Judul :
STERILISASI
Hari/tgl : Sabtu, 31-10-2009
Tujuan : Mampu melakukan sterilisasi
peralatan dan medium yang
sering dilakukan dalam praktikum Biologi
PENDAHULUAN :
Sterilisasi
ialah proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga di tumbuhkan
di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembangbiak.
Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu
spora bakteri (Fardiaz,1992). Adanya pertumbuhan mikroorganise menunjukkan
bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses
sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna , maka spora bakteri yang
merupakan benuk paling resisten dari kehidupan mikroba akan di luluhkan (Lay
dan Hastowo ,1992)
http://azellyas.blogspot.com/2008/sterilisasi
, kaims, 29-10-2009
Sediaan steril memiliki beberapa sifat bentuk takaran yang
unik, seperti bebas dari mikroorganisme, bebas dari pirogen, bebas dari
partikulat dan standar yang sangat tinggi dalam hal kemurnian dan kualitas;
bagaimanapun, tujuan utama pembuatan sediaan steril adalah mutlak tidak adanya
kontaminasi mikroba. Bab ini akan menekankan dari proses sterilisasi yang
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan ini.
Tidak seperti syarat banyak sediaan yang lain, syarat
sterilitas adalah nilai yang mutlak. Sebuah sediaan baik steril maupun non
steril. Secara historis, pertimbangan sterilitas bersandar pada uji sterilitas
lengkap yang resmi, namun sediaan akhir pengujian sterilitas mengalami banyak
batasan [1-4]. Batasan yang paling nyata adalah sifat dasar dari uji sterilitas.
Ini adalah uji yang dekstruktif; sehingga, hal ini tergantung pemilihan
statistik sampel acak dari keseluruhan lot. Ketidakpastian akan selalu ada
selama sampel secara tegas mewakili keseluruhan. Jika diketahui bahwa satu unit
dari 1000 unit terkontaminasi (yakni, angka kontaminasi = 0,1%) dan 20 unit
disampel secara acak dari 1000 unit, kemungkinan unit yang terkontaminasi dari
20 sampel itu adalah 0,02 [5]. Dengan kata lain, hanya 2% peluang dari yang
unit yang terkontaminasi akan dipilih sebagai bagian 20 wakil sampel dari
keseluruhan 1000 unit.
Bahkan jika unit yang terkontaminasi satu dari 20 sampel
dipilih untuk uji sterilitas, kemungkinan uji sterilitas akan gagal masih ada
untuk mendeteksi kontaminasi. Konsentrasi kontaminan mikroba mungkin saja terlalu
rendah untuk terdeteksi selama periode inkubasi atau dapat saja tidak cukup
berkembang cukup cepat atau tidak sama sekali karena ketidakcukupan media dan
inkubasi.
Jika perkembangan mikroba terdeteksi dalam uji sterilitas, maka hal ini dapat mencerminkan pembacaan positif yang salah (false-positive reading) karena masalah kontaminasi aksidental dari media kultur pada saat uji sterilitas berlangsung. Masalah kontaminasi aksidental adalah hal serius, merupakan batasan yang masih tidak dapat dihindari dari uji sterilitas.
Jika perkembangan mikroba terdeteksi dalam uji sterilitas, maka hal ini dapat mencerminkan pembacaan positif yang salah (false-positive reading) karena masalah kontaminasi aksidental dari media kultur pada saat uji sterilitas berlangsung. Masalah kontaminasi aksidental adalah hal serius, merupakan batasan yang masih tidak dapat dihindari dari uji sterilitas.
Food and Drug Administration (FDA) menerbitkan pedoman
mengenai prinsip umum dari proses validasi [6]. Konsep umum dan elemen kunci
dari proses validasi yang betul-betul dapat diterima oleh FDA telah diuraikan.
Titik utama yang ditekankan pada pedoman adalah ketidakcukupan kepercayaan dari
uji sterilitas sediaan akhir dalam memastikan sterilitas dari kumpulan sediaan
parenteral steril. Arti yang lebih besar harus ditempatkan pada validasi proses
semua sistem yang terlibat dalam produksi hasil akhir.
Batasan-batasan utama ini menunjukkan bahwa kepercayaan
pada pengujian sterilitas produk akhir saja dalam memastikan sterilitas sediaan
parenteral dapat mengarahkan kepada hasil yang keliru. Salah satu tujuan
validasi pada pembuatan sediaan steril adalah untuk meminimalkan
ketidakpercayaan terhadap pengujian produk akhir. Tiga prinsip yang terlibat
dalam proses validasi sediaan steril adalah :
1.
Untuk membuat
sterilitas kedalam sediaan
2.
Untuk menunjukkan
tingkat kemungkinan maksimum yang pasti dimana proses dan metode sterilisasi
memiliki sterilisasi yang terpercaya terhadap semua unit dari batch sediaan.
3.
Untuk memberikan
jaminan yang lebih luas dan mendukung hasil dari uji sterilitas sediaan akhir.
http://michrunnisa.blogspot.com/2009/04/sterilisasi.html kamis, 9-10-2009
Sterilisasi ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
:
A. Sterilisasi Secara Fisika
1. Pemanasan Kering
a. Udara Panas Oven
b. Minyak dan
penangas lain
c. Pemijaran langsung
2. Panas lembab
a) Uap bertekanan
b) Uap panas pada
100oC
c)Pemanasan dengan
bakterisida
b) Air mendidih
3. Cara
Bukan Panas
a)Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk
membantu mengurangi kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di
lingkungan.
b)Aksi letal
Ketika sinar UV
melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam atom-atom dan mengubah
kereaktivannya.
c)Radiasi pengion
Radiasi pengion
adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi isotop radioaktif seperti
kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh percepatan mekanis elektron
sampai ke kecepatan den energi tinggi (sinar katode, sinar beta).
B. Sterilisasi Secara Kimia
1. Sterilisasi Gas
Sterilisasi gas digunakan dalam
pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan sporanya.
Gas yang biasa
digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni atau campuran dengan gas
inert lainnya. Gas ini sangat mudah menguap dan sangat mudah terbakar.
Merupakan agen alkilasi yang menyebabkan dekstruksi mikroorganisme termasuk
sel-sel spora dan vegetatif. Sterilisasi dilakukan dalam ruang/chamber
sterilisasi.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembaban, konsentrasi gas, suhu dan
distribusi gas dalam chamber pengsterilan. Penghancuran bakteri
tergantung pada adanya kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi
melalui bahan pengemas, pada pengemas pertama atau kedua, harus dilakukan,
persyaratan desain khusus pada bahan pengemas.
2. Mekanisme aksi
etilen oksida
Etilen oksida
dianggap menghasilkan efek letal terhadap mikroorganisme dengan mengalkilasi
metabolit esensial yang terutama mempengaruhi proses reproduksi. Alkilasi ini
barangkali terjadi dengan menghilangkan hidrogen aktif pada gugus sulfhidril,
amina, karboksil atau hidroksil dengan suatu radikal hidroksi etil metabolit
yang tidak diubah dengan tidak tersedia bagi mikroorganisme sehingga
mikroorganisme ini mati tanpa reproduksi.
C. Sterilisasi Secara Mekanik
1.. Filter Bakteri
Cara kerja dari
sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini
menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak menghancurkan
mikroorganisme tersebut. Cara sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang
dapat disaring atau bahan yang tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat
disterilkan dengan cara sterilisasi lain.
Sterilisasi dengan
filter bakteri digunakan untuk larutan farmasetik atau bahan biologi yang tidak
diefektifkan oleh panas.
2. Filter seitz
Bagian dari filter
ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada dasar wadah besi. Keuntungan
utama dari filter seitz adalah lapisan filter dapat dibuang setelah digunakan
dan untuk masalah ini pembersihannya berkurang. Efisiensi dari filter ini
tergantung pada pengembangan serat dan lapisan filter oleh air.
Kerugian pertama
dari filter ini cenderung memberikan komponen magnesium pada filtrat.
Kerugian kedua
dari seitz adalah permukaan serat dari lapisan filtrat, membuat larutan tidak
cocok untuk injeksi
3. Filter Swinny
Sebuah adaptasi
dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu terdiri dari
lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk digunakan
filter swinny di bungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang dipotong
dihubungkan pada spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan
menggunakan tekanan pada sal spoit.
4. Filter
Fritted-Glass
Filter Sintered
Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam serbuk, tombol bulat dari
gelas digabungkan bersama dengan penggunaan panas untuk menempatkan ukuran dari
bentuk potongan. Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan berkembangnya
ukuran. Setelah potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan didalam
gelas pirex seperti corong Buchner.
5. Filter
Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika
murni, asbestos dan kalsium sulfat. Berkefeld disusun juga dari tanah silika murni.
Masing-masing filter bermuatan negatif. Tersedia dalam beberapa prioritas
berdasarkan permeabilitasnya ke dalam air dalam Bekerfeld atau Mandler.
6. Filter Selas
Filter ini secara kimia, menjadi
resistensi terhadap semua larutan yang tidak menyerang silika. Karena
masing-masing partikel meliputi filter semata-mata bersama selama proses
manufaktur, ada bahaya kecil partikel-partikel dari filter jauh dalam larutan.
7. Filter
Candles-Pasteur-Chamberland
Ada pemanasan
dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca dengan pori kecil
yang menghasilkan filtrasi lambat.
http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/03/15/metode-sterilisasi/
kamis 29-10-2009
Saat ini, alat sterilisasi telah dikontrol secara otamatis
dengan computer dengan sistem backup yang tidak meninggalkan celah untuk
kesalahan. Secara teori, kita dapat mencapai 100 persen sterilisasi, tapi dalam
kenyataan di lapangan untuk mencapai hal tersebut sangatlah sulit. Menurut
guideline dari BGA (German Ministry of Health).
Trend yang popular pada saat ini adalah dengan menggunakan
alat sekali pakai dan alat CSSD yang telah di automasi. Namun tingginya dana
yang dibutuhkan untuk alat sekali pakai dan CSSD automation adalah salah satu
keterbatasan di negara berkembang seperti Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/CSSD
kamis, 29-10-2009
Alat dan
Bahan :
Alat-alat
:
§
Oven
§
Cawan petri
§
Tabung reaksi
§
Uatoclave
§
Jatum ose
§
Batang pengaduk
Bahan-bahan :
§
Kapas
§
Kertas
§
Air
§
Sabun
Prosedur Kerja :
1.
Tabung reaksi dan
cawan petri serta peralatan dari logam lainnya di cuci bersih menggunakan
sabun, kemudian di tiriskan dan di masukkan ke dalam oven 1700C
selama 3 jam, sehingga sebagian dari peralatan tersebut di bungkus dengan
kertas dan di masukkan ke dalam autoclave.
2.
Tabung reaksi dan
cawan petri yang berisi medium yang telah di sumbat dengan kapas dan di bungkus
kertas, di susun di dalam autoclave .
3.
Autoclave bagian dasarnya di isi dengan air ledeng,
kemudian peralatan dan medium yang akan di sterilisasi di susun dengan rapi.
4.
Autoclave di tutup
dengan mengencangkan klem-klem penutupnya.
5.
Kran pada pipa uap di
buka, kemudian temperatur akan terus meningkat sampai 1210C pada
tekanan 1 atm/cm.
6.
Autoclave di set pada
15 menit semenjak suhu 1210C tercapai.
7.
Setelah cukup waktu,
kran uap ditutup di iringi dengan menurunnya suhu.
8.
Autoclave bisa dibuka
bila manometer telah menunjukkan angka nol.
Hasil
Setelah melakukan praktik sterilisasi di
peroleh hasil sebagi berikut :
No
|
Alat –alat yang di sterilisasi
|
Hasil
|
1
|
2 buah cawan petri
|
Steril
|
2
|
12 buah tabung reaksi
|
steril
|
3
|
1 buah jarum ose
|
steril
|
4
|
1 buah gelas kimia
|
steril
|
5
|
2 buah pinset
|
steril
|
6
|
1 buah batang pengaduk
|
steril
|
Pembahasan
Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat-alat biotek
seperti tip, e-tube, mortar pestle, dan lain-lain.
Selain itu alat ini juga digunakan untuk mensterilkan media, baik media
agar atau pun media cair. Juga dapat digunakan untuk sterilisasi tanah atau
kompos yang akan digunakan untuk media tanaman.
Gambar di atas adalah contoh jenis autoclave yang paling
sederhana. Prinsip kerja alat ini sama dengan prinsip kerja kukusan (alat
sederhana untuk menanak nasi) hanya saja memiliki tekanan sehingga menghasilkan
panas yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan untuk lebih menyempurnakan proses
sterilisasi. Tahap sterilisasi sebenarnya cukup singkat yaitu dengan suhu 121
derajat celsius selama 15 menit. Namun waktu keseluruhan mulai dari pemanasan
awal (kenaikan suhu) sampai pendinginan (penurunan suhu) bisa mencapai kurang
lebih 2 jam-an. Yang perlu diperhatikan selama mengoperasikan alat ini adalah:
tulis siapa pengguna (nama, waktu dan lab.) sebelum start, selalu memakai
sarung tangan tahan panas, isilah air sesuai ukuran yang ditentukan sebelum
start, jangan membuka autoclave sebelum suhu dingin (dibawah 60 derajat
celcius). Fungsi mesin ini untuk mensterilkan bahan atau alat seperti alat
medis,media jamur,alat laboratorium dll dari bakteri atau virus berbahaya.Juga
dapat digunakan untuk produk makanan bandeng,ayam,bebek sehingga lunak menjadi
presto food.Menerima kapasitas besar.
http://biotektanaman.files.wordpress.com/2009/06/autoclave,
jum’at 6-11-2009
Cara Kerja :
Sebelum pesawat di ON kan alat diatur dulu temperaturnya
sesuai yang dikehendaki yaitu diatas 100º kemudian tekan saklar S1, maka suplay
tegangan PLN masuk kealat. Lampu L1 dan L2 menyala, filamen bekerja dan terjadi
proses pemanasan.Panas yang dihasilkan oleh filamen akan terus naik sampai
temperatur yang dikehendaki tercapai,maka mikroswitch SHG akan memutuskan
hubungan sehingga filamen tidak mendapat suplay.
Prinsip Dasar Alat :
Autoclave ini adalah suatu jenis pesawat untuk sterilisasi
yang memanfaatkan temperatur dan tekanan tinggi. Dalam hal ini menggunakan
media uap air yang bertekanan tinggi untuk proses sterilisasi. Proses kerja
dari Autoclave ini memanfaatkan temperatur dan tekanan tinggi yang dihasilkan
dari proses perubahan daya menjadi panas.
Pengoperasian Alat :
a).
Pengisian air
Penggunaan air bebas mineral sangat baik untuk
proses sterilisasi. Pengisian air dilakukan secara konvensional dan tinggi air
sampai mencapai kurang lebih 2 cm melalui chember.
b).
Pemuatan barang
Barang yang akan disterilkan dimasukkan kedalam
chamber kemudian ditutup rapat.
c).
Pemanasan
Dengan menekan tombol ON maka lampu indikator
akan menyala dan proses sterilisasi akan mulai bekerja.
d).
Sterilisasi
Untuk proses sterilisasi menggunakan temperatur
dan tekanan dengan batas waktu yang telah ditentukan. Sedangkan tekanan uap
yang dihasilkan mencapai 121ºC.
e).
Pengeringan
Apabila proses sterilisasi telah selesai maka
buka Dry Value, sehingga terjadi pembuangan air. Hal ini dilakukan agar ruang
dalam chember menjadi hampa udara dan kering yang akan mengurangi kelembapan
serta mengeringkan alat yang telah disterilisasi, pengeringan tersebut
dilakukan oleh chamber.
f).
Pengeluaran barang
Pastikan tidak ada tekanan dalam chember dengan
melihat jarum pengukur tekana uap pada skala 0, kemudian buka chamber.
Pemeliharaan Pesawat :
a).
Pemeliharaan Mekanis
Periksa bagian atas dan bawah penguat kotruksi
yaitu beton dan tembok
b).
Pemeliharaan Elektrik
Ganti fuse dan elemen pemanas apabila terjadi
kerusakan dengan yang baru.
c).
Quality control
Untuk mengetahui alat medis yang sudah steril
ditentukan dengan quality
Control yaitu autoclave tape ; suatu kertas pembungkus yang akan berubah warnanya pada saat sterilisasi selesai. Kertas tersebut tidak boleh terkontaminasi dengan udara sekitarnya.
Control yaitu autoclave tape ; suatu kertas pembungkus yang akan berubah warnanya pada saat sterilisasi selesai. Kertas tersebut tidak boleh terkontaminasi dengan udara sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Post a Comment