BAB V PEMBAHASAN
Obat maag (tukak lambung) atau Antasida,
adalah obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif menetralkan asam di
lambung dan tidak diserap ke dalam tubuh sehingga cukup aman digunakan (sesuai
anjuran pakai). Untuk mengatasi nyeri lambung, di dalam sediaan antasida
umumnya mengandung senyawa
yang dapat menetralkan asam lambung, sehingga
mengurangi derajat keasaman lambung. Semakin banyak kadar antasida di dalam
obat maag, maka semakin banyak asam yang dapat dinetralkan sehingga lebih
efektif mengatasi gejala sakit maag dengan tuntas.
Zat utama berkhasiat yang digunakan disebut Magaldrate, yaitu
campuran Al(OH)2 aluminium hidroksida dan Mg(OH)2
magnesium hidroksida. Campuran ini sering juga disebut susu magnesium atau
aluminium hidroksida. Bila masuk kedalam lambung, campuran aluminium hidroksida
dan magnesium hidroksida sebagian akan dinetralkan oleh asam lambung, sehingga
pH cairan lambung akan naik. Nilai pH
maksimum yang dapat dicapai dan kemampuan mempertahankan pH cairan lambung
sekitar 3,5-5 yang identik dengan pH
Magaldrate.
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan komposisis magnesium dan alumunium
hidroksida dalam obat maag menggunakan titrasi asam basa dengan cara
menitrasinya dengan larutan baku natrium hidroksida. Asam klorida digunakan sebagai larutan baku primer untuk
menstandarisasi natrium hidroksida. Reaksi berjalan dengan cepat ketika titran
ditambahkan ke analit.
Prinsip
yang mendasari dari percobaan ini adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi
antara 1 mek (milli ekivalen) asam dengan 1 mek basa yang menghasilkan garam
dan air. Pada percobaan ini dilakukan titrasi metode asidimetri (penentuan
kadar suatu larutan basa dengan larutan standar asam) dan alkalimetri
(penentuan kadar asam dengan standar basa).
Sebelum melakukan percobaan, alat-alat yang digunakan harus dalam
keadaan bersih dan dipastikan tidak ada zat pengotor atau kontaminan yang dapat
mengganggu jalannya reaksi. Pengkondisian alat dapat dilakukan dengan mencuci
alat-alat yang akan digunakan dengan detergen, kemudian dibilas dengan air
mengalir sampai bersih. Setelah dicuci, alat-alat dikeringkan dengan udara,
atau dilap dengan lap kering dan bersih atau tissue apabila alat-alat tersebut
akan segera digunakan.
Sebelum digunakan untuk wadah larutan atau
pereaksi, alat dibilas terlebih dahulu dengan aquades 2-3 kali, kemudian dengan
larutan yang akan disimpan pada wadah tersebut sebanyak 2-3 kali, untuk
menghindari kontaminan pada alat.
Apabila semua bahan telah siap, selanjutnya
adalah persiapan peralatannya. Pipet volum dan buret harus dibilas dengan
akuadest untuk menghilangkan pengotor lain atau larutan sisa penggunaan buret
sebelumnya yang dikhawatirkan masih menempel, kemudian dibilas dengan larutan
yang akan digunakan masing-masing minimal 3 kali. Tujuannya agar buret terbilas
dengan larutan, dimana larutan tersebut yang akan digunakan pada saat titrasi
dilakukan, sehingga sisa-sisa akuadest dalam buret atau dalam pipet volum tidak
menyebabkan terjadinya pengenceran terhadap larutan yang hendak digunakan yang
akan menyebabkan kesalahan pada saat pengamatan serta perhitungan.
Dalam percobaan
ini, diberikan contoh obat maag yang mengandung emulsi campuran aluminium
hidroksida dan magnesium hidroksida, yaitu Mylanta dan Polycylene. Indicator
yang digunakan adalah indicator PP
(Phenolphtalein)dan dititrasi dengan larutan NaOH. Indicator phenolphthalein
merupakan asam diplotik yang tidak berwarna. Indicator ini sukar larut dalam
air tetapi dapat berinteraksi dengan air sehingga cincin laktonnya terbuka dan
membentuk asam yang tidak berwarna. Perubahan warna yang terjadi ialah dari putih
bening menjadi merah muda.
Untuk memudahkan melihat titik akhir titrasi,
yaitu dengan timbulnya perubahan warna indikator, amatilah warna larutan dalam
labu Erlenmeyer dengan kertas putih sebagai latar belakang (background). Penambahan basa pada awal titrasi menyebabkan
perubahan warna indikator agak cepat, tetapi semakin mendekati titik ekivalen
perubahan warna indikator mulai sukar hilang, karena itu penambahan basa harus
dilakukan setetes demi setetes sampai warna indikator menjadi warna merah muda.
Penambahan basa pada awal titrasi menyebabkan perubahan
warna indikator agak cepat, tetapi semakin mendekati titik ekivalen perubahan
warna indikator mulai sukar hilang, karena itu penambahan basa harus dilakukan
setetes demi setetes sampai warna indikator tidak berubah lagi. Setelah
didapatkan volume pemakaian NaOH kemudian dihitung
kadar basa (OH-) di dalam sampel obat. Kadar basa (OH-)
pada sampel obat Mylanta adalah 0,00168 M, sedangkan
kadar OH- untuk sampel obat Polisylane adalah 0,00114 M. Selain
dilakukan titrasi pada sampel obat, dilakukan juga titrasi terhadap blanko
(aqudes tanpa sampel), didapat konsentrasi NaOH nya 0,494 mmol.
Kesalahan yang mungkin terjadi pada saat titrasi
antara lain berasal dari keadaan buret yang kurang baik, dimana didapatkan
buret dalam keadaan bocor pada kerannya, sehingga ada penitran yang tidak masuk
ke dalam labu erlenmeyer, akan tetapi terbaca sebagai penitran yang bereaksi
dengan analit dalam labu erlenmeyer. Kesalahan juga terdapat pada saat
pembacaan skala buret (paralaks), yang akan mengakibatkan kesalahan pada
perhitungan.
BAB VI KESIMPULAN
Setelah dilakukannya percobaan, dapat
disimpulkan kan bahwa Magaldrate adalah
zat utama pada obat maag yang berkhasiat yaitu campuran Al(OH)2 (aluminium
hidroksida) dan Mg(OH)2 (magnesium hidroksida). Didapatkan komposisi
Mg(OH)2 dan Al(OH)2 yang berbeda pada masing-masing sampel
obat yaitu :
· Kadar OH- untuk sampel Mylanta
adalah 1.68 x 10-3 M
· Kadar OH- untuk sampel ‘Polysilene’1.15 x 10-3 M
Kandungan Magaldrate pada Mylanta lebih besar
dibandingkan Polysilene, sehingga obat itu lebih baik untuk menetralkan asam
pada lambung.
BAB VII DAFTAR PUSTAKA
Harvey, David. 2000. Modern Analytical Chemistry. 1st ed. The
McGraw-Hill Companies, Inc. North America.
Harjadi,
W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT Gramedia.
Sudjana, Moch. 1972. Kimia Analitik.
Koprasi Warga Sekolah Analis Kimia. Bandung.
Sumarna, A. 2009. Pengantar Kimia Analisis II
(Titrimetri). Pusdiklat. Bogor.
Underwood, A. L & R. A Day . Jr. 1998. Analisis
Kimia Kuantitatif. Edisi ke lima Diterjemahkan oleh L. Sopyan, Dr. Ir.
Erlangga. Jakarta.
1 komentar:
alay cursornya
Post a Comment