2.1 Titrasi Asam Basa
Titrasi ini
berdasarkan reaksi netralisasi asam dengan basa. Pada titik ekivalen, jumlah
yang dititrasi ekivalen dengan jumlah basa yang dipakai. Untuk menentukan titik
akivalen ini biasanya dipakai suatu indikator asam basa, yaitu suatu zat yang
dapat berubah warnanya tergantung pada pH larutan. Macam indikator yang kita
pilih harus sedemikian rupa, sehingga pH titik ekivalen titrasi terdapat pada
daerah perubahan warna indikator. Jika pada suatu titrasi dengan indikator
tertentu timbul perubahan warna, maka titik akhir telah tercapai. Jadi titik
akhir titrasi, ialah saat timbulnya perubahan warna indikator yang dipakai.
Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik ekivalen dan selisihnya
disebut kesalahan titrasi.
Dengan pemilihan indikator yang
tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi ini. Indikator dapat berupa
asam atau basa lemah. Indikator asam-basa sedikit terurai dengan air dan
perubah warnanya tergantung pada konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Oleh
karena pH merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen, perubahan warna indikator
bergantung pada pH larutan pada titik ekivalensi
Indikator yang dapat digunakan pada
titrasi asam-basa sebagai berikut,
Asam kuat-basa kuat
|
metil merah, phenolphthalein
|
Asam kuat-basa lemah
|
metil merah
|
Asam
lemah-basa kuat
|
phenolphthalein
|
Asam
lemah-basa lemah
|
Tidak ada indikator yang cocok
|
Tabel di bawah ini tertera beberapa indikator,
perubahan interval pH dan perubahan warna yang dapat diamati, apabila indikator
tersebut digunakan dalam titrasi.
Tabel 1
Indikator, perubahan interval pH dan
perubahan warna
Indikator
|
Interval pH
|
Warna
|
||
Asam
|
Titik akhir
|
Basa
|
||
Metil jingga
|
3-5
|
merah
|
Jingga
|
Kuning
|
Metil merah
|
4-6
|
Merah
|
Kuning (jingga)
|
Kuning
|
Phenolphthalein
|
8-10
|
Tidak berwarna
|
Merah muda (pink)
|
Merah
|
2.1.1
Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat
Asam kuat dan
basa terurai sempurna dalam air. Oleh karena itu, konsentrasi ion hidrogen dan
ion hidroksida selama titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau
basa yang ditambahkan. Pada titik ekivalensi dari titrasi asam-basa kuat, pH ditentukan
oleh ionisasi air, yakni, pH sama dengan 7 pada 250C.
Kurva titrasi dari titrasi asam kuat – basa kuat. Larutan
NaOH 0,1 M ditambahkan dari Buret pada 0,25 mL larutan HCl 0,1 M dalam labu
erlenmeyer.
2.1.2
Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat
Pada titrasi
asam lemah atau basa lemah, ion hidrogen dan ion hidroksida dapat dihitung dari
konsentrasi atau konstanta dari elektrolit lemah. Sebagai contoh untuk asam
asetat.
Ka = [H+][OAc-]
[HOAc]
= 1,75x10-5
Berikut ini adalah kurva titrasi dari asam lemah –
basa kuat :
Kurva titrasi asam lemah – basa kuat. Larutan 0,1 M NaOH ditambahkan dari
buret ke 25,0 mL larutan CH3COOH 0,1 M dalam labu erlenmeyer. Oleh
karena terjadi hidrolisis pada garam yang terbentuk, pH pada titik ekivalen
lebih besar daripada 7.
2.1.3
Titrasi Basa Lemah dan Asam Kuat
Sebagai contoh titrasi HCl, asam
kuat dengan NH3 basa lemah berikut:
HCl
(aq) + NH3(aq) NH4Cl(aq)
Pada titik ekivalen, pH-nya lebih
kecil daripada 7 karena hidrolisis ion NH4+ :
NH4+(aq)
+ H2O(l) Û NH3 (aq) + H3O+(aq)
Karena larutan amonia berair mudah
menguap, akan lebih mudah apabila asam klorida saja yang kita tambahkan dari
buret ke larutan amonia. Berikut ini kurva titrasi untuk percobaan ini :
Kurva titrasi asam kuat – basa lemah. Larutan 0,1 M HCl ditambahkan dari
buret ke 25,0 mL larutan NH3 0,1 M dalam labu erlenmeyer. Oleh
karena terjadi hidrolisis pada garam yang terbentuk, pH pada titik ekivalen
lebih rendah daripada 7.
Percobaan 1 : Pembuatan Larutan Baku
Untuk menentukan konsentrasi sauatu
larutan asam atau basa, diperlukan suatu larutan baku, yaitu suatu
larutan yang telah diketahui konsentrasinya, dan biasanya berupa larutan asam
atau basa yang mantap (konsentrasinya tidak cepat berubah). Sebagai larutan
baku primer dapat dipakai larutan asam oksalat.
- Cara membuat larutan baku primer asam oksalat 0,0500 M
Asam oksalat : (COOH)2. 2H2O Mr
= 126,070
-
Timbang asam oksalat 6,3035 gram dengan teliti
Larutan dalam air (Aqua dm) di dalam
labu takar 1000 mL.
-
Konsentrasi lartutan = 6,3035 x 1 M =
0,0500 M
126,070
- Penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat
Prinsip reaksi :
2 NaOH + (COOH)2 (COONa)2
+ 2 H2O
Cara pengerjaan :
-
Buret yang telah bersih dibilas dengan larutan NaOH yang akan dipakai,
sebanyak 3 kali @ 5 mL, lalu diisi dengan larutan NaOH ini
-
Pipet 25 mL larutan asam oksalat standar ke dalam labu titrasi 250 mL
(gunakan pipet seukuran). Lakukan duplo (pengulangan sebanyak 2 kali)
-
Tambahkan 4 tetes indikator fenoftalein
-
Catat keadaan kolom dalam buret, lalu teteskan NaOH dari buret ke dalam
larutan asam dengan hati-hati sampai terjadi perubahan warna (dari tak berwarna
menjadi merah muda)
-
Catat keadaan akhir buret dan jumlah NaOH yang dipakai, ialah selisih
antara keadaan semula dengan keadaan akhir buret
Perhitungan konsentrasi larutan
NaOH
Misalkan
dipipet 25 mL asam oksalat 0,0500 M dan pemakaian NaOH rata-rata dengan duplo
20,00 mL. Jika kemolaran NaOH = Z, maka
20 x Z x 1 = 25 x 0,0500 x 2
Z = 25 x 0,00500 x 2 = 0,1250 M
20,00
Mr
NaOH = 40,00
Jadi, konsentrasi NaOH = 0,1250 M
=
0,1250 x 40,00 gram
=
5,00 gram/liter
- Penentuan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH
Prinsip Reaksi:
HCl + NaOH NaCl
+ H2O
Cara
pengerjaan :
-
pipet 25 mL larutan HCl masukkan ke dalam labu titrasi 250 mL. Lakukan
duplo (2 kali pengerjaan)
-
larutan NaOH, yang telah ditentukan konsentrasinya terhadap larutan baku
primer asam oksalat, diisikan ke dalam buret
-
pengerjaan selanjutnya sama dengan titrasi NaOH terhadap larutan baku
primer asam oksalat, tetapi sebagai pengganti asam oksalat digunakan larutan
HCl
Perhitungan :
Misalkan
larutan HCl yang dititrasi dipipet 25 mL dan konsentrasi NaOH (Z) = 0,1250 M.
Sedangkan pemakaian rata-rata misalkan 20,00 mL. Jika konsentrasi HCl = Y M
25 x Y x 1 = 20,00 x Z x 1
25 x Y x 1 = 20,00 x 0,1250 x 1
Y = 20,00 x 0,1250 = 0,100 M
25
kalau Mr HCl = 36,46, maka konsentrasi
HCl adalah
0,10000
M = 0,1000 x 36,46 gram/liter = 2,646 gram/liter
Pertanyaan : Hitung konsentrasi HCl pro titrasi
dalam g/L ?
- Penentuan konsentrasi larutan CH3COOH dengan larutan NaOH
Cara
pengerjaan :
-
pipet 25 mL larutan CH3COOH masukkan ke dalam labu titrasi 250
mL. Lakukan triplo (3 kali pengerjaan)
-
larutan NaOH, yang telah ditentukan konsentrasinya terhadap larutan baku
primer asam oksalat, diisikan ke dalam buret
-
pengerjaan selanjutnya sama dengan titrasi NaOH terhadap larutan baku
primer asam oksalat, tetapi sebagai pengganti asam oksalat digunakan larutan CH3COOH
- Penentuan konsentrasi larutan NH3 dengan larutan HCl
Cara
pengerjaan :
-
pipet 25 mL larutan NH3 masukkan ke dalam labu titrasi 250 mL.
Lakukan triplo (3 kali pengerjaan) indikator yang digunakan adalah metil merah
-
larutan HCl, yang telah ditentukan konsentrasinya diisikan ke dalam buret
-
lakukan titrasi sampai terjadi perubahan warna
0 komentar:
Post a Comment