BAB V
PEMBAHASAN
Pada
praktikum ini dilakukan penetapan kadar lemak pada biskuit H, yang
ada di pasaran dengan menggunakan metode soxhlet (metode ekstraksi kering). Ekstraksi
soxhlet merupakan salah satu metode pemisahan yang dapat diandalkan untuk
memisahkan lemak yang terdapat dalam biskuit.
Prinsip dari metode soxhlet ini pada dasarnya sama dengan metode ekstraksi
lainnya yaitu distribusi analit diantara dua pelarut yang tidak saling
bercampur. Pada percobaan ini dua pelarut yang digunakan adalah heksan dan air. Heksan diletakkan
dalam labu alas bulat, sedangkan air terdapat pada pendingin bola. Lemak
merupakan senyawa organik dan bersifat nonpolar, Heksan
juga merupakan suatu pelarut organik dan bersifat nonpolar. Karena kepolaran
yang sama ini maka lemak dapat terekstrak kedalam Heksan. Banyaknya lemak yang terekstraksi dapat dihitung dengan
mengurangkan massa labu alas bulat + batu didih setelah proses ekstraksi dengan
massa labu alas bulat + batu didih setelah proses ekstraksi.
Pada percobaan ini, biskuit yang telah dihaluskan sebanyak ± 5 gram
dibungkus dengan kertas saring lalu dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet.
Alat ekstraksi soxhlet tersebut
dihubungkan dengan kondensor dan labu lemak yang telah diisi dengan pelarut
lemak. Penentuan kadar lemak pada biskuit tersebut dilakukan selama ± 3 jam.
Penetapan
kadar lemak pada biskuit tersebut dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan
cara mengeluarkan lemak dari biskuit dengan pelarut anhydrous. Pelarut
anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut bertujuan
supaya bahan-bahan ynag larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak
serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Sampel yang sudah dihaluskan,
ditimbang 5 gram dan
kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam kertas saring
(selongsong tempat sampel), yang terbungkus rapi.
Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk
meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan pelarut
anhydrous.
Selongsong sampel
yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet disambungkan
dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat
pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat
ekstraksi lemak mulai dipanaskan .
Gambar
1 Penempatan Selongsong di alat Soxhlet
|
Gambar 2
Rangkaian Alat Soxhlet
|
Massa
labu alas bulat dan batu didih sebelum diekstraksi adalah 107,3692 gram, sedangkan massa labu alas bulat setelah ekstraksi soxhlet
dan evaporator untuk menghilangkan Heksan
adalah 106,8967 gram. Dari hasil perhitungan didapatkan kadar lemak dalam Biskuit H yang dianalisis adalah 9,41 %. Hasil
yang diperoleh dari praktikum ini adalah kadar lemak dari sampel yang
didapatkan melalui rumus. Kadar lemak diperoleh melalui selisih berat labu
lemak akhir dengan berat labu lemak awal, dibagi dengan berat sampel, kemudian
dikalikan 100%.
Selanjutnya biskuit yang telah diuji kadar lemaknya dibandingkan dengan “Tabel
Komposisi Bahan Pangan Indonesia” adalah sebesar 14,4 % yang
bernilai jauh lebih rendah dari persentase kadar lemak pada percobaaan yaitu
sebesar 9,47%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah
tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, tipe
pelarut (Lucas dkk 1949). Berdasarkan literatur tersebut, kesalahan pada
percobaan ini dapat disebabkan karena ketidaktepatan faktor-faktor tersebut,
misalnya pada percobaan ini ekstraksi baru mulai setelah proses ekstraksi
berjalan selama ± 3 jam. Kesalahan tersebut termasuk kesalahan waktu ekstraksi.
Selain itu, kuantitas pelarut yang digunakan tidak tepat sehingga dapat
mempengaruhi jumlah kadar lemak yang terekstraksi.
BAB VI
KESIMPULAN
Kadar
lemak yang terkandung dalam suatu bahan dapat ditentukan
dengan cara menghitung selisih berat labu lemak akhir dengan berat labu lemak
awal, dibagi dengan berat sampel, kemudian dikalikan 100%. Berdasarkan hasil percbaan didapatkan kadar lemak pada
Biskuit H adalah 9,47%.
Dengan demikian, kadar lemak pada biskuit yang diperoleh
dari percobaan ini tidak sesuai dengan literatur karena persentase kadar lemak
biskuit pada “Tabel Komposisi Bahan Pangan Indonesia” adalah sebesar 14,4
% yang bernilai jauh lebih rendah dari persentase kadar lemak pada percobaaan.
BAB VII DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2010. Biskuit. www.wikipedia.org. diakeses tanggal 25 Januari 2012.
Anonim.
2010. Lemak. www.wikipedia.org. diakeses
tanggal 28 Januari 2012.
Darmasih.
1997. Prinsip Soxhlet. peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek97-24.pdf. diakeses tanggal 24 Januari 2012.
Harper,
V. W Rodwell, P. A Mayes. 1979. Biokimia. Jakarta: Penerbit EGC.
Lucas,
Howard J, David Pressman. 1949. Principles and Practice In Organic Chemistry.
New York: John Wiley and Sons, Inc.
Whitaker,
M.C. 1915. The Journal of Industrial and Engineering Chemistry. Easton:
Eschenbach Printing Company.
0 komentar:
Post a Comment