TANGGAL
PRAKTIKUM : 01
Desember 2010
TANGGAL
LAPORAN : 08
Desember 2010
TUJUAN
PRAKTIKUM :
· Mengidentifikasi suatu larutan berdasarkan ciri fisik (bau,
warna, endapan).
· Mengidentifikasi pH larutan dengan menggunakan
kertas lakmus.
PRINSIP
KERJA :
1. Sejumlah sampel direaksikan dengan sampel lain
hingga menghasilkan warna atau endapan tertentu yang akan digunakan untuk
mengidentifikasi larutan yang terdapat pada sampel.
2. Sejumlah sampel direaksikan dengan pereaksi
tertentu menggunakan kertas lakmus dan dipanaskan untuk mengidentifikasi
larutan yang terdapat pada sampel.
TEORI
DASAR :
Unsur logam dalam
larutannya akan membentuk ion positif (kation), sedangkan unsur non logam akan
membentuk ion negatif (anion). Untuk identifikasi
dapat digunakan pendekatan melalui pengamatan warna, bau, terbentuknya
gelembung gas ataupun endapan, reaksi
asam-basa, redoks, kompleks.
Untuk mengetahui suatu jenis larutan maka digunakan analisis dengan cara kering
(pemanasan) maupun analisis dengan cara basah (pencampuran), reaksi
pengendapan, dan Redoks.
·
Analisis
cara kering:
Perubahan pada
pemanasan
Sedikit zat dalam tabung uji dipanaskan perlahan-lahan
dan akan terjadi perubahan yang dapat diamati.
Pemeriksaan warna nyala logam
Sedikit zat dalam gelas arloji dibasahi HCl pekat,
beberapa kristal dipijarkan menggunakan kawat platina (Pt) di atas bunsen.
·
Analisis
cara basah:
Hasil reaksi dapat
diketahui dengan mengamati adanya perubahan yang terjadi, yang pada umumnya
berupa terbentuknya endapan, timbulnya gas, dan perubahan warna.
·
Reaksi
pengendapan:
v Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan
berperan penting dalam analisa kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk
kristal atau koloid dan dengan warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat
dilakukandengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut terbentuk jika
larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.
Ksp adalah tetapan kesetimbangan untuk kelarutan suatu
senyawa ionik yang sukar larut.
v
Prediksi terbentuknya endapan: Qsp
vs Ksp
Harga Ksp, dapat dibandingkan dengan
harga hasil kali konsentrasi ion-ionnya, Qsp untuk mengetahui apakah larutan sudah
membentuk endapan atau belum.
Qsp = Ksp: pada saat larutan jenuh, tidak ada lagi
solut yang akan terlarut.
Qsp > Ksp: endapan akan terbentuk.
Qsp< Ksp: Larutan belum jenuh, tidak ada endapan yang
terbentuk.
Berdasarkan nilai Ksp ini maka kation-kation dapat
dipisahkan menjadi beberapa kelompok kecil yang selanjutnya dapat memudahkan
identifikasi masing-masing kation.
·
Redoks
Banyak
reaksi oksidasi dan rteduksi yang duganakan untuk analisa kualitatif, baik
sebagai pengoksidasi ataupun pereduksi. Bneberapa reaksi oksidasi reduksi yang ditujukan
dengan adanya perubahan fisik seperti perubahan warna sangat berguna dalam
membantu identifikasi ion.
Berikut ini beberapa zat yang digunakan dalam
analisa kualitatif:
·
Kalium
Permanganat (KMnO4)
·
Kalium
Kromat ((K2CrO4) dan Kalium dikromat (K2Cr2O7)
·
Asam
Nitrat (HNO3)
·
Hidrogen
Peroksida (H2O2)
Analisis
Kation
Menurut
sistematika berikut, kation digolongkan berdasarkan atas perbedaan kelarutan
dari garam kloria, sulfida dan karbonat sebagai berikut : Gol I (Gol. Asam Klorida), II (Gol. Asam
Sulfida), III (Gol. Amonium Sulfida), IV (Gol. Amonium Karbonat), V (Gol.
Sisa).
Golongan
|
Kation
|
Pereaksi pengendap/kondisi
|
1
|
Ag+,Hg+,Pb2+
|
HCl 6 M
|
2
|
Cu2+,Cd2+,Bi3+Hg2+,Sn4+,Sb3+
|
H2S 0,1 M pada pH 0,5
|
3
|
Al3+,Cr3+,Co2+,Fe2+,Ni3+,Mn2+,Zn2+
|
H2S 0,1 M pada pH 9
|
4 dan 5
|
Ba2+,Ca2+,Mg2+,Na+,K+,NH4+
|
Tidak ada pereaksi pengendap golongan
|
Analisis Anion
Analisis anion umumnya
dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a. Golongan sulfat: SO42-, SO32-,PO43-,CrO42-,BO2-,CO32,-C2O42-,AsO43-.
b. Golongan halida: Cl‑,Br-,I-,S2-.
c. Golongan nitrat: NO3-,NO2-,C2H3O2-
PROSEDUR
KERJA :
Experiment 1
a. Disediakan 7 larutan yang tidak diketahui zat
terlalurtnya(unknown aqueous solution) yang mana masing-masing mengandung salah
satu zat terlarut dibawah ini:
1.
(NH4)2CO3
2.
NaOAc
atau CH3COONa
3.
KI
4.
NaOH
5.
MgSO4
6.
FeCl3
7.
BaCl2
b. Kemudian reaksikan masing-masing sampel
larutan dan tentukan zat terlalut apa saja yang terdapat pada masing-masing
larutan.
c. Indentifikasi perubahan yang terjadi.
Experiment 2
a. Sampel larutan yang akan diidentifikasi
direaksikan dengan pereaksi seperti : HCl, NH3, H2SO4,
dan NaOH. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat hasilnya.
b. Sampel larutan yang sama diidentifikasi
kembali dengan menggunakan kertas lakmus. Amati perubahan warna yang terjadi
pada kertas lakmus.
DATA
PENGAMATAN :
EXPERIMENT 1
Tabel pengamatan :
Tabung
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
|
1
|
₋
|
endapan
Putih
|
keruh
|
bening
tak
berwarna
|
bening
tak
berwarna
|
endapan
putih
|
bening
tak
berwarna
|
|
2
|
endapan
putih
|
₋
|
keruh
|
bening tak
berwarna
|
bening tak
berwarna
|
bening tak
berwarna
|
kuning
bening
|
|
3
|
keruh
|
Keruh
|
₋
|
bening
tak
berwarna
|
bening
tak
berwarna
|
bening
tak
berwarna
|
endapan
coklat
|
|
4
|
bening tak
berwarna
|
bening tak
berwarna
|
bening tak
berwarna
|
₋
|
bening tak
berwarna
|
bening tak
berwarna
|
kuning
bening
|
|
5
|
bening
tak
berwarna
|
bening
tak
berwarna
|
bening
tak
berwarna
|
bening
tak
berwarna
|
₋
|
bening
tak
berwarna
|
kuning
ke-
coklatan
|
|
6
|
endapan
putih
|
bening tak
berwarna
|
bening tak
berwarna
|
bening tak
berwarna
|
bening tak
berwarna
|
₋
|
kuning
keruh
|
|
7
|
bening
tak
berwarna
|
Kuning
bening
|
endapan
coklat
|
kuning
bening
|
kuning
ke-
coklatan
|
kuning
keruh
|
₋
|
Perkiraan pH :
Tabung
|
pH
|
1
|
Basa
|
2
|
Basa
|
3
|
Basa
|
4
|
Netral
|
5
|
Asam
|
6
|
Basa
|
7
|
Asam
|
Kesimpulan :
Jadi, kami berasumsi bahwa pada tabung no. 4
berisi larutan KI, karena
memiliki pH yang netral.
KI merupakan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat, oleh karena itu
pH-nya netral.
·
Hasil Identifikasi
1.
(NH4)2CO3
Reaksi :
(NH4)2CO3(aq)
+ NaOAC(aq) → Na2CO3(l) + NH4OAC(l)
(NH4)2CO3(aq)
+ KI(aq) → K2CO3(l) + NH4I(l)
(NH4)2CO3(aq)
+ NaOH(aq) → Na2CO3(l) + NH4OH(l)
(NH4)2CO3(aq)
+ MgSO4(aq) → Mg(CO3)2(l) + (NH)2SO4(l)
|
(NH4)2CO3(aq)
+ BaCl2(aq) → BaCO3(l) + NH4Cl(l)
Hasil : Reaksi lainnya merupakan larutan tidak
berwarna.
Larutan (NH4)2CO3(aq)
teridentifikasi pada tabung 6,
karena garam-garam ammonium umumnya adalah senyawa-senyawa yang larut dalam air
dengan membentuk larutan yang tidak berwarna kecuali bila anionnya berwarna
yakni saat direaksikan dengan FeCl3 menghasilkan warna kuning keruh.
2.
NaOAc
Reaksi :
NaOAc(aq) + (NH4)2CO3(aq)
→ Na2CO3(l) + NH4OAc(l)
NaOAc(aq) + KI(aq)
→ KOAc(l) + NaI(I)
NaOAc(aq) + NaOH(aq)
→ NaOAc(l) + NaOH(l)
NaOAc(aq) + MgSO4(aq) →
Mg(OAc)2(l) + Na2SO4(l)
|
NaOAc(aq) + BaCl2(aq)
→ Ba(OAc)2(l) + NaCl(l)
Hasil : Reaksi lainnya merupakan larutan tidak
berwarna.
Larutan NaOAc(aq) teridentifikasi
pada tabung 5, karena endapan dari
Na akan lebih pekat jika direaksikan dengan asam asetat sehingga endapan
menjadi kuning pekat dan jika direaksikan dengan FeCl3 akan
menghasilakan warna kuning kecoklatan.
3.
KI
Reaksi :
KI(aq) + (NH4)2CO3(aq)
→ K2CO3(l) + (NH4)2I(l)
KI(aq) + NaOAc(aq)
→ KOAc(l) + NaI(l)
KI(aq) + MgSO4(aq)
→ K2SO4(l) + MgI(l)
KI(aq) + NaOH(aq)
→ KOH(l) + NaI(l)
|
KI(aq) + BaCl2(aq)
→ BaI2(l) + KCl(l)
Hasil :
Reaksi lainnya merupakan larutan tidak berwarna.
Larutan KI(aq) teridentifikasi pada
tabung 4, karena endapan putih pada
KI akan larut jika direaksikan dalam asam kuat dan alkali-alkali serta dalam
aseton. Sehingga dihasilkan warna kuning bening jika direaksikan dengan FeCl3.
4.
NaOH
Reaksi
:
NaOH(aq) + (NH4)2CO3
→ Na2CO3(l) + NH4OH(l)
NaOH(aq) + NaOAc(aq)
→ NaOAc(l) + NaOH(l)
NaOH(aq) + KI(aq)
→ NaI(l) + KOH(l)
|
|
|
Hasil : Reaksi lainnya merupakan larutan tidak
berwarna.
Larutan
NaOH(aq) teridentifikasi pada tabung
3, karena garam-garam ini membentuk larutan tidak berwarna kecuali jika
anionnya berwarna seperti direaksikan pada FeCl3 menghasilkan warna
coklat kemerahan.
5.
MgSO4
Reaksi
:
MgSO4(aq) + (NH4)2CO3(aq)
→ Mg2CO3(l) + (NH4)2SO4(l)
MgSO4(aq) + NaOAc(aq)
→ MgOAc(l) + Na2SO4(l)
MgSO4(aq) + KI(aq)
→ MgI2(l) + K2SO4(l)
MgSO4(aq) + NaOH(aq) →
Mg(OH)2(s) + Na2SO4(l)
MgSO4(aq) + FeCl3(aq)
→ MgCl2(l) + Fe2SO4(l)
|
Hasil : Reaksi lainnya merupakan larutan tidak
berwarna.
Larutan MgSO4(aq) teridentifikasi
pada tabung 2, karena endapan Mg
larut sangat sedikit dalam air tetapi mudah larut dalam garam-garam ammonium
sehingga jika direaksikan dengan (NH4)2CO3(aq) akan
menghasilkan larutan yang tidak berwarna.
6.
FeCl3
Reaksi :
FeCl3(aq) + (NH4)2CO3(aq)
→ NH4Cl(l) + BaCO3(l)
|
FeCl3(aq) + KI(aq)
→ KCl(l) + FeI3(l)
|
FeCl3(aq) + MgSO4(aq)
→ MgCl2(l) + Fe2SO4(l)
|
Hasil : Reaksi lainnya merupakan larutan tidak
berwarna.
Larutan
FeCl3(aq) teridentifikasi pada tabung
7, karena akan menghasilkan warna coklat kemerahan jika direaksikan dengan
larutan basa.
7.
BaCl2
Reaksi :
|
BaCl2(aq) + NaOAc(aq)
→ NaCl(l) + Ba(OAc)2(l)
BaCl2(aq) + KI(aq)
→ KCl(l) + BaI2(l)
|
BaCl2(aq) + NaOH(aq) →
NaCl(l) + Ba(OH)2(s)
|
Hasil : Reaksi lainnya merupakan larutan tidak
berwarna.
Larutan BaCl2(aq) teridentifikasi
pada tabung 1, karena endapan putih
larut sedikit dalam larutan garam-garam amonia dari asam-asam kuat sehingga
jika direaksikan dengan (NH4)2CO3(aq) menghasilkan
endapan keruh.
EXPERIMENT 2
Larutan Sampel A yang berisi endapan berwarna
putih kekuningan. Diduga sampel tersebut mengandung AgNO3, BaCl2,
(NH4)2CO3, NH4NO3, serta NiCl2.2H2O.
Dengan pereaksi HCl, HNO3, NaOH, dan NH3.
Pengamatan dilakukan berdasarkan ada atau
tidaknya endapan putih kekuningan yang terbentuk. Diduga larutan tersebut tidak
mengandung NiCl2.2H2O karena Ni menghasilkan endapan
berwarna merah.
·
Larutan
sampel direaksikan dengan HCl(aq) :
BaCl2(aq) + HCl(aq) → BaCl(l) + HCl(l) (tidak mungkin, karena terjadi reaksi timbal
balik)
AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(s) +
HNO3(l) (menghasilkan endapan
putih AgCl)
NH4NO3(aq) + HCl(aq)
→ NH4Cl(l) + HNO3(l) (tidak mungkin, karena
reaktan seluruhnya berfasa liquid)
NH4CO3(aq) + HCl(aq)
→ NH4Cl(l) + H2CO3(l) (tidak
mungkin, karena reaktan seluruhnya berfasa liquid)
·
Larutan
sampel direaksikan dengan NaOH(aq) :
BaCl2(aq) + NaOH(aq) → Ba(OH)2(s) + NaCl(l) (menghasilkan
endapan putih Ba(OH)2)
AgNO3(aq) + NaOH(aq) →
Ag(OH)2(s) + NaNO3(l) (menghasilkan endapan putih Ag(OH)2)
NH4NO3(aq) +
NaOH(aq) → NH4OH(l) + NaNO3(l) (tidak mungkin, karena reaktan
seluruhnya berfasa liquid)
(NH4)2CO3(aq)
+ NaOH(aq) → NH4OH(l) + Na2CO3(l)
(tidak mungkin, karena reaktan seluruhnya berfasa liquid)
Dilihat dari reaksi diatas,
larutan pada sampel A teridentifikasi
mengandung AgNO3 dan BaCl2 karena terbentuknya endapan putih. Sehingga larutan yang belum
teridentifikisi terdapat dua kemungkinan, yakni NH4NO3
dan (NH4)2CO3.
·
Identifikasi
NH4
NH4+(aq) +
NaOH(aq) →NH3(l) + H2O + Na+
(basa lemah akan terdesak keluar jika
direaksikan dengan NaOH yang menghasilkan bau pesing (amonia) serta dapat
merubah kertas lakmus merah menjadi biru.
·
Identifikasi
anion CO32-
Jika sampel ditambahkan dengan Ba(OH)2 akan menghasilkan warna keruh yang berasal
dari garam – garam karbonat. Sehingga tidak memungkinkan adanya anion NO3-
.
Maka larutan sampel tersebut mengandung : AgNO3,
BaCl2, dan (NH4)2CO3
PEMBAHASAN :
·
Untuk
memudahkan pada saat pengamatan, digunakan plat tetes mikro dalam mereaksikan
larutan agar hasilnya terlihat dengan jelas.
·
Selain
menggunakan plat tetes mikro, pengamatan dilakukan pada tabung reaksi agar
endapan yang terbentuk dapat terlihat dengan jelas.
·
Setiap
sampel larutan dicium baunya untuk memudahkan dalam identifikasi.
·
Setiap
sampel larutan diuji pH nya dengan menggunakan lakmus merah dan lakmus biru
supaya memudahkan dalam pengidentifikasian.
·
Pengamatan
pada perubahan warna sebaiknya diamati oleh lebih dari satu orang agar hasilnya
lebih akurat.
·
Untuk
identifikasi lanjutan, larutan dapat dipanaskan sehingga gas yang dihasilkan
dapat terindentifikasi.
·
Sebaiknya
pereaksi yang digunakan pada saat identifikasi tidak menggunakan H2SO4
akan tetapi menggunakan HNO3
·
Untuk
mempermudah hasil pengamatan pada saat identifikasi, disarankan mempunyai
referensi yang banyak mengenai reaksi kimia serta fasa dari semua larutan.
Sehingga bila terbentuk endapan, kita bisa menduga endapan tersebut berasal
dari larutan apa.
KESIMPULAN :
Setelah dilakukannya percobaan uji kualitatif
larutan sampel, maka didapatkan hasil :
1. Experiment 1
·
Tabung
1 = BaCl2(aq)
·
Tabung
2 = MgSO4(aq)
·
Tabung
3 = NaOH(aq)
·
Tabung
4 = KI(aq)
·
Tabung
5 = NaOAc(aq)
·
Tabung
6 = (NH4)2CO3(aq)
·
Tabung
7 = FeCl3(aq)
2. Experiment 2
Larutan
sampel berisi :
·
AgNO3
·
BaCl2
·
(NH4)2CO3
DAFTAR PUSTAKA :
·
Svehla.
G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik
Kualitatif Makro Dan Semimikro. Jakarta : Kalman Media Pusaka.
·
Underwood,
dkk. 1990. Analisa Kimia Kuantitatif Ed 4.
Jakarta : Erlangga.
·
Prosedur
Analisis Kualitatif Anorganik Tingkat III. SMKN 13 Bandung.
·
http://unsoed.ac.id/category/index_14572.php
0 komentar:
Post a Comment