Wednesday 26 December 2012

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI




Judul               : STERILISASI

            Hari/tgl            : Sabtu, 31-10-2009

            Tujuan             : Mampu melakukan sterilisasi peralatan dan medium yang
   sering dilakukan dalam praktikum Biologi


PENDAHULUAN :
            Sterilisasi ialah proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga di tumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembangbiak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz,1992). Adanya pertumbuhan mikroorganise menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna , maka spora bakteri yang merupakan benuk paling resisten dari kehidupan mikroba akan di luluhkan (Lay dan Hastowo ,1992)
Sediaan steril memiliki beberapa sifat bentuk takaran yang unik, seperti bebas dari mikroorganisme, bebas dari pirogen, bebas dari partikulat dan standar yang sangat tinggi dalam hal kemurnian dan kualitas; bagaimanapun, tujuan utama pembuatan sediaan steril adalah mutlak tidak adanya kontaminasi mikroba. Bab ini akan menekankan dari proses sterilisasi yang bertanggungjawab untuk mencapai tujuan ini.
Tidak seperti syarat banyak sediaan yang lain, syarat sterilitas adalah nilai yang mutlak. Sebuah sediaan baik steril maupun non steril. Secara historis, pertimbangan sterilitas bersandar pada uji sterilitas lengkap yang resmi, namun sediaan akhir pengujian sterilitas mengalami banyak batasan [1-4]. Batasan yang paling nyata adalah sifat dasar dari uji sterilitas. Ini adalah uji yang dekstruktif; sehingga, hal ini tergantung pemilihan statistik sampel acak dari keseluruhan lot. Ketidakpastian akan selalu ada selama sampel secara tegas mewakili keseluruhan. Jika diketahui bahwa satu unit dari 1000 unit terkontaminasi (yakni, angka kontaminasi = 0,1%) dan 20 unit disampel secara acak dari 1000 unit, kemungkinan unit yang terkontaminasi dari 20 sampel itu adalah 0,02 [5]. Dengan kata lain, hanya 2% peluang dari yang unit yang terkontaminasi akan dipilih sebagai bagian 20 wakil sampel dari keseluruhan 1000 unit.
Bahkan jika unit yang terkontaminasi satu dari 20 sampel dipilih untuk uji sterilitas, kemungkinan uji sterilitas akan gagal masih ada untuk mendeteksi kontaminasi. Konsentrasi kontaminan mikroba mungkin saja terlalu rendah untuk terdeteksi selama periode inkubasi atau dapat saja tidak cukup berkembang cukup cepat atau tidak sama sekali karena ketidakcukupan media dan inkubasi.
Jika perkembangan mikroba terdeteksi dalam uji sterilitas, maka hal ini dapat mencerminkan pembacaan positif yang salah (false-positive reading) karena masalah kontaminasi aksidental dari media kultur pada saat uji sterilitas berlangsung. Masalah kontaminasi aksidental adalah hal serius, merupakan batasan yang masih tidak dapat dihindari dari uji sterilitas.
Food and Drug Administration (FDA) menerbitkan pedoman mengenai prinsip umum dari proses validasi [6]. Konsep umum dan elemen kunci dari proses validasi yang betul-betul dapat diterima oleh FDA telah diuraikan. Titik utama yang ditekankan pada pedoman adalah ketidakcukupan kepercayaan dari uji sterilitas sediaan akhir dalam memastikan sterilitas dari kumpulan sediaan parenteral steril. Arti yang lebih besar harus ditempatkan pada validasi proses semua sistem yang terlibat dalam produksi hasil akhir.
Batasan-batasan utama ini menunjukkan bahwa kepercayaan pada pengujian sterilitas produk akhir saja dalam memastikan sterilitas sediaan parenteral dapat mengarahkan kepada hasil yang keliru. Salah satu tujuan validasi pada pembuatan sediaan steril adalah untuk meminimalkan ketidakpercayaan terhadap pengujian produk akhir. Tiga prinsip yang terlibat dalam proses validasi sediaan steril adalah :


1.      Untuk membuat sterilitas kedalam sediaan
2.      Untuk menunjukkan tingkat kemungkinan maksimum yang pasti dimana proses dan metode sterilisasi memiliki sterilisasi yang terpercaya terhadap semua unit dari batch sediaan.
3.      Untuk memberikan jaminan yang lebih luas dan mendukung hasil dari uji sterilitas sediaan akhir.
Sterilisasi ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

A. Sterilisasi Secara Fisika
1. Pemanasan Kering
a. Udara Panas Oven  
b. Minyak dan penangas lain
c. Pemijaran langsung
2. Panas lembab
a) Uap bertekanan
b) Uap panas pada 100oC
c)Pemanasan dengan bakterisida
b) Air mendidih
3. Cara Bukan Panas
a)Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan.
b)Aksi letal
Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam atom-atom dan mengubah kereaktivannya.
c)Radiasi pengion
Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi isotop radioaktif seperti kobalt-60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh percepatan mekanis elektron sampai ke kecepatan den energi tinggi (sinar katode, sinar beta).

B. Sterilisasi Secara Kimia
1. Sterilisasi Gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan sporanya.
Gas yang biasa digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni atau campuran dengan gas inert lainnya. Gas ini sangat mudah menguap dan sangat mudah terbakar. Merupakan agen alkilasi yang menyebabkan dekstruksi mikroorganisme termasuk sel-sel spora dan vegetatif. Sterilisasi dilakukan dalam ruang/chamber sterilisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembaban, konsentrasi gas, suhu dan distribusi gas dalam chamber pengsterilan. Penghancuran bakteri tergantung pada adanya kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan pengemas, pada pengemas pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain khusus pada bahan pengemas.
2. Mekanisme aksi etilen oksida
Etilen oksida dianggap menghasilkan efek letal terhadap mikroorganisme dengan mengalkilasi metabolit esensial yang terutama mempengaruhi proses reproduksi. Alkilasi ini barangkali terjadi dengan menghilangkan hidrogen aktif pada gugus sulfhidril, amina, karboksil atau hidroksil dengan suatu radikal hidroksi etil metabolit yang tidak diubah dengan tidak tersedia bagi mikroorganisme sehingga mikroorganisme ini mati tanpa reproduksi.

C. Sterilisasi Secara Mekanik
1.. Filter Bakteri
Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak menghancurkan mikroorganisme tersebut. Cara sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan yang tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara sterilisasi lain.
Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untuk larutan farmasetik atau bahan biologi yang tidak diefektifkan oleh panas.
2. Filter seitz
Bagian dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada dasar wadah besi. Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan filter dapat dibuang setelah digunakan dan untuk masalah ini pembersihannya berkurang. Efisiensi dari filter ini tergantung pada pengembangan serat dan lapisan filter oleh air.
Kerugian pertama dari filter ini cenderung memberikan komponen magnesium pada filtrat.
Kerugian kedua dari seitz adalah permukaan serat dari lapisan filtrat, membuat larutan tidak cocok untuk injeksi
3. Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk digunakan filter swinny di bungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan asbes dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
4. Filter Fritted-Glass
Filter Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam serbuk, tombol bulat dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan panas untuk menempatkan ukuran dari bentuk potongan. Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan berkembangnya ukuran. Setelah potongan dibentuk, potongan disegel dengan pemanasan didalam gelas pirex seperti corong Buchner.
5. Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalsium sulfat. Berkefeld disusun juga dari tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan negatif. Tersedia dalam beberapa prioritas berdasarkan permeabilitasnya ke dalam air dalam Bekerfeld atau Mandler.
6. Filter Selas
Filter ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan yang tidak menyerang silika. Karena masing-masing partikel meliputi filter semata-mata bersama selama proses manufaktur, ada bahaya kecil partikel-partikel dari filter jauh dalam larutan.
7. Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Ada pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca dengan pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.
Saat ini, alat sterilisasi telah dikontrol secara otamatis dengan computer dengan sistem backup yang tidak meninggalkan celah untuk kesalahan. Secara teori, kita dapat mencapai 100 persen sterilisasi, tapi dalam kenyataan di lapangan untuk mencapai hal tersebut sangatlah sulit. Menurut guideline dari BGA (German Ministry of Health).
Trend yang popular pada saat ini adalah dengan menggunakan alat sekali pakai dan alat CSSD yang telah di automasi. Namun tingginya dana yang dibutuhkan untuk alat sekali pakai dan CSSD automation adalah salah satu keterbatasan di negara berkembang seperti Indonesia.

            Alat dan Bahan :
            Alat-alat :
§  Oven
§  Cawan petri
§  Tabung reaksi
§  Uatoclave
§  Jatum ose
§  Batang pengaduk

Bahan-bahan :
§  Kapas
§  Kertas
§  Air
§  Sabun


Prosedur Kerja :
1.      Tabung reaksi dan cawan petri serta peralatan dari logam lainnya di cuci bersih menggunakan sabun, kemudian di tiriskan dan di masukkan ke dalam oven 1700C selama 3 jam, sehingga sebagian dari peralatan tersebut di bungkus dengan kertas dan di masukkan ke dalam autoclave.
2.      Tabung reaksi dan cawan petri yang berisi medium yang telah di sumbat dengan kapas dan di bungkus kertas, di susun di dalam autoclave .
3.      Autoclave  bagian dasarnya di isi dengan air ledeng, kemudian peralatan dan medium yang akan di sterilisasi di susun dengan rapi.
4.      Autoclave di tutup dengan mengencangkan klem-klem penutupnya.
5.      Kran pada pipa uap di buka, kemudian temperatur akan terus meningkat sampai 1210C pada tekanan 1 atm/cm.
6.      Autoclave di set pada 15 menit semenjak suhu 1210C tercapai.
7.      Setelah cukup waktu, kran uap ditutup di iringi dengan menurunnya suhu.
8.      Autoclave bisa dibuka bila manometer telah menunjukkan angka nol.

Hasil  
autoclave_





Setelah melakukan praktik sterilisasi di peroleh hasil sebagi berikut :
No
Alat –alat yang di sterilisasi
Hasil
1
2 buah cawan petri
Steril
2
12 buah tabung reaksi
steril
3
1 buah jarum ose
steril
4
1 buah gelas kimia
steril
5
2 buah pinset
steril
6
1 buah batang pengaduk
steril

Pembahasan
Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat-alat biotek seperti tip, e-tube, mortar pestle, dan lain-lain. Selain itu alat ini juga digunakan untuk mensterilkan media, baik media agar atau pun media cair. Juga dapat digunakan untuk sterilisasi tanah atau kompos yang akan digunakan untuk media tanaman.
Gambar di atas adalah contoh jenis autoclave yang paling sederhana. Prinsip kerja alat ini sama dengan prinsip kerja kukusan (alat sederhana untuk menanak nasi) hanya saja memiliki tekanan sehingga menghasilkan panas yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan untuk lebih menyempurnakan proses sterilisasi. Tahap sterilisasi sebenarnya cukup singkat yaitu dengan suhu 121 derajat celsius selama 15 menit. Namun waktu keseluruhan mulai dari pemanasan awal (kenaikan suhu) sampai pendinginan (penurunan suhu) bisa mencapai kurang lebih 2 jam-an. Yang perlu diperhatikan selama mengoperasikan alat ini adalah: tulis siapa pengguna (nama, waktu dan lab.) sebelum start, selalu memakai sarung tangan tahan panas, isilah air sesuai ukuran yang ditentukan sebelum start, jangan membuka autoclave sebelum suhu dingin (dibawah 60 derajat celcius). Fungsi mesin ini untuk mensterilkan bahan atau alat seperti alat medis,media jamur,alat laboratorium dll dari bakteri atau virus berbahaya.Juga dapat digunakan untuk produk makanan bandeng,ayam,bebek sehingga lunak menjadi presto food.Menerima kapasitas besar.
Cara Kerja :
Sebelum pesawat di ON kan alat diatur dulu temperaturnya sesuai yang dikehendaki yaitu diatas 100º kemudian tekan saklar S1, maka suplay tegangan PLN masuk kealat. Lampu L1 dan L2 menyala, filamen bekerja dan terjadi proses pemanasan.Panas yang dihasilkan oleh filamen akan terus naik sampai temperatur yang dikehendaki tercapai,maka mikroswitch SHG akan memutuskan hubungan sehingga filamen tidak mendapat suplay.
Prinsip Dasar Alat :
Autoclave ini adalah suatu jenis pesawat untuk sterilisasi yang memanfaatkan temperatur dan tekanan tinggi. Dalam hal ini menggunakan media uap air yang bertekanan tinggi untuk proses sterilisasi. Proses kerja dari Autoclave ini memanfaatkan temperatur dan tekanan tinggi yang dihasilkan dari proses perubahan daya menjadi panas.
Pengoperasian Alat :
a).    Pengisian air
Penggunaan air bebas mineral sangat baik untuk proses sterilisasi. Pengisian air dilakukan secara konvensional dan tinggi air sampai mencapai kurang lebih 2 cm melalui chember.
b).    Pemuatan barang
Barang yang akan disterilkan dimasukkan kedalam chamber kemudian ditutup rapat.
c).    Pemanasan
Dengan menekan tombol ON maka lampu indikator akan menyala dan proses sterilisasi akan mulai bekerja.
d).   Sterilisasi
Untuk proses sterilisasi menggunakan temperatur dan tekanan dengan batas waktu yang telah ditentukan. Sedangkan tekanan uap yang dihasilkan mencapai 121ºC.
e).    Pengeringan
Apabila proses sterilisasi telah selesai maka buka Dry Value, sehingga terjadi pembuangan air. Hal ini dilakukan agar ruang dalam chember menjadi hampa udara dan kering yang akan mengurangi kelembapan serta mengeringkan alat yang telah disterilisasi, pengeringan tersebut dilakukan oleh chamber.
f).     Pengeluaran barang
Pastikan tidak ada tekanan dalam chember dengan melihat jarum pengukur tekana uap pada skala 0, kemudian buka chamber.

Pemeliharaan Pesawat :
a).    Pemeliharaan Mekanis
Periksa bagian atas dan bawah penguat kotruksi yaitu beton dan tembok
b).    Pemeliharaan Elektrik
Ganti fuse dan elemen pemanas apabila terjadi kerusakan dengan yang baru.
c).    Quality control
Untuk mengetahui alat medis yang sudah steril ditentukan dengan quality
Control yaitu autoclave tape ; suatu kertas pembungkus yang akan berubah warnanya pada saat sterilisasi selesai. Kertas tersebut tidak boleh terkontaminasi dengan udara sekitarnya.



DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Catatan Informatika