No.
Praktikum : 1 (Satu)
Tanggal
Praktikum :
01
Desember 2010
Tanggal
Laporan : 14 Desember 2010
Tujuan
Praktikum :
Memperkenalkan
analisis kuantitatif ion-ion yang ada pada garam-garam anorganik.
Memperkenalkan
reaksi-reaksi spesifik ion-ion umum.
Alat
dan Bahan :
Alat
|
Bahan
|
û Labu
ukur 500 mL
|
û Larutan
AgNO3 0,1 N
|
û Gelas
kimia 500 mL
|
û Larutan
FeCl3 0,1 N
|
û Tabung
reaksi
|
û Larutan
Na2SO4 0,1 N
|
û Rak
tabung reaksi
|
û Larutan
K2CrO4 0,1 N
|
û Pipet
|
û Larutan
KSCN 0,1 N
|
|
û Larutan
Pb(C2H3O2)2 0,1 N
|
|
û Larutan
K3[Fe(CN)6] 0,1 N
|
Prosedur
Kerja :
Prosedur Kerja I :
1. Larutan
garam induk {AgNO3, FeCl3, Na2SO4,
KSCN, Pb(C2H3O2)2, K3[Fe(CN)6]}
masing-masing 0,1 N dibuat dalam labu ukur 500 mL.
2. Kemudian
dipindahkan masing-masing larutan dalam gelas kimia 500 mL, lalu diberikan
label.
3. Delapan
tabung reaksi disiapkan, lalu diisi dengan masing-masing larutan yang telah
dibuat dengan volume masing-masing 5 mL.
4. Segala
ciri yang ada pada larutan tersebut dicatat.
Prosedur Kerja II
:
1. Tabung
reaksi bersih sebanyak 6 x 8 disiapkan.
2. Diisi
masing-masing dengan 5 mL larutan garam dari induknya.
3. Diberi
label pada masing-masing tabung dengan angka I untuk larutan AgNO3,
II untuk larutan FeCl3, . . . , VII untuk larutan K3[Fe(CN)6].
4. Tabung
I-VII ditempatkan satu set pada rak tabung reaksi.
5. Ditambahkan
masing-masing tabung dengan 5 mL larutan induk II. Kemudian diamati perubahan
yang terjadi.
6. Hal
tersebut dilakukan secara berurutan dengan larutan induk III sampai VII. Lalu,
dicatat hasilnya pada tabel pengamatan.
7. Perubahan
yang terjadi pada tiap tabung reaksi dibandingkan satu per satu.
Data
Pengamatan :
Prosedur
Bagian I :
Tabung
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
Larutan
|
AgNO3
|
FeCl3
|
Na2SO4
|
K2CrO4
|
KSCN
|
Pb(C2H3O2)2
|
K3[Fe(CN)6]
|
Warna
|
Bening
tak berwarna
|
Kuning
kecoklatan
|
Bening
tak berwarna
|
Kuning
bening
|
Bening
tak berwarna
|
Keruh
tak berwarna
|
Kuning
kehijauan
|
·
Prosedur bagian I :
Berikan
komentar dari asal warnanya :
1. AgNO3
: Bening tak
berwarna
Perak
(Ag) merupakan logam berwarna putih, sedangkan anion mempunyai sifat larut dalam air.
Perak nitrat (AgNO3) mudah larut dalam air. Karena logam Ag berwarna putih, maka larutan AgNO3
bening tak berwarna.
2.
FeCl3 : Kuning kecoklatan
Besi
(Fe) yang murni adalah logam berwarna putih-perak, sifatnya kukuh dan liat.
Biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan sulfida
dari besi sertasedikit grafit. Dalam larutan tersebut terdapat kation-kation Fe3+
yang berwarna kuning, dan jika larutan tersebut mengandung klorida (Cl-),
warnanya akan semakin kuat. Oleh karena itu, larutan FeCl3 berwarna
kuning kecoklatan.
3. Na2SO4
: Bening tak berwarna
Natrium (Na)
adalah logam putih-perak yang lunak. Dalam garam-garamnya, natrium berada
sebagai kation monovalen Na+. Garam-garam ini membentuk larutan tak
berwarna kecuali jika anionnya berwarna. Hampir semua garam natrium larut dalam
air. Oleh karena itu, larutan Na2SO4 bening tak berwarna.
4.
K2CrO4 : Kuning
bening
Kalium (K)
adalah logam putih-perak yang lunak. Garam-garam kalium mengandung kation
monovalen K+. Garam-garam ini biasanya larut dan membentuk larutan
yang tak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna. Sedangkan kromat logam
biasanya adalah zat-zat padat berwarna, yang menghasilkan larutan kuning bila
dapat larut dalam air. Kromat dari logam alkali dan dari kalsium serta
magnesium larut dalam air, strontium kromat sedikit larut. Karena kalium
termasuk logam alkali, maka kalium kromat (K2CrO4) dapat
larut dalam air, dan menghasilkan warna kuning bening. Warna kuning bening
berasal dari warna kromat yang larut (kuning) dan larutan yang berasal dari
kation K+ (bening).
5.
KSCN : Bening tak berwarna
Kalium (K)
adalah logam putih-perak yang lunak. Garam-garam kalium mengandung kation monovalen
K+. Garam-garam ini biasanya larut dan membentuk larutan yang tak
berwarna, kecuali bila anionnya berwarna. Kebanyakan dari logam tiosianat dapat
larut. Oleh karena itu larutan KSCN bening tak bewarna.
6.
Pb(C2H3O2)2
: Keruh tak berwarna
Timbel (Pb)
adalah logam yang berwarna abu-abu kebiruan. Hampir semua asetat normal larut
dalam air. CH3COOH adalah cairan yang tak berwarna dengan bau yang menusuk. Oleh karena itu,
larutan Pb(C2H3O2)2 yang dihasilkan
keruh tak berwarna.
7.
K3[Fe(CN)6] :
Kuning kehijauan
Kalium (K)
adalah logam putih-perak yang lunak. Garam-garam kalium mengandung kation
monovalen K+. Garam-garam ini biasanya larut dan membentuk larutan
yang tak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna. Sedangkan heksasianoferat
(III) [Fe(CN)6]3- membentuk kompleks berwarna hijau. Oleh
karena itu, larutan K3[Fe(CN)6] berwarna kuning
kehijauan. Warna kuning kehijauan berasal dari campuran K+ yang
membentuk larutan bening dan [Fe(CN)6]3- yang membentuk
kompleks berwarna hijau.
Prosedur Bagian II :
Tabung
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
AgNO3
|
FeCl3
|
Na2SO4
|
K2CrO4
|
KSCN
|
Pb(C2H3O2)2
|
K3[Fe(CN)6]
|
|
AgNO3
|
-
|
Endapan
putih susu
|
Bening
tak berwarna
|
Merah
bata
|
Endapanputih
susu
|
Bening
tak berwarna
|
Endapan
orange
|
FeCl3
|
Endapan
putih susu
|
-
|
Coklat
sangat pucat
|
Endapan
orange
|
Merah
darah
|
Coklat
teh
|
Hitam
kekuningan
|
Na2SO4
|
Bening
tak berwarna
|
Coklat
sangat pucat
|
-
|
Kuning
bening
|
Bening
tak berwarna
|
Endapan
putih susu
|
Kuning
kehijauan
|
K2CrO4
|
Merah
bata
|
Endapan
orange
|
Kuning
bening
|
-
|
Kuning
kehijauan
|
Endapan
kuning
|
Kuning
kehijauan
|
KSCN
|
Endapanputih
susu
|
Merah
darah
|
Bening
tak berwarna
|
Kuning
kehijauan
|
-
|
Putih
agak keruh
|
Kuning
kehijauan
|
Pb(C2H3O2)2
|
Bening
tak berwarna
|
Coklat
teh
|
Endapan
putih susu
|
Endapan
kuning
|
Putih
agak keruh
|
-
|
Kuning
kehijauan
|
K3[Fe(CN)6]
|
Endapan
orange
|
Hitam
kekuningan
|
Kuning
kehijauan
|
Kuning
kehijauan
|
Kuning
kehijauan
|
Kuning
kehijauan
|
-
|
·
Prosedur bagian II :
Tuliskan
reaksi yang terjadi :
1. AgNO3
:
·
3AgNO3(aq)
+ FeCl3(aq) → 3AgCl(s) + Fe(NO3)3(l)
·
2AgNO3(aq)
+ Na2SO4(aq) → Ag2SO4(s) + 2NaNO3(l)
·
2AgNO3(aq) + K2CrO4(aq)
→ Ag2CrO4(s) + 2KNO3(l)
·
AgNO3(aq)
+ KSCN(aq) → AgSCN(s) + KNO3(l)
·
2AgNO3(aq) + Pb(C2H3O2)2(aq)
→ 2Ag(C2H3O2)(s) + Pb(NO3)2(l)
·
3AgNO3(aq)
+ K3[Fe(CN)6](aq) → Ag3[Fe(CN)6](s)
+ 3KNO3(l)
2.
FeCl3 :
·
FeCl3(aq)
+ 3AgNO3(aq) → Fe(NO3)3(l) + 3AgCl(s)
·
2FeCl3(aq) + 3Na2SO4(aq)
→ Fe2(SO4)3(l) + 6NaCl(l)
·
2FeCl3(aq) + 3K2CrO4(aq)
→ Fe2(CrO4)3(s) + 6KCl(l)
·
FeCl3(aq)
+ 3KSCN(aq) → Fe(SCN)3(l) + 3KCl(l)
·
2FeCl3(aq)
+ 3Pb(C2H3O2)2(aq) → 2Fe(C2H3O2)3(l)
+ 3PbCl2(s)
·
FeCl3(aq) + K3[Fe(CN)6](aq)
→ Fe[Fe(CN)6](l) + 3KCl(l)
3.
Na2SO4 :
·
Na2SO4(aq)
+ 2AgNO3(aq) → 2NaNO3(l) + Ag2SO4(s)
·
3Na2SO4(aq) + 2FeCl3(aq)
→ 6NaCl(l) + Fe(SO4)3(l)
·
Na2SO4(aq) + K2CrO4(aq)
→ Na2CrO4(l) + K2SO4(l)
·
Na2SO4(aq) + 2KSCN(aq)
→ 2NaSCN(l) + K2SO4(l)
·
Na2SO4(aq)
+ Pb(C2H3O2)2(aq) → 2Na(C2H3O2)(l)
+ PbSO4(s)
·
3Na2SO4(aq)
+ 2K3[Fe(CN)6](aq) → 2Na3[Fe(CN)6](l)
+ 3K2SO4(l)
4.
K2CrO4 :
·
K2CrO4(aq) + 2AgNO3(aq)
→ 2KNO3(l) + AgCrO4(s)
·
3K2CrO4(aq) + 2FeCl3(aq)
→ 6KCl(l) + Fe(CrO4)3(l)
·
K2CrO4(aq) + Na2SO4(aq)
→ K2SO4(l) + Na2CrO4(l)
·
K2CrO4(aq) + KSCN(aq)
→ KSCN(l) + K2CrO4 (l)
·
K2CrO4(aq)
+ Pb(C2H3O2)2(aq) → 2K(C2H3O2)(l)
+ PbCrO4 (s)
·
K2CrO4(aq) + K3[Fe(CN)6](aq)
→ K3[Fe(CN)6](l) + K2CrO4 (l)
5.
KSCN :
·
KSCN(aq)
+ AgNO3(aq) → KNO3(l) + Ag(SCN)(s)
·
3KSCN(aq)
+ FeCl3(aq) → 3KCl(l) + Fe(SCN)3(l)
·
2KSCN(aq) + Na2SO4(aq)
→ K2SO4(l) + 2NaSCN (l)
·
KSCN(aq) + K2CrO4(aq)
→ K2CrO4 (l) + KSCN (l)
·
2KSCN(aq)
+ Pb(C2H3O2)2(aq) → 2K(C2H3O2)(l)
+ Pb(SCN)2(s)
·
KSCN(aq) + K3[Fe(CN)
6](aq) → K3[Fe(CN)6](l) +
KSCN (l)
6.
Pb(C2H3O2)2
:
·
Pb(C2H3O2)2(aq)
+ 2AgNO3(aq) → Pb(NO3)2(l) + 2Ag(C2H3O2)(l)
·
3Pb(C2H3O2)2(aq)
+ 2FeCl3(aq) → 3PbCl2(s) + 2Fe(C2H3O2)3(l)
·
Pb(C2H3O2)2(aq)
+ Na2SO4(aq) → PbSO4(s) + 2Na(C2H3O2)(l)
·
Pb(C2H3O2)2(aq)
+ K2CrO4(aq) → Pb(CrO4)(s) + 2K(C2H3O2)(l)
·
Pb(C2H3O2)2
(aq) + 2KSCN (aq) → Pb(SCN)2(s) + 2K(C2H3O2)(l)
·
3Pb(C2H3O2)2(aq)
+ 2K3[Fe(CN)6](aq) → Pb3[Fe(CN)6]2(l)
+ 6K(C2H3O2)(l)
7.
K3[Fe(CN)6] :
· K3[Fe(CN)6](aq)
+ 3AgNO3(aq) → 3KNO3(l) + Ag3[Fe(CN)6](l)
· K3[Fe(CN)6](aq)
+ FeCl3(aq) → 3KCl(l) + Fe[Fe(CN)6](l)
· 2K3[Fe(CN)6](aq)
+ 3Na2SO4(aq) → 3K2SO4(l) + 2Na3[Fe(CN)6](l)
· K3[Fe(CN)6](aq)
+ K2CrO4 (aq) → K2CrO4 (l) + K3[Fe(CN)6](l)
· K3[Fe(CN)6](aq)
+ KSCN (aq) → KSCN (s) + K3[Fe(CN)6](l)
· 2K3[Fe(CN)6](aq)
+ 3Pb(C2H3O2)2aq) → 6K(C2H3O2)(l)
+ Pb3[Fe(CN4)]2(l)
Penjelasan Reaksi :
§ AgNO3
direaksikan dengan FeCl3, menghasilkan endapan putih
perak klorida (AgCl) seperti dadih susu.
§ AgNO3
direaksikan dengan Na2SO4, menghasilkan endapan
kristalin putih perak sulfat (Ag2SO4).
§ AgNO3
direaksikan dengan K2CrO4, menghasilkan endapan
merah-kecoklatan (merah bata) perak kromat (Ag2CrO4).
§ AgNO3
direaksikan dengan KSCN, menghasilkan endapan perak tiosianat (AgSCN) yang
berwarna putih dan seperti dadih susu yang larut dalam larutan sianida yang
berlebihan dengan membentuk ion kompleks.
§ AgNO3
direaksikan dengan Pb(C2H3O2)2,
menghasilkan endapan perak asetat (Ag(C2H3O2))
yang putih, kristalin.
§ AgNO3
direaksikan dengan K3[Fe(CN)6], menghasilkan endapan
perak heksasianoferat (III) (Ag3[Fe(CN)6]) yang merah
jingga (orange). Endapan larut dalam amonia tetapi tak larut dalam asam nitrat.
§ FeCl3
direaksikan dengan KSCN, terjadi pewarnaan merah-darah yang disebabkan
oleh kompleks besi (III) tiosianat (Fe(SCN)3).
§ FeCl3
direaksikan dengan Pb(C2H3O2)2,
menghasilkan endapan putih PbCl2.
§ FeCl3
direaksikan dengan K3[Fe(CN)6], terjadi pewarnaan
coklat yang disebabkan oleh pembentukan kompleks besi (III) heksasianoferat
(III) (Fe[Fe(CN)6]) yang tak terdisosiasi.
§ K2CrO4
direaksikan dengan Pb(C2H3O2)2,
menghasilkan endapan kuning timbel kromat (Pb(CrO4)) yang tak larut
dalam asam asetat, tetapi larut dalam asam nitrat encer.
§ Na2SO4
direaksikan dengan Pb(C2H3O2)2,
menghasilkan endapan putih timbel sulfat (PbSO4). Endapan ini
tak larut dalam reagensia yang berlebih.
§ Larutan
Fe2(CrO4)3 menghasilkan endapan orange karena
FeCl3 berwarna kuning kecoklatan dan jika direaksikan dengan CrO42-
yang berwarna merah kecoklatan akan menghasilkan endapan orange.
Analisis
Data :
ü Pada
percobaan ini, kation-kation yang digunakan yaitu : Ag+, Fe3+,
Na+, K+, dan Pb2+. Sedangkan
anion-anion yang digunakan yaitu : NO3-, Cl-, SO42-,
CrO42-, SCN-,C2H3O2-
dan [Fe(CN)6]3-.
ü Kation
golongan I yang digunakan pada praktikum ini adalah Ag+
dan Pb2+. Pada kation golongan I, dapat membentuk
klorida-klorida yang tidak larut seperti AgCl yang membentuk endapan putih susu
dari reaksi antara AgNO3 dengan FeCl3. Namun, untuk PbCl2
sedikit larut dalam air, oleh karena itu Pb2+ tidak mengendap
sempurna bila ditambahkan Cl-.
Berikut
ini adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi kation golongan I :
1. Ag+
:
AgCl (endapan putih susu), Ag2SO4 (endapan putih susu),
Ag2CrO4 (endapan merah bata), AgSCN (endapan putih susu),
dan Ag3Fe(CN)6 (endapan orange).
2. Pb2+
: PbCl2 (endapan putih), PbSO4
(endapan putih susu), PbCrO4 (endapan kuning), Pb(SCN)2
(endapan putih), dan Pb3[Fe(CN)6]2 membentuk
senyawa berwarna kuning kehijauan.
ü Kation
golongan III yang digunakan pada praktikum ini
adalah Fe3+. Pada kation golongan III, anion bereaksi dengan
kation membentuk endapan dengan berbagai warna, seperti Fe2(CrO4)3
yang membentuk endapan berwarna coklat agak orange. Fe3+ juga
membentuk senyawa kompleks Fe(SCN)3 yang berwarna merah darah dan
Fe[Fe(CN)6] yang berwarna hitam kecoklatan.
ü Kation
golongan V yang digunakan pada praktikum ini adalah Na+
dan K+. Garam-garam kalium dan natrium ini biasanya larut dan
membentuk larutan yang tidak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna. Contohnya
: Na3[Fe(CN)6]
membentuk warna kuning kehijauan.
Pembahasan
:
1. Tabung
reaksi yang akan digunakan, diusahakan sebanyak mungkin agar pekerjaan lebih
cepat dan larutan yang akan direaksikan tidak tertukar.
2. Tabung
reaksi yang digunakan, diusahakan harus dalam keadaan kering karena
dikhawatirkan larutan akan terkontaminasi dengan air dan mengakibatkan
pengamatan kurang akurat.
3. Pada
saat pengamatan warna, lebih baik dilakukan lebih dari satu orang agar menggurangi
ketidaktelitian dalam pengamatan.
4. Selain
tabung reaksi yang banyak, diusahakan pipet juga banyak agar pekerjaan lebih
mudah dan cepat.
5. Sebaiknya
cuci dan bilas pipet yang akan digunakan dengan aquadest, agar tidak
terkontaminasi dengan larutan sebelumnya.
6. Untuk
mempermudah hasil pengamatan, disarankan untuk mempunyai referensi yang banyak
mengenai reaksi kimia.
7. Untuk
mempermudah analisis kuantitatif pada kation, maka kation digolongkan kedalam
lima regansia. Penggolongan berdasarkan pada sifat.sifat kation tersebut.
Kelima golongan tersebut antara lain :
a. Golongan
I :
Timbal (Pb2+), raksa (I) (), dan perak (Ag+).
b. Golongan
II : Raksa (II) (Hg2+),
tembaga (Cu+, Cu2+), bismut (Bi3+), kadmium
(Cd2+), arsenik (III) (As3+), arsenik (V) (As5+),
stibium (III) (Sb3+), stibium (V) (Sb5+), timah (II) (Sn2+),
timah (III) (Sn3+), dan timah (IV) (Sn4+).
c. Golongan
III :
Kobalt (II) (Co2+), nikel (II) (Ni2+), besi (II)
(Fe2+), besi (III) (Fe3+), kromium (III) (Cr3+),
alumunium (Al3+), seng (Zn2+), dan mangan (II) (Mn2+).
d. Golongan
IV :
Kalsium (Ca2+), stronsium (Sr2+), dan barium (Ba2+).
e. Golongan
V : Magnesium (Mg2+),
natrium (Na+), kalium (K+), ammonium (NH4+),
litium (Li+), dan hidrogen (H+).
Kesimpulan :
Setelah melakukan praktium ini, dapat disimpulkan bahwa anion dan kation
yang berasal dari garam-garam anorganik dapat membentuk senyawa baru yang khas.
Ke-khasan senyawa tersebut dapat dilihat dari terbentuknya endapan, pembentukan
senyawa ion kompleks, dan lain-lain. Ke-khasan tersebut diantaranya :
1.
Kation Golongan I :
§
AgCl : endapan putih susu.
§
Ag2SO4 : endapan
kristalin putih.
§
Ag2CrO4
: endapan merah
kecoklatan.
§
AgSCN : endapan putih.
§
Ag(C2H3O2) : endapan kristalin
putih.
§
Ag3[Fe(CN)6] : :
endapan orange.
§
PbCl2 :
endapan putih.
§
PbSO4 : endapan putih.
§
PbCrO4 : endapan
kuning.
§
Pb(SCN)2 : endapan putih.
§
Pb[Fe(CN)6]2 : kuning kehijauan.
2.
Kation Golongan III :
§
Fe2(SO4) : coklat.
§
Fe2(CrO4) : endapan coklat agak orange.
§
Fe(SCN)3 : merah-darah.
§
Fe[Fe(CN)6] : coklat.
3.
Kation Golongan V :
§
Na3[Fe(CN)6] : kuning kehijauan.
Daftar
Pustaka :
·
Modul Praktium Kimia Anorganik I.
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
·
Prosedur Analisis Kualitatif
Anorganik Tingkat III. SMKN 13 Bandung.
·
Svehla. G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro.
Jakarta : Kalman Media Pusaka.
Lampiran
:
1. Pengamatan
K2CrO4
Reaksi K2CrO4 dengan :
(dari
kiri-kanan)
1.
Pb(C2H3O2)2: endapan kuning
2.
Na2SO4 : kuning bening
3.
KSCN : kuning kehijauan
4.
K3[Fe(CN)6] : kuning kehijauan
5.
FeCl3 : endapan orange
6.
AgNO3 : merah bata
2. Pengamatan
K3[Fe(CN)6]
Reaksi
K3[Fe(CN)6] dengan :
(dari
kiri-kanan)
1.
AgNO3 : endapan orange
2.
FeCl3: hitam kekuningan
3.
Na2SO4: kuning kehijauan
4.
K2CrO4: kuning kehijauan
5.
KSCN: kuning kehijauan
6.
Pb(C2H3O2)2 : kuning kehijauan
3. Pengamatan
KSCN :
Reaksi
KSCN dengan :
(dari
kiri-kanan)
1. Na2SO4 : bening tak
berwarna.
2.
K2CrO4: kuning kehijauan
3. AgNO3 : endapan putih susu
4. FeCl3 : merah darah
5. Pb(C2H3O2)2
: putih agak keruh
6. K3[Fe(CN)6] : kuning kehijauan
4. Pengamatan
Pb(C2H3O2)2 :
Reaksi Pb(C2H3O2)2
:
(dari kiri-kanan)
1.
K3[Fe(CN)6] : kuning kehijauan
2.
KSCN : putih agak keruh
3.
K2CrO4: endapan kuning
4.
Na2SO4 : endapan putih susu.
5.
FeCl3 : coklat teh
6.
AgNO3 : bening tak berwarna
Catatan
: Untuk pengamatan AgNO3, Na2SO4,
dan FeCl3 tidak dilakukan pemotretan, hasil pengamatan dapat
dilihat pada tabel pengamatan prosedur bagian II.
Tugas :
Cari
5 reaksi identifikasi yang khas dari kation atau anion selain yang telah
diperoleh dari kesimpulan praktikum ini. Tuliskan pula reaksinya beserta
perubahan khas apa yang menyertainya.
Jawab :
1) Pb(NO3)2(aq) + H2S(aq)
PbS(s) +
HNO3(aq)
Penjelasan :
Timbel nitrat (Pb(NO3)2)
direaksikan dengan hidrogen sulfida (H2S),
menghasilkan endapan hitam timbel sulfida (PbCl2). Pengendapan tidak
sempurna, jika ada asam mineral kuat dengan konsentrasi lebih dari 2 M. Karena
terbentuknya ion hydrogen dalam reaksi diatas, campuran sebaiknya dibufferkan
dengan natrium asetat.
2) Cu2SO4(aq)
+
NaOH(aq) Cu(OH)2(s) +
Na2SO4(aq)
Penjelasan : Tembaga (II) sulfida (CuSO4) direaksikan
dengan natrium
hidroksida (NaOH) dalam
larutan dingin, menghasilkan endapan biru tembaga (II) hidroksida (Cu(OH)2).
Endapan tak larut dalam reagnesia berlebih.
3) KI(aq) + Pb(C2H3O2)2(aq) K(C2H3O2)(l)
+ PbI2(s)
Penjelasan : Kalium iodida (KI) direaksikan dengan timbel asetat (Pb(C2H3O2)2),
menghasilkan, endapan kuning timbel iodida (PbI2), yang larut dalam air panas yang
banyak dengan membentuk larutan tak berwarna, dan ketika didinginkan
menghasilkan keping-keping kuning keemasan (jemeki).
4) HClO4(aq)
+ KCl(aq) HCl(l) +
KClO4(s)
Penjelasan : Asam perklorat (HClO4) direaksikan dengan
kalium klorida (KCl), menghasilkan endapan kristalin putih kalium perklorat (KClO4), yang tak larut dalam alkohol.
5) K2CrO4(aq)
+ BaCl2(aq) KCl(l)
+ BaCrO4(s)
Penjelasan
: Kalium kromat
(K2CrO4)
direaksikan dengan barium klorida (BaCl2), menghasilkan endapan
kuning barium kromat (BaCrO4),
yang tak larut dalam air dan dalam asetat, tetapi larut dalam asam mineral
encer.
0 komentar:
Post a Comment