BAB I PENDAHULUAN
1.1
Tujuan Percobaan
Menentukan kadar protein dalam bahan pangan dengan metode
semimikro kjehdahl.
1.2
Prinsip Percobaan
Senyawa nitrogen diubah menjadi ammnium sulfat oleh H2SO4
pekat. Ammonium sulfat yang terbentuk diuraikan dengan NaOH. Amoniak yang
dibebaskan diikat dengan asam borat dan kemudian dititar dengan larutan baku
asam.
1.3
Teori Percobaan
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh.,
karena zat ini di samping berfungsi sebagai bahan baker dalam tubuh juga
berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam
amino yang mengandung unsur-unsur C,H,O dan N yang tidak di miliki oelh lemak
dan karbohidrat. Molekul protein mengandung pula fosfor, belerang, dan ada
jenis protein yang mengandung unsure logam seperti besi dan tembaga.
Sebagai zat pembangun protein merupakan bahan pembentuk
jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan
proses pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran, pada masa kehamilan
droteinlah yang membenuk jaringan janin dan pertumbuhan embrio. Protein juga
mengganti jaringan tubuh yang rusak dan yang di rombak. Fungsi utama protein
bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan
jaringan yang telah ada.
Protein dapat
juga di gunakan untuk bahan baker apabila keperluan energi tunbuh tidak
terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Protein ikut pula mengatur berbagai
proses tubuh baik langsung maupun tidak langsung dengan membentuk zat-zat
pengatur proses dalam tubuh. Protein mengatur keseimbangan cairan dalam
jaringan dan pembuluh darah, yaitu dengan menimbulkan tekanan osmotic koloid
yang dapat menarik cairan dari jaringan ke dalam pembuluh darah. Sifat atmosfer
protein yang yapat bereaksi dengan asam dan basa, dapat mengatur keseimbangan
asam-basa dalam tubuh.
Protein dalam
tubuh manusia, terutama dalam sel jaringan, bertindak sebagai bahan membrane
sel, dapat membentuk jaringan pengikat misalnya kolagen dan elastin, serta
membentuk protwin yang inert seperti rambut dan kuku. Di samping itu protein
yang bekerja sebagai enzim, bertindak sebagai plasma (albumin), membentuk
antibody, membentuk komplek dengan molekul lain, serta dapat bertindak sebagai
bagian sel yang bergerak. Kekurangan protein dalam waktu lama dapat menggaggu
berbagai proses dalam tubuh dan menurunnkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen
total pada asam amino, protein dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel
didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai
sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan dengan alkali
kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan
penyerap dan ditetapkan secara titrasi. Metode ini telah banyak mengalami
modifikasi. Metode ini cocok digunakan secara semimikro, sebab hanya memerlukan
jumlah sampel dan pereaksi yang sedikit dan waktu analisa yang pendek. Metode ini kurang akurat bila diperlukan pada senyawa yang mengandung atom
nitrogen yang terikat secara langsung ke oksigen atau nitrogen. Tetapi untuk
zat-zat seperti amina, protein,dan lain – lain hasilnya lumayan.
Cara Kjeldahl digunakan untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan
makanan secara tidak langsung, karena yang dianalisis dengan cara ini adalah
kadar nitrogennya. Dengan mengalikan hasil analisis tersebut dengan angka
konversi 6,25, diperoleh nilai protein dalam bahan makanan itu. Untuk beras,
kedelai, dan gandum angka konversi berturut-turut sebagai berikut: 5,95, 5,71,
dan 5,83. Angka 6,25 berasal dari angka konversi serum albumin yang biasanya
mengandung 16% nitrogen.
Prinsip cara analisis Kjeldahl adalah sebagai berikut: mula-mula bahan
didestruksi dengan asam sulfat pekat menggunakan katalis selenium oksiklorida
atau butiran Zn. Amonia yang terjadi ditampung dan dititrasi dengan bantuan
indikator. Cara Kjeldahl pada umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara
makro dan semimakro.
1.
Cara makro Kjeldahl digunakan untuk contoh yang sukar dihomogenisasi dan
besar contoh 1-3 g.
2.
Cara semimikro
Kjeldahl dirancang untuk contoh ukuran kecil yaitu kurang dari 300 mg dari
bahan yang homogen.
Cara analisis tersebut akan berhasil baik dengan asumsi nitrogen dalam bentuk
ikatan N-N dan N-O dalam sampel tidak terdapat dalam jumlah yang besar.
Kekurangan cara analisis ini ialah bahwa purina, pirimidina, vitamin-vitamin,
asam amino besar, kreatina, dan kreatinina ikut teranalisis dan terukur sebagai
nitrogen protein. Walaupun demikian, cara ini kini masih digunakan dan dianggap
cukup teliti untuk pengukuran kadar protein dalam bahan makanan.
Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga
tahapan yaitu proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi :
1. Tahap destruksi
2. Tahap destilasi
3. Tahap titrasi
Kandungan nitrogen kemudian dapat dihitung sebagai berikut:
%N = ml NaOH blanko – ml NaOH sampel × N. HCl × 14,008 × 100%
Gram
bahan x 1000
Setelah diperoleh %N, selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan
mengalikan suatu faktor. Besarnya faktor perkalian N menjadi protein ini
tergantung pada persentase N yang menyusun protein dalam suatu bahan.
Kadar protein (%) = % N x faktor konversi.
Tabel Nilai Faktor Koreksi Sampel Pada Bahan Pangan :
No
|
Bahan Pangan
|
Faktor
Koreksi
|
1
|
Sereal
|
5,7
|
2
|
Roti
|
5,7
|
3
|
Sirup
|
6,25
|
4
|
Biji-bijian
|
6,25
|
5
|
Buah
|
6,25
|
6
|
Beras
|
5,95
|
7
|
Susu
|
6,38
|
8
|
Kelapa
|
5,20
|
9
|
Kacang Tanah
|
5,46
|
Apabila faktor koreksi tidak diketahui, faktor 6,25 dapat digunakan. Faktor ini diperoleh dari
fakta rata-rata nitrogen dalam protein adalah 16 %.
Kadar Protein (%) = N x 100/16
= N x 6,25
BAB II ALAT DAN BAHAN
ALAT
|
BAHAN
|
·
Buret 50 mL
·
Pipet Volum 5 mL
·
Erlenmeyer 100 mL
·
Klem dan statif
·
Pemanas listrik
·
Spatula
·
Beaker gelas 100 mL
·
Pipet tetes
·
Corong
·
Neraca Analitik
·
Labu ukur 100 mL
·
Labu Kjehdahl
|
·
HCl 0,01 N
·
H2SO4 pekat
·
Asam borat 2%
·
NaOH 30%
·
Selen
·
Raksa (II) oksida
·
Indikator PP
·
Aqua dest
|
BAB III PROSEDUR
Proses Destruksi
1.
Ditimbang 0,1 g bahan yang
telah dihaluskan, masukkan dalam labu Kjeldahl.
2.
Kemudian ditambahkan 7,5 g selen dan 0,35 g raksa (II) oksida dan 15 ml asam sulfat pekat.
3.
Dipanaskan semua bahan dalam labu Kjeldahl dalam lemari asam sampai berhenti
berasap dan diteruskan pemanasan sampai mendidih dan cairan menjadi
jernih. ditambahkan pemanasan kurang lebih 30 menit, dimatikan pemanasan dan
dibiarkan sampai dingin.
4.
Selanjutnya ditambahkan 100 ml aquadest dalam labu Kjeldahl yang
didinginkan dan tambahkan 15 ml larutan kalium sulfat 4% (dalam air) dan
akhirnya ditambahkan perlahan-lahan larutan natrium hidroksida 50% sebanyak 50
mL.
Proses Destilasi
1.
Dipasang labu
Kjeldahl dengan segera pada alat destilasi. Dipanaskan labu Kjeldahl
perlahan-lahan sampai dua lapis cairan tercampur, kemudian dipanaskan dengan
cepat sampai mendidih.
2.
Destilat
ditampung dalam Erlenmeyer yang telah diisi dengan larutan asam borat 2% sebanyak
10 mL dan indicator pp sebanyak 5 tetes, ujung pipa kaca destilator dipastikan
masuk ke dalam larutan asam borat 2%. Proses destilasi selesai jika destilat
yang ditampung lebih kurang 75 mL.
Proses Titrasi
1.
Sisa larutan asam
borat 2% yang tidak bereaksi dengan destilat dititrasi dengan larutan baku asam
klorida 0,01 N.
2.
Titik akhir
titrasi tercapai jika terjadi perubahan warna larutan dari hijau menjadi merah
ungu.
3.
Lakukan titrasi
blanko.
BAB IV HASIL
PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Tabel Titrasi
Tabel Titrasi Penentuan Kadar Protein dengan pentitar HCl
0,01 N
Titrasi ke –
Volume (mL)
|
1
|
Volume akhir
|
15,61
|
Volume awal
|
0,00
|
Volume pemakaian
|
15,61
|
4.2 Perhitungan Kadar Protein Susu Bubuk Kemasan (Sampel
H)
4.3 Tabel Penentuan Kadar Protein dari Masing-Masing
Bahan Pangan
Kelompok
|
Sampel
|
% Protein
|
1
|
|
22,45
|
2
|
|
2,13
|
3
|
|
4,1
|
4
|
|
5,5
|
5
|
|
1,74
|
6
|
|
6,63
|
7
|
|
8,48
|
8
|
Susu Bubuk Kemasan (H)
|
23,14
|
0 komentar:
Post a Comment