Tuesday 18 September 2012

PENENTUAN KADAR PORTEIN (METODE SEMIMIKRO KJEHDAHL)



BAB I PENDAHULUAN
1.1              Tujuan Percobaan
Menentukan kadar protein dalam bahan pangan dengan metode semimikro kjehdahl.

1.2              Prinsip Percobaan
Senyawa nitrogen diubah menjadi ammnium sulfat oleh H2SO4 pekat. Ammonium sulfat yang terbentuk diuraikan dengan NaOH. Amoniak yang dibebaskan diikat dengan asam borat dan kemudian dititar dengan larutan baku asam.

1.3              Teori Percobaan

Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh., karena zat ini di samping berfungsi sebagai bahan baker dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C,H,O dan N yang tidak di miliki oelh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung pula fosfor, belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsure logam seperti besi dan tembaga.


Sebagai zat pembangun protein merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran, pada masa kehamilan droteinlah yang membenuk jaringan janin dan pertumbuhan embrio. Protein juga mengganti jaringan tubuh yang rusak dan yang di rombak. Fungsi utama protein bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada.
Protein dapat juga di gunakan untuk bahan baker apabila keperluan energi tunbuh tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Protein ikut pula mengatur berbagai proses tubuh baik langsung maupun tidak langsung dengan membentuk zat-zat pengatur proses dalam tubuh. Protein mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah, yaitu dengan menimbulkan tekanan osmotic koloid yang dapat menarik cairan dari jaringan ke dalam pembuluh darah. Sifat atmosfer protein yang yapat bereaksi dengan asam dan basa, dapat mengatur keseimbangan asam-basa dalam tubuh.
Protein dalam tubuh manusia, terutama dalam sel jaringan, bertindak sebagai bahan membrane sel, dapat membentuk jaringan pengikat misalnya kolagen dan elastin, serta membentuk protwin yang inert seperti rambut dan kuku. Di samping itu protein yang bekerja sebagai enzim, bertindak sebagai plasma (albumin), membentuk antibody, membentuk komplek dengan molekul lain, serta dapat bertindak sebagai bagian sel yang bergerak. Kekurangan protein dalam waktu lama dapat menggaggu berbagai proses dalam tubuh dan menurunnkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan dengan alkali kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi. Metode ini telah banyak mengalami modifikasi. Metode ini cocok digunakan secara semimikro, sebab hanya memerlukan jumlah sampel dan pereaksi yang sedikit dan waktu analisa yang pendek. Metode ini kurang akurat bila diperlukan pada senyawa yang mengandung atom nitrogen yang terikat secara langsung ke oksigen atau nitrogen. Tetapi untuk zat-zat seperti amina, protein,dan lain – lain hasilnya lumayan.
Cara Kjeldahl digunakan untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan makanan secara tidak langsung, karena yang dianalisis dengan cara ini adalah kadar nitrogennya. Dengan mengalikan hasil analisis tersebut dengan angka konversi 6,25, diperoleh nilai protein dalam bahan makanan itu. Untuk beras, kedelai, dan gandum angka konversi berturut-turut sebagai berikut: 5,95, 5,71, dan 5,83. Angka 6,25 berasal dari angka konversi serum albumin yang biasanya mengandung 16% nitrogen.
Prinsip cara analisis Kjeldahl adalah sebagai berikut: mula-mula bahan didestruksi dengan asam sulfat pekat menggunakan katalis selenium oksiklorida atau butiran Zn. Amonia yang terjadi ditampung dan dititrasi dengan bantuan indikator. Cara Kjeldahl pada umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro dan semimakro.
1.    Cara makro Kjeldahl digunakan untuk contoh yang sukar dihomogenisasi dan besar contoh 1-3 g.
2.     Cara semimikro Kjeldahl dirancang untuk contoh ukuran kecil yaitu kurang dari 300 mg dari bahan yang homogen.


Cara analisis tersebut akan berhasil baik dengan asumsi nitrogen dalam bentuk ikatan N-N dan N-O dalam sampel tidak terdapat dalam jumlah yang besar. Kekurangan cara analisis ini ialah bahwa purina, pirimidina, vitamin-vitamin, asam amino besar, kreatina, dan kreatinina ikut teranalisis dan terukur sebagai nitrogen protein. Walaupun demikian, cara ini kini masih digunakan dan dianggap cukup teliti untuk pengukuran kadar protein dalam bahan makanan.
Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi :
1.      Tahap destruksi
2.      Tahap destilasi
3.      Tahap titrasi
            Kandungan nitrogen kemudian dapat dihitung sebagai berikut:
%N = ml NaOH blanko – ml NaOH sampel × N. HCl × 14,008 × 100%
                                            Gram bahan x 1000
Setelah diperoleh %N, selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan mengalikan suatu faktor. Besarnya faktor perkalian N menjadi protein ini tergantung pada persentase N yang menyusun protein dalam suatu bahan.
Kadar protein (%) = % N x faktor konversi.
Tabel Nilai Faktor Koreksi Sampel Pada Bahan Pangan :
No
Bahan Pangan
Faktor Koreksi
1
Sereal
5,7
2
Roti
5,7
3
Sirup 
6,25
4
Biji-bijian
6,25
5
Buah
6,25
6
Beras
5,95
7
Susu
6,38
8
Kelapa
5,20
9
Kacang Tanah
5,46

Apabila faktor koreksi tidak diketahui, faktor 6,25 dapat digunakan. Faktor ini diperoleh dari fakta rata-rata nitrogen dalam protein adalah 16 %.
Kadar Protein (%)        = N x 100/16
                                     = N x 6,25     
BAB II ALAT DAN BAHAN
ALAT
BAHAN
·         Buret 50 mL
·         Pipet Volum 5 mL
·         Erlenmeyer 100 mL
·         Klem dan statif
·         Pemanas listrik
·         Spatula
·         Beaker gelas 100 mL
·         Pipet tetes
·         Corong
·         Neraca Analitik
·         Labu ukur 100 mL
·         Labu Kjehdahl
·         HCl 0,01 N
·         H2SO4 pekat
·         Asam borat 2%
·         NaOH 30%
·         Selen
·         Raksa (II) oksida
·         Indikator PP
·         Aqua dest


BAB III PROSEDUR
Proses Destruksi
1.      Ditimbang 0,1 g bahan yang telah dihaluskan, masukkan dalam labu Kjeldahl.
2.      Kemudian ditambahkan 7,5 g selen dan 0,35 g raksa (II) oksida dan 15 ml asam sulfat pekat.
3.      Dipanaskan semua bahan dalam labu Kjeldahl dalam lemari asam sampai berhenti berasap dan diteruskan pemanasan sampai mendidih dan cairan  menjadi jernih. ditambahkan pemanasan kurang lebih 30 menit, dimatikan pemanasan dan dibiarkan sampai dingin.
4.      Selanjutnya ditambahkan 100 ml aquadest dalam labu Kjeldahl yang didinginkan dan tambahkan 15 ml larutan kalium sulfat 4% (dalam air) dan akhirnya ditambahkan perlahan-lahan larutan natrium hidroksida 50% sebanyak 50 mL.



Proses Destilasi
1.      Dipasang labu Kjeldahl dengan segera pada alat destilasi. Dipanaskan labu Kjeldahl perlahan-lahan sampai dua lapis cairan tercampur, kemudian dipanaskan dengan cepat sampai mendidih.
2.      Destilat ditampung dalam Erlenmeyer yang telah diisi dengan larutan asam borat 2% sebanyak 10 mL dan indicator pp sebanyak 5 tetes, ujung pipa kaca destilator dipastikan masuk ke dalam larutan asam borat 2%. Proses destilasi selesai jika destilat yang ditampung lebih kurang 75 mL.

Proses Titrasi
1.      Sisa larutan asam borat 2% yang tidak bereaksi dengan destilat dititrasi dengan larutan baku asam klorida 0,01 N.
2.      Titik akhir titrasi tercapai jika terjadi perubahan warna larutan dari hijau menjadi merah ungu.
3.      Lakukan titrasi blanko.



 BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Tabel Titrasi
Tabel Titrasi Penentuan Kadar Protein dengan pentitar HCl 0,01 N
Titrasi ke –
Volume (mL)
1
Volume akhir
15,61
Volume awal
0,00
Volume pemakaian
15,61

4.2 Perhitungan Kadar Protein Susu Bubuk Kemasan (Sampel H)
4.3 Tabel Penentuan Kadar Protein dari Masing-Masing Bahan Pangan
Kelompok
Sampel
% Protein
1

22,45
2

2,13
3

4,1
4

5,5
5

1,74
6

6,63
7

8,48
8
Susu Bubuk Kemasan (H)
23,14

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Catatan Informatika