2 hari.
3. Metode cawan sebar (spread plate)
Pada metode cawan sebar 0,1ml supsensi bakteri yang telah diencerkan di
sebar pada media penyubur steril yang telah di siapkan . Selanjutnya supsensi
dalam cawan diratakan dengan batang dari galski agar koloni tumbuh merata pada
media dalam cawan tersebut, kemudian diletakkan dalam ncubator (370C) selama
1-2 hari. Dengan metode ini, satu sel bakteri akan tumbuh dan berkembang
menjadi satu koloni bakteri. Satu koloni bakteri yang terpisah dengan koloni
lainnya dapat diamati tipe pertumbuhan pada masing-masing media, diantaranya
dilakukan terhadap konsistensi, bentuk koloni, warna koloni dan permukaan
koloni. (http://riesama.blog.friendster.com/dunia-mikrobiologi/ Diakses pada 07
Oktober 2009)
Koloni yang tumbuh terpisah ditumbuhkan kembali untuk mendapatkan isolat
murni. Isolat murni dilakukan dengan mengoleskan ose steril pada koloni dalam
kultur campuran yang benar-benar terpisah satu sama lain. Olesan tersebut
digores pada media padat agar miring dalam tabung reaksi. Koloni yang tumbuh
dalam media ini merupakan isolat murni, yang hanya berasal dari satu jenis
bakteri saja. Koloni yang tumbuh dapat dikarakterisasi berdasarkan tipe
tumbuhnya pada media agar miring.
(http://riesama.blog.friendster.com/dunia-mikrobiologi/ Diakses pada 07 Oktober
2009)
Kultur Mikroba
Saat bakteri diinokulasi kedalam sebuah medium dan diinkubasi secukupnya,
kumpulan sel menjadi tak terlihat. Untuk mempelajari sifat-sifat dari
masing-masing mikroba termasuk sifat pertumbuhan, morfologi dan sifat
fisiologinya, masing-masing mikroba tersebut harus dipisahkan satu dengan yang
lainnya, sehingga terbentuk kultur murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari
sel-sel dari satu spesies atau stu jalur mikroba, dengan cara menggoreskan
kultur pada agar cawan yaitu goresan langsung, goresan quadran dan goresan
radian. Koloni yang tumbuh pada agar cawan dapat dibedakan dalam besarannya,
warna, penampakan apakah keruh atau bening, bentuk penyebaranyya, bentuk
kemunculannya di atas agar dan bentuk permukaan.
Bila bakteri diinokulasi ke dalam suatu medium yang sesuai dan pada
keadaan yang optimum bagi pertumbuhannya, maka terjadi kenaikan jumlah yang
amat tinggi dalam waktu yang relatif pendek. Perbanyakan seperti ini disebabkan
oleh pembelahan sel secara seksual. Proses reproduksi paling umum di dalam daur
pertumbuhan yang biasa pad populasi bakteri ialah pembelahan biner melintang.
Pembelahan biner melintang adlah suatu proses reproduksi aseksual, setelah
pembentukan dinding sel melintang maka satu sel tunggal membelah menjdi dua sel
dan disebut sel anak. (Pelczar, 2006)
Dalam pertumbuhan bakteri, faktor-faktor luar seperti keadaan medium,
temperatur, Ph, radiasi dan lain-lainnya lagi mempunyai pengaruh besar terhadap
variasi bakteri secara individual. Misalnya sel yang satu lebih panjang sedikit
dari pada sel yang lain. Perbedaan itu tidak hanya mengenai bentuk morfologinya
saja, melainkan juga dpat mengenai kemampuan-kemampuan fisiologinya, dengan
kata lain di dalam suatu spesies terdapat variasi mengenai fenotif dan
genotifnya (Dwidjoseputro, 1994).
IV.
Alat dan Bahan
Alat
|
Bahan
|
Jarum ose
|
Biakan
Induk
|
Bunzen
|
Medium
Miring
|
V.
Cara Kerja
Biakan induk dibuka
↓
Mulut botol dipanaska pada Bunsen
↓
Jarum ose dipijarkan pada ujungnya
↓
Biakan induk dicuil dengan ujung
jarum
↓
Biakan induk di tutup kembali
↓
Biakan mikroorganisme yang ada di
jarum ose dipindahkan kemedia plate/miring
↓
Cawan petri yang akan ditanami
sedikit dibuka dan di panaskan pada api Bunsen
↓
Ujung jarum ose digoreskan pada
medium dengan gerakan zig-zag
↓
Medium yang telah di nokulasi biakan
mikroorganisme disimpan pada tempat aman
↓
Medium
disimpan secara terbalik
VI.
Pengamatan
|
Pengamatan
|
Gambar
|
1.
|
Memasukkan medium ke dalam tabung reaksi sebanyak
0,5 mL, dilakukan berada dekat dengan Bunsen.
|
|
2.
|
Medium miring yang siap untuk digunakan
|
|
3.
|
Mengambil bakteri dari biakan induk dengan cara
menggoreskan jarum ose ke biakan induk.
|
|
4.
|
Menggoreskan jarum ose pada medium miring yang kita
buat dengan cara zigzag.
|
|
5.
|
Hasil dari medium miring yang telah di masukkan
bakteri dan di simpan selama 2 x 24 jam. Akan terlihat bakteri yang hidup di
media tersebut berbentuk zigzag sesuai dengan goresan yang dibuat oleh
praktikan.
|
|
VII.
Pembahasan
1.
Saat memindahkan agar Na dari Erlenmeyer ke tabung
reaksi haruslah mengikuti aturan agar tidak terkontaminasi, yaitu dengan cara
memanaskan bibir tabung reaksi dan Erlenmeyer pada api Bunsen. Semua proses
pemindahan pun dilakukan di dekat Bunsen. Karena inokulasi adalah suatu usaha
menumbuhkan mikroorganisme dari suatu sumber ke media pertumbuhan steril, maka
saat membuat media nya pun harus steril. ( Pelczar, 2006)
2. Membiakan
bakteri dapat dilakukan dengan beberapa media, salah satunya yaitu dengan
pengembang biakan dalam media miring. Metode yang digunakan yaitu metode cawan
gores. ( Geo f, 1996 )
3.
Pengambilan inokulum dengan dengan menggoreskan ujung bulat jarum ke
media biakan induk, memungkinkan bakteri dapat terambil banyak. Mulut tabung
reaksi yang berisi isolate biakan induk dipanaskan kembali, berfungsi untuk
mensterilisasi tabung dan biakan dari mokroorganisme lain. Kemudian segera di
tutup dengan sumbat kapas lemak bertujuan agar keadaan mikroorganisme di dalam
tabung reaksi tetap steril, apabila ada kontaminan yang akan masuk, maka dapat
terserap dengan sumbat kapas tanpa dapat mempengaruhi mikroorganisme yang akan
di biakan, (Anonim:2008)
4.
Saat menggoreskan jarum ose yang telah
membawa biakan induk dilakukan
dengan bentuk zig-zag hal ini dilakukan
agar dapat menghasilkan koloni yang terpisah.Inokulum
digoreskan dipermukaan media agar nutrient. Diantara goresan akan terdapat
sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni,(winarni:1997)
5. Bakteri
yang hidup pada medium yang kami buat adalah bakteri bacillus subtilis. Setelah disimpan selama 2 x 24 jam dapat
terlihat apakah ada bakteri yang hidup pada medium yang kami buat atau tidak.
Hal ini tampak dari adanya goresan berwana putih pada permukaan medium yang
menandakan bahwa bakteri bacillus sutilis yang kami tanam berhasil hidup pada
medium agar yang kami buat. Dalam pertumbuhan bakteri, factor-faktor luar
seperyi keadaan medium, temperature, pH, radiasi, dan lain lagi mempunyai
pengaruh besar terhadap variasi bakteri secara individual. Misalnya sel yang
satu lebih panjang sedikit daripada sel yang lain. Perbedaan ini tidak hanya mengenai
bentuk morfologinya saja. Melainkan juga dapat mengenai kemampuan-kemampuan
fisiologinya. ( Dwidjoseputro 1994 )
·
Teknik inokulasi pada media miring
Setiap perlakuan diusahakan
dilakukan secara aseptis ( di dekat api Bunsen) berfungsi agar saat inokulasi,
bahan serta alat gelas yang digunakan tetap steril. Inokulum digoreskan di
permukaan media agar miring di dalam tabung reaksi yang telah di sediakan
menggunakan metode gores mulai dari samping arah zig-zag. Arah zig-zag. Arah
zigzag di gunakan supaya memungkinkan koloni terbentuk tersebar merata dan
tampak jelas serta tidak bertumpuk dari koloni yang akan terbentuk.Panaskan
sekeliling mulut tabung dan segera di tutup dengan sumbat kapas berfungsi untuk
mensterilisasi tabung reaksi dan biakan dari mikroorganisme lain. Inokulum
disimpan dalam incubator agar medium dapat tumbuh pada wadah yang steril dengzn
menyeting suhu 370 C sebagai suhu opimum bakteri untuk tumbuh, kemudian di
amati dan di foto bentuk koloni yang terbentuk setelah di inkubasi selama 2x24
jam, Medium yang digunakan adalah larutan nutrient agar yang sebelumnya
dipanaskan agar bisa membentuk medium miring yang didinginkan hingga memadat
dengan memiringkan tabung reaksi sehingga memebentuk agar miring dan berwarna
kuning muda. Medium agar miring adalah medium yang dibuat dalam tabung reaksi
yang diletakan miring pada waktu pendinginan. (Pelczar,m.1986)
Keuntungan
media agar miring ini adalah luas permukaan yang kecil sehingga peluang
kontaminasi rendah dan dapat memperluas bidang untuk digunakan strain murni
(indukan murni). Sedangkan kerugiannya hanya memuat sedikit mikroorganisme.
Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrien agar) karena yang
komposisinya ekstrak daging sapi didalamnya mengandung protein, karbohidrat,
vitamin dan sedikit lemak juga terdapat adanya beberapa factor pertumbuhan yang
tidak mampu mensintesis mikroorganisme, (Waluyo,L,2005)
Medium NA
berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta kultur bakteri.
Pada praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan
mikroorganisme pada medium steril sehingga bisa mendefinisikan bahwa teknik
inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama kemedium baru
dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut untuk bwekera secara
aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan mikroorganisme yang lain. Teknik
aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja
didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan udara.pada waktu inokulasi
jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api
segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghjancurkan
semua bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindahan,
setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan
yang sesuai untuk petumbuhan, (Dwidjoseputro,D.1988)
Daftar Pustaka
· Dwidjoseputro,
D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
· Hadioetomo,
R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam
Praktek. Jakarta :
Gramedia
· Subandi.
2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Bandung : Gunung Djati
Press
·
Wesley volk dkk,1988.Mikrobiologi
dasar,Erlangga:Jakarta
·
Pelczar,m.1986. Dasar-dasar mikrobiologi, Erlangga:Jakarta
·
Anonymous,
1993. Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi. FK UGM bagian Mikrobiologi, Yogyakarta .
·
Waluyo,L,2005,mikrobiologi
umum,mm press:
·
Malanghttp://riesama.blog.friendster.com/dunia-mikrobiologi/
Diakses pada 25 November 2009
·
http://makalahdanskripsi.blogspot,com/2008/08/pembuatan-media-agar-dan-sterilisasi.html,
Diakses pada 25 Novenber 2009
0 komentar:
Post a Comment