Ada banyak zat yang warnanya
dalam larutan tergantung pada suasana pH. Zat yang demikian banyak terdapat
dalam tumbuhan. Senyawa-senyawa ini disebut indikator asam-basa yang banyak
digunakan untuk menentukan titik akhir tirasi. Beberapa bahan kimia alam
merupakan indikator. Bahan-bahan ini dipisahkan dari sumber asalnya untuk
mengetahui fungsi dan kinerjanya. Dalam percobaan ini Anda akan melakukan
ekstraksi beberapa indikator alam menggunakan etanol atau isopropil alkohol,
atau campuran alcohol dengan aseton.
Hampir semua tumbuhan
berwarna (pigmen) merupakan indikator. Indikator biasanya terdapat dalam bagian
tumbuhan yang berwarna atau gelap, seperti kulit, batang, kulit buah atau
kelopak bunga. Daun hijau mengandung klorofil, namun klorofil bukan merupakan
indikator kelopak bunga, bukan bunga yang berwarna putih, mengandung indikator.
Beberapa contoh bagian tumbuhan yang mengandung indikator seperti daun kol
ungu, kulit buah ceri, teh, kulit arbei/strawberi, dan kelopak bunga merupakan
sumber penghasil indikator yang baik.
Indikator asam-basa pada
umumnya adalah senyawa organik dengan masa molekul besar. Dalam air atau
pelarut lain dapat bersifat asam atau basa. Indikator ini dapat berdisosiasi
sebagai berikut :
Hln Û H+ +
ln-
(warna asam) (warna basa)
atau
lnOH Û ln + OH-
(warna asam) (warna basa)
Misalnya suatu indikator asam, Hln:
Kln = [H+][ln-]
[Hln]
Intensitas warna asam sebanding dengan konsentrasi Hln
dan intensitas warna basa sebanding dengan warna ln-
[H+] = Kln [Hln]
= Kln [warna asam]
ln- [warna basa]
-log[H+] = -logKln
-log [warna asam]
[warna basa]
pH = pKln -log [warna asam]
[warna basa]
Dapat dikatakan bahwa untuk seseorang dengan
penglihatan yang normal dapat mengamati warna asam jika ln-
> 1 dan warna basa jika ln-
> 10
Hln 10 Hln
1
Perbandingan
diantara kedua harga ini akan memperoleh warna campuran. Dengan memasukan harga
perbandingan ke dalam persamaan :
[H+] = Kln [Hln]
ln-
akan
diperoleh untuk warna asam,
[H+] = 10 Kln pH
= pKln -1
untuk
warna basa
[H+] = 1 Kln pH = pKln +1
10
-2 --------------------- +2
pH = ± 2
Sebagai
contoh, suatu indikator dengan pKln sama dengan 5 memiliki warna
asam merah dan warna basa kuning. Perbandingan kedua warna sesuai dengan
perubahan pH dapat terlihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1.
Perbandingan berbagai bentuk warna
indikator pada berbagai pH
pH larutan
|
Perbandingan Hln atau ln
|
Warna
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
10.000 : 1
1.000 : 1
100 : 1
10 : 1
1 : 1
1 : 10
1 : 100
1 : 1000
|
Merah
Merah
Merah
Merah
Jingga
Kuning
Kuning
Kuning
|
Daerah
perubahan warna dari merah ke kuning sebanyak dua satuan (dari pH 4 sampai pH
6) disebut daerah perubahan indikator
atau interval warna indikator.
Diantara kedua harga pH tersebut warna menjadi jingga. Pada pH 5 perbandingan
kedua warna sama banyak.
1. CARA PENGERJAAN
1.1 Indikator
1.1.1
Pembuatan ekstrak tumbuh-tumbuhan
Petiklah
bermacam-macam bunga, sebanyak yang Anda sanggup, atau kumpulkan bagian kuliot
buah seperti ceri, arbei atau anggur. Kumpulkan bagiannya dari satu jenis
(misalnya kelopak bunganya) sehingga beratnya kurang lebih 1-2 gram. Potonglah
kecil-kecil dan masukan ke dalam gelas kimia, tambahkan 5 ml alkohol atau
campuran alkohol dan aseton. Aduklah dengan batang pengaduk sedemikian rupa
sehingga zat-zat warnanya terekstrasi sebanyak mungkin. Hati-hati dalam
pengerjaan. Jika pelarutnya kurang, maka tambahkan lagi sebanyak 5 ml.
1.1.2
Skala pH
Di labotarium
tersedia sederetan larutan yang dipakai sebagai deret baku skala pH. Larutan-larutan
berikut dapat dijadikan larutan baku dan digunakan dalam serangkaian percobaan
berikutnya.
Larutan
|
Nilai pH
|
0,1 M HCl atau 0,05 M H2SO4
0,1 M CH3COOH
2%
asam borat
5%
larutan NaCl
5%
larutan NaHCO3
5
Na2CO3
0,01
M NaOH
|
1
3
5 (kira-kira)
7
8,3
10,6
12
|
1.1.3
Penentuan trayek perubahan warna
Teteskan di atas
plat tetes, dua tetes larutan baku yang mempunyai pH tertentu secara hati-hati
(pilihlah dari daftar larutan baku di atas), jangan sampai tetesan ini
tercampur satu sama lainnya. Pada tetes ini kemudian ditambahkan setetes cairan
zat warna/indikator. Catat nilai pH yang memberiakan perubahan warna dari
tetesan cairan pada setiap nilai pH seperti yang tercantum pada lembaran
pengematan. Zat-zat yang diperiksa adalah ekstrak tumbuhan (bunga, daun, buah
atau akar) dan beberapa larutan ion tertentu. Perubahan akan menunjukan bahwa
ekstrak tumbuhan akan dipakai untuk menunjukan sifat asam atau basa sesuatu
larutan.
1.1.4
Pemakaian ekstrak tumbuh-tumbuhan sebagai indikator
1.1.4.1 Siapkan larutan asam HCl dan
basa NaOH dengan konsentrasi 0,1 M. Teteskan 25 sampai 30 tetes larutan asa,
salam tabung reaksi dan tambahkan 2 tetes ekstrak tumbuhan. Titrasi terhadap
basanya dan hitung jumlah tetes basa yang diperlukan, sampai dengan tetes basa
yang berlebih indikator berubah.
1.1.4.2 Lakukan percobaan berikut
dalam kelompok kecil (2-3 orang). Anda akan menggunakan pelat mikro dari microscale
chemistry set.
1. Masukan masing masing 9
tetes air, ke dalam lubang-lubang kecil A-3 sampai dengan A-10, B-3 sampai
dengan B-10, dan C-3 sampai dengan C-10 pada pelat mikro yang tersedia.
2. Masukkan 10 tetes cuka (asam
asetat), masing-masing ke dalam lubang-lubang kecil A-2, B-2 dan C-2.
3. Ambillah 1 tetes cuka,
masing-masing dari lubang A-2, B-2 dan C-2, dan campurkan dengan air yang ada
dalam lubang A-3, B-3 dan C-3, lalu aduk dengan baik. Hati-hati jangan
sampai tumpah atau tercampur dengan larutan yang ada dalam lubang disebelahnya.
Anda baru saja membuat asam cuka dalam lubang A-3, B-3 dan C-3 yang
konsentrasinya 10 kali lebih kecil daripada asam cuka dalam lubang A-2,
B-2 dan C-2. Mengapa?
4. Ambillah satu tetes larutan
cuka, masing-masing dari lubang A-3, B-3 dan C-3 lalu campurkan dengan air,
masing-masing dalam lubang A-4, B-4 dan C-4, dan aduklah dengan baik.
5. Ulang percobaan di atas (No.
3 dan 4) masing-masing untuk lubang A-5, dan A-6, C-5 dan B-6, C-5 dan C-6. Jangan
lakukan apapun terhadap lubang-lubang A-7, B-7 dan C-7! Mengapa?
6. Masukan 10 tetes larutan
amonium hidroksida (amoniak rumah tangga), masing-masing ke lubang A-11, B-11
dan C-11
7. Ambillah satu tetes larutan
amoniak hidroksida, masing-masing dari lubang A-11, B-11dan C-11, lalu campurka
dengan air yang ada dalam lubang A-10, B-10 dan C-10. Aduklah dengan baik. Anda
baru saja melakukan pengeceran basa dalam lubang A-10, B-10 dan C-10 yang
konsentrasinya 10 kali lebih kecil daripada larutan basa dalam lubang
A-11, B-11 dan C-11.
8. Ambillah satu tetes larutan
amonium hidroksida, masing-masing dari lubang A-10, B-10, C-10 dan campurkan
dengan air, masing-masing dalam lubang A-9, B-9 dan C-9. Aduklah dengan baik.
9. Ambillah satu tetes larutan
amonium hidroksida, masing-masing dari lubang A-9, B-9 dan C-9, lalu campurkan
dengan air, masing-masing dalam lubang A-8, B-8 dan C-8. aduklah dengan air.
10. Jangan menambahkan apapun ke
dalam lubang A-7, B-7 dan C-7! Mengapa?
11. Tambahkan satu tetes larutan
indikator universal ke dalam setiap lubang, mulai dari lubang A-2 sampai
dengan lubang A-11. Tambahkan satu tetes larutan indikator fenoftalein,
ke dalam setiap lubang, mulai dari
lubang B-2 sampai dengan lubang B-11. Tambahkan satu tetes larutan indikator alami
(salah satu lubang indikator yang sudah Anda buat) ke dalam setiap lubang,
mulai dari lubang C-2 sampai dengan lubang C-11. bandingukan hasil-hasil
percobaan Anda. Bagaimana perbandingan hasil yang teramati jika menggunakan
indikator fenoftalein, indikator universal dan indikator alami? Gambarkan,
dengan mengguanakan pensil warna, setiap perubahan yang Anda amati dalam
percobaan ini, pada gambar berikut ini.
12.
Lubang
2
|
Lubang
3
|
Lubang
4
|
Lubang
5
|
Lubang
6
|
Lubang
7
|
Lubang
8
|
Lubang
9
|
Lubang
10
|
Lubang
11
|
||
Indikator
Universal
|
A
|
||||||||||
Fenoftalin
|
B
|
||||||||||
Indikator alami:
|
C
|
||||||||||
Indikator alami:
|
D
|
||||||||||
Indikator alami:
|
E
|
1.1.4.3 Berdasarkan hasil percobaan
sebelumnya, yaitu perubahan warna indikator yang Anda gunakan pada saat
pengeceran asam cuka dan basa amonium hidroksida (2.1.4.2), maka Anda dapat
mengetahui pada konsentrasi asam dan basa tertentu akan terjadi perubahan warna
indikator yang spesifik. Pada percobaan berikut Anda akan menguji sifat asam
dan basa beberapa larutan yang tak diketahui atau beberapa larutan dari
bahan-bahan yang biasa Anda gunakan sehari-hari. Bandingkanlah perubahan warna
yang terjadi dengan data dari percobaan sebelumnya.
1. Masukkan sejumlah kecil
setiap cairan atau larutan dari minuman atau bahan rumah tangga yang Anda bawa
secara terpisah ke dalam lubang besar pelat mikro.
2. Tambahkan sedikit air ke
dalam setiap sampel dalam lubang pelat mikro.
3. Tambahkan beberapa tetes
larutan indikator universal ke dalam setiap sampel dalam lubang pelat mikro.
4. Bandingkan warna yang
terbentuk dengan deret warna indikator universal yang telah Anda peroleh pada
percobaan sebelumnya. Catat yang Anda uji dan gunakanlah pensil warna untuk
menunjukan perubahan warna yang terjadi
5. Produk manakah bersifat
asam? Produk mana yang bersifat basa? Apakah ada diantara bahan yang Anda uji
bersifat netral?
Tabel Pengamatan
Larutan yang diuji
|
Warna sebelum penambahan indikator
universal
|
Warna setelah penambahan indikator
universal
|
Shampo
|
||
Deterjen
|
||
Sabun
cair
|
||
Cuka
|
||
Air
soda bening
|
||
Pasta
gigi
|
||
Susu
|
||
Jus
lemon
|
||
Jus
anggur
|
||
|
0 komentar:
Post a Comment