Wednesday 26 December 2012

Titrasi pengendapan


BAB V PEMBAHASAN
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titran dan analit. Hal dasar yang diperlukan  dari titrasi jenis ini adalah pencapaian kesetimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang mengganggu titrasi dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.

            Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan, sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan.
            Larutan baku sekunder yang digunakan adalah perak nitrat. Perak nitrat dijadikan sebagai larutan baku sekunder dikarenakan beberapa sifatnya yang tidak memenuhi sebagai larutan baku primer, antara lain :
·         Kurang stabil
·         Mudah/dapat terurai oleh cahaya
Oleh karena itu diperlukan standar baku primer untuk dapat menstandarisasi larutan perak nitrat. Maka digunakan Natrium Klorida p.a (pro analis). Padatan natirum klorida ini memilki kelebihan/perbedaan dengan natrium klorida biasa (garam dapur). Natrium Klorida ini tidak bersifat higroskopis, sehingga memilki tingkat kestabilan yang baik. Akan tetapi sebelum digunakan, padatan Natrium Klorida ini harus dipastikan terlebih dahulu dalam oven pada suhu 1000C-1100C. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan molekul-molekul air yang memungkinkan masih menempel dipermukaan kristal-kristal Natrium Klorida, sehingga pada saat penimbangan dilakukan, diketahui secara benar zat/padatan yang ditimbang adalah Natrium Klorida (NaCl) saja, sehingga kesalahan penimbangan dapat dihindari.
            Pembakuan larutan standar dilakukan dengan metode Mohr dan Volhard, begitupun dengan penentuan kadar NaCl dari sampel telur asin.
            Titrasi argentometri dengan cara Mohr digunakan untuk menetapkan  kadar klorida dan bromida (Cl- dan Br-). Sebagai indikator digunakan larutan kalium kromat, dimana pada titik akhir titrasi terjadi :
2Ag+ + CrO42- ↔ Ag2CrO4(s) merah bata
Konsentrasi dari ion kromat harus diatur agar endapan merah dari Ag2CrO4 terbentuk tepat pada saat ion klorida diendapkan sempurna sebagai AgCl. Cara Mohr ini biasa dipakai untuk penetapan kadar klorida dan bromida, tetapi tidak dapat dipakai untuk penetapan iodida dan tiosianat secra teliti. Suasana larutan harus netral yaitu sekitar 6,5 - 10. Bila pH > 10 akan terbentuk endapan AgOH yang terurai menjadi Ag2O. Sedangkan dalam larutan asam, ion kromat bereaksi dengan H+ membentuk Cr2O72- sehingga tidak terjadi endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah.
Persamaan reaksi ion kromat dengan asam :
2 CrO42- + 2H+ ↔ 2HCrO4- ↔ Cr2O72- + 2H2O
Penurunan konsentrasi CrO42- menyebabkan diperlukannya penambahan AgNO3 yang lebih banyak untuk membentuk endapan Ag2CrO4, sehingga kesalahan titrasi makin besar. Titrasi secara langsung ion perak dengan klorida secara mohr tidak dapat dilakukan, karena akan terbentuk endapan Ag2CrO4 yang sukar larut. Untuk itu, dilakukan dengan cara titrasi-kembali yaitu dengan cara menambahkan larutan baku klorida berlebihan dan kelebihan klorida dititrasi dengan AgNO3 dengan menggunakan indikator kromat.
            Selain itu dilakukan pula cara Volhard. Pada cara ini larutan ion perak dititrasi dengan amonium tiosianat dalam suasana asam, sebagai indikator digunakan larutan garam, dimana dengan adanya kelebihan tiosianat akan terbentuk kompleks feritiosianat yang berwarna merah :
                        Fe3+ + CNS- ↔ Fe(CNS)2+ merah
Cara ini dapat dipakai untuk penetapan kadar klorida, bromida, iodida, dan tiosianat di dalam suasana asam. Pada larutan halogenida tersebut ditambah larutan baku AgNO3 berlebih, kemudian kelebihan ion Ag dititrasi kembali dengan  larutan baku tiosianat. Suasana asam diperlukan untuk mencegah terjadinya hidrolisa ion Fe3+. Ion-ion berwarna ini akan menggangu seperti Cu2+, Ni2+, Co2+ mengganggu pada metode ini dalam hal mengamati titik akhir titrasi. Asam nitrit menggangu titrasi karena bereaksi dengan ion-ion sianat menghasilkan warna merah.
            Pada penentuan Cl- secara tidak langsung terdapat kesalahn yang cukup besar, karena AgCl lebih mudah larut daripada AgCNS (Ksp AgCl = 1,2 x 10-10, Ksp AgCNS = 1,2 x 10-12). Jadi AgCl yang terbentuk akan tergeser menjadi AgCNS sehingga ion Cl- akan terlepas kembali atau dengan perkataan lain : AgCl yang terbentuk larut kembali menurut persamaan reaksi :
AgCl + CNS- ↔ AgCNS + Cl-
Karena Ksp AgCl > Ksp AgCNS, reaksi di atas cenderung bergeser ke kanan. Jadi CNS- tidak hanya dipakai untuk kelebihan Ag+, tetapi juga oleh endapan AgCl sendiri.         
Langkah pertama yang dilakukan pada titrasi argentometri adalah pemipetan sampel telur asin. Pipet yang digunakan adalah pipet volume, dimana pipet tersebut memiliki ketelitian yang cukup tinggi. Sebelum digunakan pipet harus dibilas terlebih dahulu beberapa kali dengan akuades setelah itu baru di bilas dengan larutan sampel. Hal ini bertujuan untuk mengkondisikan pipet tersebut dengan larutan sampel, dan juga agar sisa-sisa akuades yang tersisa dalam pipet tersebut dapat hilang. Sehingga pengenceran akibat adanya sisa-sisa akuades yang ada dalam pipet tersebut dapat terhindari. Setelah dipipet, larutan asam oksalat dipindahkan ke dalam labu erlenmeyer dengan cara ditempelkan kebagian mulut labu erlenmeyer tersebut. Posisi pipet harus vertikal dengan posisi labu erlenmeyer dimiringkan 450 dari posisi vertikal pipet volum.





Gambar 1. Cara memindahkan larutan ke dalam erlenmeyer
 


            Setelah semua larutan asam oksalat masuk ke dalam labu erlenmeyer, leher bagian dalam labu erlenmeyer dibilas dengan akuades, hal tersebut bertujuan agar semua sisa asam oksalat masuk ke dalam labu erlenmeyer.
            Penembahan akuades pada titrasi argentometri cara Volhard bertujuan untuk mengecerkan larutan sampel yang akan dititrasi. Sedangkan penambahan HNO3 6N untuk mengkondisikan keadaan dalam suasana asam, karena reaksi akan terjadi pada suasana asam.
            Larutan AgNO3 yang sudah distandarisasi dengan NaCl diisikan ke dalam buret berwarna coklat, yang sebelumnya telah dibilas. Pemakaian buret berwarna coklat dimaksudkan karena AgNO3 mudah terurai oleh cahaya (pada titrasi argentometri cara Mohr). Sedangkan titrasi dengan cara volhard tidak perlu menggunakan buret berwarna coklat karena larutan yang akan digunakan yaitu NH4CNS tidak bersifat terurai oleh cahaya seperti AgNO3.
Titrasi dilakukan duplo (dua kali) hal ini bertujuan untuk meminimalisasi kesalahan dari titrasi. Titrasi dihentikankan ketika TE sudah tercapai yaitu dengan terlihatnya titik akhir titrasi yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Selain itu diperlukan pula titrasi blanko. Hal ini bertujuan unutk mengetahui jumlah penitrasi yang bereaksi dengan pelarut dan pereaksi-pereaksi lain.
Cara Mohr
Cara Volhard





Gambar 2. Perubahan Warna Larutan Pada Saat Titrasi

Setelah titrasi dilakukan didapatkan konsentrasi AgNO3 yang berbeda antara cara Mohr yaitu 0,0952 N dan cara Volhard 0,1038 N. Sedangkan untuk kadar NaCl pada sampel telur asin pun berbeda jauh yaitu cara Mohr yaitu 4,399% dan cara Volhard 0,0607%.


Idealnya kadar yang didapat dari sampel telur asin yang sama, kadar yang didaptpun harusnya relatif sama. Perbedaan kadar dari sampel yang diuji disebabkan karena :
·         Adanya galat sistematik dari analisis, yaitu titrasi yang dilakukan terlalu cepat sehingga TE (Titik Ekivalen) akan lebih cepat didapat.
·         Pada metode Volhard, larutan titran NH4CNS yang terpakai hanya sedikit, rata-rata 0,05 mL sudah mencapai titik akhir. Berbeda dengan metode Mohr yang memerlukan rata-rata 3,95 mL titran untuk mencapai titik akhir titrasi. Hal ini menyebabkan kadar NaCl pada metode Volhard sangat kecil daripada kadar NaCl pada metode Mohr.
·         Adanya galat sistematik dari instrumen, yaitu buret yang digunakan dalm pembakuan larutan standar adalah buret bocor. Selain itu adanya perlakukan yang tidak analtik pada saat melarutkan sampel telur asin, yaitu proses pelarutan tidak menggunakan batang pengaduk, tetapi menggunkan spatula. Hal tersebut mengakibatkan proses pelarutan tidak berjalan berjalan sempurna (sampel tidak larut dengan baik), sehingga pada saat penyaringan filtrat yang didapat hanya sebagian sampel yang tersaring.

BAB VI KESIMPULAN
Setelah dilakukannya beberapa percobaan, didapatkan :
6.1 Metode Mohr
Konsentrasi AgNO3                                        = 0,0952 N
Kadar NaCl dalam sampel telur asin             = 4,399 %
6.2 Metode Volhard
Konsentrasi AgNO3                                        = 0,1038 N
Kadar NaCl dalam sampel telur asin             = 0,0607 %











BAB VII DAFTAR PUSTAKA
Dika. 2010. Alkalimetri. http://dika96.wordpress.com/2010/07/
Indigomorie,W.2009.TitrasiPengendapan:Argentometri. http://kimiaanalisa.web.id/titrasi-pengendapan-argentometri/
Merck Staff, 2009. Material Referensi Sekunder untuk Argentometri. http://www.merck-chemicals.co.id/material-referensi-sekunder-untuk-argentometri/
Miladi, 2010. Hubungan antara Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. http://sdm.ohlog.com/ksp.cat3520.html
Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Skoog, D. A, D. M. West, & F. J Holler. 1994. Analytical Chemistry. Sixth Edition. Sanders College Publishing. New York.
Sumarna, A. 2009. Pengantar Kimia Analisis II (Titrimetri). Pusdiklat. Bogor.
Underwood, 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Underwood, A. L & R. A Day . Jr. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi ke lima Diterjemahkan oleh L. Sopyan, Dr. Ir. Erlangga. Jakarta.
Underwood, A. L & R. A Day . Jr. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi ke ke enam. Diterjemahkan oleh A. H Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta.


1 komentar:

Unknown said...

Every Young ladies , Womens & Girl are Found of Shopping.
For an Auspicious Occassions Like Festival , Wedding Ceremonies Engagements Ceremony So,
Here We Have Some For You In Your Budget
For More....
Plz visit:-Designer salwar-Suit manufacture in surat




Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Catatan Informatika