Judul : PEWARNAAN MAJEMUK
Hari/tgl : Rabu, 24-12-2009
Tujuan : -
Mampu melakukan pewarnaan bakteri dengan beberapa macam zat warna dengan metode
gram.
PENDAHULUAN :
Pewarnaan
majemuk ini digunakan lebih dari satu macam bahan ca. Dengan cara ini
bahan-bahan cat yang dipakai ada kalanya terpisah dan ada kalanya tercampur dan
digunakan dalam satu larutan. Dua macam pengecetan yang terpenting dari
golongan ini adalah pengecetan gram dan pngecetan tahan asam. (Koes
Irianto.2006 :60)
Pewarnaan
gram masih merupakan salah satu cara yang paling banyak digunakan untuk
mencirikan banyaknya bakteri. Terutama sangat berarti dalam laboratorium
diaguastik rumah salut karena informasi yang diperoleh dari pengamatan spesimen
yang diwarnai dengan pewarna gram dengan cepat dapat memberi petunjuk akan
organisme penyebab suatu infeksi. (Michael.J. Pekzar dan E.C.S. Chan.
2006 :85)
Pewarnaan
Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris
untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, gram-positif
dan gram-negatif,
berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding
sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya,
ilmuwan Denmark
Hans Christian Gram
(1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884
untuk membedakan antara pneumokokus dan
bakteri Klebsiella pneumoniae.
Selasa, 22-12-2009
Teknik pengecatan Gram dikembangkan
oleh Hans Christian Gram (dokter berkebangsaan Denmark, 1884). Pengecatan Gram
merupakan salah satu langkah awal mengidentifikasi sel bakteri yang memisahkan
bakteri menjadi 2 kelompok yaitu bakteri Gram positif (berwarna ungu/biru) dan
bakteri Gram negatif (berwarna merah)
Pengecatan gram termasuk pengecatan
diferensial yang digunakan untuk membedakan bakteri gram negative dan bakteri
gram positif. Pada pengecatn ini digunakan 3 jenis bakteri yaitu Bacillus
cereus, Salmonella typii dan Eshericia coli.. Pengecatan ini menggunakan 4
jenis larutan yaitu Kristal violet sebagai cat utama, larutan iodine sebagai
pengintensifan cat utama, alcohol asam untuk pencucian dan safranin sebagai cat
penutup. Berdasarkan percobaan diperoleh Bacillus cereus dan Salmonella typii
bersifat gram positif yang berarti bakteri dapat mengikat dengan kuat cat utama
cristal violet berwarna ungu, pada saat bakteri Gram positif ditambahkan dengan
kristal violet maka gram positif akan mengabsorbsi larutan tersebut hanya pada
dinding sel, dengan pemberian larutan lugol maka kristal violet akan masuk
sampai ke inti sel, pemberian alkohol menyebabkan pori-pori dinding sel
mengecil sehingga warna ungu tertahan di dalam sel disebabkan oleh rendahnya
kandungan lipid. Sedangkan bakteri Eschericia coli bersifat gram negative
karena tidak dapat mengikat kuat cat utama dan dapat diwarnai oleh cat lawan
yakni merah dari pewarna safranin.
Table perbedaan Sifat Gram Positif
dan Sifat Gram Negatif
Perbedaan
|
Sifat
Gram Positif
|
Sifat
Gram Negatif
|
Komposisi
kandungan lipid
|
Rendah
|
Tinggi
|
Ketahanan
terhadap penisilin
|
Lebih
sensitive
|
Lebih
tahan
|
Penghambatan
warna
|
Lebih
dihambat
|
Kurang
dihambat
|
Ketahanan
terhadap fisik
|
Lebih
tahan
|
Kurang
tahan
|
Kebutuhan
nutrium
|
kompleks
|
Relative
|
(http://firmangalung07.blogspot.com/2009/08/teknik-pewarnaan-mikroorganisme.html)
Selasa, 22-12-2009
Perbedaan 2 kelompok bakteri ini
didasarkan pada kemampuan sel menahan (mengikat) warna ungu dari kristal violet
selama proses dekolorisasi oleh alkohol. Bakteri gram positif tidak mengalami
dekolorisasi karena tetap mengikat warna ungu kristal violet dan pada tahap
akhir pengecatan tidak terwarnai safranin. Bakteri gram negatif mengalami
dekolorisasi oleh alkohol dan pada tahap akhir pengecatan terwarnai menjadi
merah oleh safranin.
Bakteri
gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu
lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat
diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki
selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan
kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh
alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru.
Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak
merah jika waktu dekolorisasi terlalu lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan
tampak ungu bila waktu dekolorisasi terlalu pendek. Selasa, 22-12-2009
Setiap
metode apapun lebih baik jika dibarengi dengan kontrol kualitas sehingga hasil
yang didapat tidak diragukan lagi dan analisis letak kesalahan dapat dilakukan.
Untuk mengetahui hasil pewarnaan gram dengan benar diperlukan bakteri kontrol.
Bakteri ini berfungsi untuk mengetahui baik atau tidaknya pewarna atau bahan-bahan
lain, bisa juga untuk mengecek metode yang dilakukan telah sesuai prosedur atau
belum. Masalah dijumpai jika semua itu tidak ada, artinya dengan dana terbatas
dan segala keterbatasan yang ada, seseorang dibingungkan dengan warna ungu atau
merah jingga dari bakteri X. Batas kedua warna ini semakin abu-abu bila yang
melakukan adalah pemula. Latar belakang inilah yang membuat tulisan picisan ini
muncul dan mungkin telah banyak sekali orang yang telah memikirkannya.
Simpel saja kita hanya membutuhkan salah
satu bakteri kontrol yang bersifat gram +/- untuk dibandingkan dengan bakteri
uji. Beberapa literatur menyarankan untuk menggunakan bakteri flora normal
mulut di langit-langit atas sebagai kontrol (banyak dijumpai gram +/-). Namun
kelemahannya adalah sulit membedakan antara sel bakteri, sisa makanan, sel
epitelium, kotoran lain atau serpihan tusuk gigi, dan perlu diingat jumlah
bakteri yang ada tidak pasti dan sedikit. Solusinya adalah memanfaatkan
probiotik kultur murni yang banyak dijual di pasaran. Probiotik dalam botol ini
pastinya berisi genus yang sesuai dengan yang tertera di kemasan. Selain untuk
menyehatkan pencernaan dapat juga digunakan
sebagai kontrol gram +.
Menurut Bergey’s edisi terbaru, Lactobacillus
sp. memiliki karakteristik gram +, batang (coryneform, umumnya berantai
pendek), non-motil, fakultatif anaerob/mikroaerofilik, katalase -, reduksi
nitrat -, tidak memproduksi H2S, dapat memproduksi asam dari
maltosa, Voges Proskauer +. Sedangkan L. casei memiliki perbedaan dari
saudaranya; dapat tumbuh pada suhu 150C dan tidak membentuk gas dari
glukosa. Lalu untuk sifat Shirota strain-nya mungkin itu merupakan rahasia
perusahaan yang menjadikannya selamat melewati asam lambung.
Kultur muda lebih baik digunakan untuk
pewarnaan gram, jangan langsung dari kemasan. Setelah umur 3 hari akan tampak
koloni kecil-kecil seperti tampak pada gambar (umur 24 jam koloni belum
terlihat karena tumbuh dalam keadaan aerob) dan siap digunakan sebagai kontrol.
Pengecekan karakteristik lain dapat
dilakukan sebelum pewarnaan gram, hanya untuk mengkonfirmasi saja. Untuk
mudahnya dilakukan uji karakteristik yang tidak memakan waktu seperti bentuk
sel, katalase, motilitas dan uji gram dengan KOH 3%.
Hasil dari penegecekan (telah
dilakukan) tersebut seharusnya adalah:
-Sel berbentuk batang, ada yang bengkok beberapa berantai pendek.
-Sel non motil, dapat diamati adanya gerak brown pada perbesaran 1000X.
-Katalase - , untuk memastikannya supaya jelas antara gelembung dan kumpulan sel yang mengambang, slide diamati pada perbesaran 40X.
-Uji gram dengan KOH 3% menunjukkan tidak adanya lendir dengan jelas.
kontrol dari kegiatan ini adalah E. coli non-motil yang membuktikan senyawa-senyawa yang digunakan dalam keadaan baik dan dengan metode yang benar.
(http://ekmon-saurus.blogspot.com/2009/05/bakteri-kontrol-harga-murah-untuk.html) Selasa, 22-12-2009
-Sel berbentuk batang, ada yang bengkok beberapa berantai pendek.
-Sel non motil, dapat diamati adanya gerak brown pada perbesaran 1000X.
-Katalase - , untuk memastikannya supaya jelas antara gelembung dan kumpulan sel yang mengambang, slide diamati pada perbesaran 40X.
-Uji gram dengan KOH 3% menunjukkan tidak adanya lendir dengan jelas.
kontrol dari kegiatan ini adalah E. coli non-motil yang membuktikan senyawa-senyawa yang digunakan dalam keadaan baik dan dengan metode yang benar.
(http://ekmon-saurus.blogspot.com/2009/05/bakteri-kontrol-harga-murah-untuk.html) Selasa, 22-12-2009
Bentuk
Bentuk tubuh
atau morfologi bakteri
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh karena itu untuk
membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada umumnya
bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang
sudah tua. Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga bagian
besar,yaitu berbentuk kokus, basilus, dan spirilum.
- Kokus
Sel bakteri yang berbentuk seperti
bola atau elips dinamakan kokus. Kokus muncul dalam beberapa penataan
yang khas bergantung pada spesiesya dan mempunyai beberapa variasi sebagai
berikut:
- Mikrococcus,
jika kecil dan tunggal (single)
- Diplococcus,
jka bergandanya dua-dua
- Pneumococcus,
diplococcuss yang berbentuk lanset, gonococcus adalah
diplokokus yang berbentuk biji kopi.
- Tetracoccus,
jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
- Sarcina,
jika bergerombol delapan sel yang tersusun rapi dalam bentuk kubus
- Staphylococcus,
jika bergerombol tak teratur seperti ntaian buah anggur
- Streptococcus,
jika bergandengan membentuk rantai
2.
Basilus
Sel bakteri berbentuk silindris atau seperti batang dengan panjang
bervariasi dari 2-10 kali diameter kuman tersebut dinamakan basilus. Bakteri
ini mempunyai variasi sebagai berikut:
Ø
Cocobacillus,
batang yang sangat pendek menyerupai kokus
Ø Fusiformis,
dengan kedua ujung batang meruncing
Ø
Streptobacillus, sel-sel bergandengan membentuk suatu filamen
Ada banyak
perbedaan dalam ukuran panjang dan lebar di antara berbagai spesies basilus. Perbedaan-perbedaan
tersebut tampak pada bakteri-bakteri berikut ini:
- Clostridium
sporogenes, 0,6-0,3 µm x 3,0-7,0 µm
- Pseudomonas
sp., 0,5-1,0 µm x 2,0-3,0 µm
- Bacillus
megaterium, 0,2-1.5 µm x 2,0-4,0 µm
- Salmonella
typhi, 0,6-0,7 µm x 2,0-3,0 µm
Ujung
beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar, dan yang lain lagi meruncing
atau lancip seperti ujung cerutu. Kadang-kadang basilus tetap saling melekat
satu dengan yang lainnya, ujung dengan ujung, sehingga memberikan penampilan
rantai.
3. Spiral
Bakteri berbentuk spiral, atau spirilum, terutama
dijumpai sebagai individu-individu sel yang tidak saling melekat. Spiril adalah
bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
- Vibrio,
berbentuk batang bengkok
- Spirilum, berbentuk spiral kasar dan
kaku, tidak fleksibel dan dapat bergerak dengan flagel
- Spirochaeta, berbentuk spiral halus,
elastik, dan fleksibel, dapat bergerak dengan aksial filament
Contoh:
- Borrelia,
berbentuk gelombang
- Treponema, berbentuk spiral
halus dan teratur
- Leptospira, berbentuk spiral
dengan kaitan pada satu atau kedua ujungnya.
- Ukuran
Satuan ukuran bakteri ialah mikrometer (µm), yang setara
dengan 1/1000 mm atau 10-3 mm. bakteri yang paling umum di pelajari
di dalam praktikum mikrobiologi dasar berukuran kira-kira 0,5-1,0 x 2,0-5,0 µm.
Sebagai contoh bakteri stafilokokus dan streptokokus yang berbentuk bola
mempunyai diaeter yang berkisar dari 0,75 sampai 1 µm dan panjang 2 sampai 3
µm. sel beberapa spesies bakteri amat panjang; panjangnya dapat melebihi 100 µm
dan diameternya berkisar dari 0,1 sampai 0,2 µm. sekelompok bakteri yang
dikenal sebagai mikoplasma, ukurannya khas amat kecil, sedemikian
kecilnya sehingga hamper-hampir tak tampak di bawah mikroskop cahaya. Mereka
juga pleomorfik; yaitu morfologinya amat beragam. Ukurannya berkisar
dari 0,1 sampai 0,3 µm.
Walaupun
bakteri amat kecil ukurannya, namun dapat diukur dengan relatif mudah secara
tepat. Untuk tujuan ini, mikroskop dilengkapi dengan micrometer ocular,
suatu piringan yang diukir garis-garis berjarak sama. Jarak antara garis-garis
tersebut ditentukan sebelumnya dengan berpedomakan mikrometer pentas,
suatu alat yang berfungsi sebagai mistar pada kerja mikroskopis. Pemeriksaan
bakteri melalui mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer ocular akan
menampakkan garis-garis yag sudah diketahui ukurannya di atas mkroorganisme
yang diperiksa sedemikian rupa sehingga panjang dan lebar sel dapat ditentukan
dengan mudah.
Memang sukar untuk memahami bakteri yang ukurannya sangat
kecil itu dari segi kuantitatif seerti disebutkan di atas. Contoh-contoh
berikut mungkin dapat membantu. Suatu volume sebanyak 1 cm3
mengandung sekitar setengah riliyun bakteri berbentuk batang berukuran
rata-rata.kalulasi menunjukkan bahwaa kira-kira satu triliun bakteri mempunya
berat hanya 1 g. Paling banyak bakteri diperiksa pada perbesaran 1.000 kali;
lalat rumah yang umum bila diperbesar dengan taraf yang sama akan tampak lebih
dari 9 m panjangnya.
Ciri khusus sel bakteri akan terungkap bila perbandingan
antara luas permukaan terhadap volumena dihitung. Bagi bakteri, nilai ini
sangat tinggi dibandingkan dengan mikroorganisme yang lebih besar. Dari segi
praktis hal ini berarti bahwa isi suatu selbakteri menjadi terbuka terhadap
batas permukaan antara dinding sel dannutrien di sekitarnya. Sifat inilah yang
merupakan salah satu penyebab tingginya laju metabolism dan pertumbuhan
bakteri.
Adapun pengukuran sel bakteri dapat
ditempuh dengan langkah-langkah berikut ini:
- Mikrometer pentas diletakkan di
atas pentas mikroskop dan diamati di bawah objektif berkekuatan rendah.
- Mikrometer ocular selanjutnya
disisipkan di dalam lensa mata mikroskop. Bila dilihat di bawah objektif
celup minyak (berkekuatan tinggi), maka skala mikrometer okular berimpit
(atas) dengan skala mikrometer pentas (bawah). Pembagian skala pada
mikrometer okular dikalibrasi dengan cara membandingkannya dengan
mikrometer pentas.
- Mikrometer okular yang sudah
dikalibrasi digunakan untuk mengukur sel bakteri.
- Warna
Untuk mempelajari morfologi, struktur, sifat-sifat bakteri
dalam membantu mengidentifikasinya, kuman perlu diwarnai.
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi
dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif,
berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.
Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram
(1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan
antara pneumokokus
dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan Gram. Bakteri
gram-positif akan
mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara
bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal
(counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua
bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini
berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan
struktur dinding sel mereka.
Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting
untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat
dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif dapat dilihat
pada table berikut ini:
Bakteri Gram-positif yang berbentuk
kokus, kecuali kokus dari famili Neisseriaceae bersifat patogen terhadap
manusia, yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Demikian juga
halnya dengan spesies bakteri Gram-negatif yang berbentuk batang dan spiral,
kecuali batang yang berasal dari genus: Mycobacterium, Corynebacterium,
Listeria, Bacillus, dan Clostridium. Sifat patogen ini
umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram-negatif,
terutama lapisan lipopolisakarida
(dikenal juga dengan LPS atau endotoksin).
- Bau
Setiap bakteri memiliki bau yang khas, misalnya bau busuk
yang berasal dari tubuh mayat. Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan
protein-protein besar pada jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan
enzim protease. Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam amino
ini dicerna berbagai jenis bakteri, misalnya bakteri acetogen. Bakteri ini
mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk menghasilkan asam
asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida. Produk asam asetat ini
menimbulkan bau.
Asam asetat yang
dihasilkan ini diproses kembali oleh bakteri jenis methanogen, misalnya Methanothermobacter
thermoautotrophicum yang biasa hidup di lingkungan kotor
seperti selokan dan pembuangan limbah (septic tank).
Asam asetat direaksikan dalam sel methanogen dengan gas hidrogen dan karbon
dioksida untuk menghasilkan metana, air, dan karbon dioksida. Metana dalam bentuk gas
juga menghasilkan bau busuk.
Selain asam asetat dan gas metana, beberapa bakteri
menghasilkan gas hidrogen sulfida yang baunya seperti telur busuk. Lebih dari
itu, bau busuk mayat di lautan yang bercampur dengan uap garam dapat bersifat
racun, karena mampu mereduksi konsentrasi elektrolit dalam tubuh.
Produk berbahaya selain gas yang dihasilkan adalah cairan
asam dan cairan lain yang mengandung protein toksik. Jika cairan-cairan ini
sempat menginfeksi kulit yang luka atau terkena makanan, bukan hanya produk
beracun yang dapat masuk ke dalam tubuh tetapi juga bakteri heterotrof patogen
seperti Clostridium sp.
Bakteri serta produk beracun ini dapat menginfeksi manusia
lewat kontaminasi makanan, minuman, atau luka di kulit. Karena adanya saluran
masuk ini, maka berbagai penyakit seperti malaria, diare, degradasi sel darah merah,
lemahnya sistem pertahanan tubuh,
infeksi pada luka (tetanus),
bengkak, atau infeksi pada alat kelamin
menjadi ancaman yang serius.
Cara mengatasi serangan mikroorganisme ini adalah dengan
menjaga makanan dan minuman tetap steril, yaitu dengan dipanaskan. Mencuci
tangan dan kaki dengan sabun antiseptik
cair sebelum makan. Menjaga lingkungan agar steril dengan cara menyemprotkan
obat pensteril. Bakteri-bakteri tersebut juga dapat dicegah pertumbuhannya
dengan cara meminum obat antibiotik atau suntik imunitas
- Bentuk “Smooth” dan
“Rough”
Bakteri
memiliki permukaan yang berbeda-beda dan bergantung pada elevasi dari bakteri tersebut.Untuk
bakteri yang memiliki flat elevation ( datar), maka bentuk permukaan dari
bakteri tersebut adalah smooth dan glistening, sedangkan untuk bakteri yang
memiliki raised elevation, bentuk permukaannya adalah rough (kasar). Contoh
dari koloni bakteri yang memiliki bentuk permukaan smooth adalah Eschericia
coli dan contoh koloni bakteri yang memiliki bentuk permukan rough adalah B.subtilis.
Mikroskopi
Mikroskopi adalah ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
menggunakan mikroskop. Mikroskop berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari
kata “micron” yang artinya kecil dan “scopos” yang artinya
tujuan. Mikroskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat objek yang
terlalu kecil apabila dilihat dengan menggunakan mata telanjang. Dengan
menggunakan mikroskop, memungkinkan prbesaran objek hingga ratusan ribu kali.
Instrumen ini paling banyak digunakan di Laboratorium mikroskopi.
- Jenis
Mikroskop
Mikroskop terdiri dari dua jenis, yaitu:
Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya dikenal juga dengan nama “Compound light
microscope” adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu sebagai
pengganti cahaya matahari, sebagaimana yang digunakan pada mikroskop konvensional.
Pada mikroskop konvensional, sumber cahya masih berasal dari sinar matahari
yang dipantulkan dengan suatu cermin datar atau cermin cekung yang terdapat
dibawah kondensor. Cermin ini
akan mengarahkan cahaya dari luar ke dalam kondensor.
Mikroskop
cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan
kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop, sedangkan penggunaan lensa okuler terletak pada mikroskop bisa
berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah
mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa
atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan
tempat preparat.
Lensa
mikroskop cahaya mempunyai fungsi masing-masing. Lensa objektif berfungsi untuk
membentuk bayangan pertama, menentukan struktur yang akan terlihat pada
bayangan akhir, serta memperbesar bayangan objek. Lensa okuler adalah lensa
mikroskop yang terdapat dibagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata
pengamat, berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa
objektif berkisar antara 4 hingga 25 kali. Sistem lensa ketiga adalah lensa
kondensor yang berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pda objek yang
akan dilihat.
Mikroskop
cahaya terbagi menjadi:
Mikroskop Medan Terang
Medan
mikroskop dalam mikroskop medan-terang, diterangi dengan benderang, sehingga
objek yang sedang diamati tampak lebih gelap daripada latar belakangnya.
Mikroskop medan-terang menghasilkan perbesaran maksimum sekitar 1000 diameter,
akan tetapi perbesaran ini dapat ditingkatkan dengan sedikit modifikasi.
Mikroskop Medan Gelap
Pada
mikroskop medan-gelap, diperlengkapi dengan kondensor medan-gelap dan suatu
objektif ber-NA rendah. Kondensor ini mengarahkan berkas cahaya ke dalam medan
spesimen pada sudut yang sedemikian hingga hanya berkas-berkas yang mengenai
objek pada medan spesimen itu dibiaskan dan memasuki objektif. Akibatnya, objek
itu menjadi terang-benderang dan sangat nyata terhadap medan-gelap. Mikroskop
medan-gelap berguna untuk pemeriksaan mikroorganisme hidup. Teknik ini sangat
berguna bagi identifikasi bakteri yang menyebabkan sifilis.
Mikroskop
Fluoresensi
Mikroskop
fluoresensi banyak ditemukan di Laboratorium Rumah Sakit dan Klinik. Mikroskop
ini digunakan untuk memeriksa specimen yang telah diwarnai dengan zat-zat
pewarna fluorokrom, sehingga memungkinkan identifikasi mikroorganisme denagn
cepat. Zat-zat pewarna ini menyerap energi gelombang cahaya pendek tak kasat
mata sambil memancarkan gelombang panjang gelombang kasat mata yang lebih
besar. Bahan seperti itu disebut fluoresen, sehingga fenomena ini
disebut fluoresensi (pendar fluor).
Mikroskop Kontras Fase
Mikroskop kontras fase merupakan mikroskop cahaya yang
memungkinkan kontras yang lebih besar antara substansi dengan berbagai
ketebalan atau indeks bias. Hal ini dapat di peroleh dengan menggunakan
kondensor dan objektif yang khusus yang mengendalikan iluminasi objeknya dengan
jalan mengaksentuasikan perbedaan-perbadaan yang kecil dalam ketebalan atau
indeks bias struktur-struktur selular. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari terang atau gelap yang berlainan.
Dengan teknik ini dapat ditemukan letak struktur di dalam sel yang tidak
diwarnai dan tak teramati dengan mikroskop medan-terang.
Mikroskop Elektron
Mikroskop
elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan pembesaran objek sampai
dua juta kali yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk
mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar, serta memiliki kemampuan pembesaran
objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop
elektron ini menggunakan lebih banyak energi dan radiasi elekromagnetik yang
lebih pendek dibandingkan dibandingkan mikroskop cahaya.
Mikroskop
elektron terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Mikroskop
Transmisi Elektron (TEM)
Mikroskop transmisi electron (Transmission Electron
Microscope- TEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip
dengan cara kerja proyektor slide, dimana elektron ditembuskan ke dalam
objek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layer. Mikroskop
ini telah mengalami peningkatan kinerja hingga mampu menghasilkan resolusi
hingga 0,1 nm.
- Mikroskop Pemindai Transmisi
Elektron (STEM)
Mikroskop
pemindai transmisi elektron (STEM) merupakan salah satu tipe yang merupakan
hasil pengembangan dari mikroskop transmisi elektron (TEM). Pada sistem STEM
ini, elektron menembus spesimen, namun sebagaimana halnya dengan cara kerja
SEM.
- Mikroskop Pemindai Lingkungan
Elektron (ESEM)
Mikroskop
ini merupak pengembangan dari SEM yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Environtmental
SEM (ESEM) yang dikembangkan guna mengatasi objek pengamatan yang tidak
memenuhi syarat sebagai objek TEM maupun SEM.
Pemeriksaan
Bakteri Hidup
Pemeriksaan bekteri hidup harus
dikerjakan dengan hati-hati, lebih-lebih jika yang akan diperiksa itu bakteri
patogen. Untuk mengetahui tingkah laku (gerak-gerik) bakteri, kita adakan
penyelidikan bakteri didalam “tetesan bergantung”. Alat-alat yang kita
gunakan untuk ini adalah:
·
Cover glass yang bersih
·
Object glass yang mempunyai cekungan di
tengahnya
·
Kawat inokulasi yaitu kawat lurus sepanjang ± 10
cm berdiameter ± 0.5mm dan menancap pada suatu pegangan. Guna kawat inokulasi
yaitu memindahkan mikroorganisme dari tempt yang satu ketempat yang satu.
·
Sebuah mikroskop biasa
·
Pembakar spirtus, untuk memijarkan kawat dan
mulut tabung reaksi
(Prof. Dr. D. Dwidjoseputro. 1998:2)
Prosedur Menyiapkan Sediaan (Preparat)
Dua teknik umum digunakan untuk menyiapkan material/spesimen
untuk pemeriksaan mikroskop yaitu :
o
Suspensi organisme dalam suatu cairan
o
Menggunakan lapisan tipis/ olesan spesimen yang
dikeringkan, difiksasi dan di amati.
a)
Teknik
lekupan basah dan tetes gantung
Preparat
basah/tetes gantung memungkinkan pemeriksaan organisme hidup yang tersuspensi
dalam zat alir. Preparat basah diperoleh dengan menaruh setetes zat alir yang
mengandung organisme hidup yang pada kaca object dan menutupnya dengan kaca
yang sangat tipis/cover glass. Untuk mengurangi laju penguapan dan peniadaan
aliran udara, tetesan itu biasanya dilingkari dengan “jel portelium”atau bahan
serapan sehingga antara kaca object dan cover glass tertututp rapat.Tersedia
kaca object khusus dengan daerah cekung ke dalam untuk preparat tetes gantung.
Preparat basah/tetes gantung berguna apabila mikroorgaisme yang telah diperiksa
dapat rusak karena perlakuan dengan panas/ bahan kimia ataupun bila organisme
itu suka diwarnai. Cara ini pun merupakan metode piihan untuk mengurangi
proses-proses kehidupan tertentu seperti molilitas dan morfologi.
Apabila
preparat basah diperiksa dengan mikroskop medan-terang amatlah penting untuk
menyesuaikan sumber cahayanya dengan benar. Intensitas cahaya dapat dikurangi
dengan menggunakan filter khusus. Mikroskop medan-gelap dan mikroskop kontras
fase memberikan keuntungan khusus untuk pemeriksaan sel-sel mikroba yang tidak
diwarnai yang tersuspensi dalam zat cair; kedua macam mikroskop menghasilakan
kontras yang lebih baik antara mikroorganisme dan bahan latar belakangnya.
Teknik ini digunakan dilaboratorium diagnosisi klimis, khususnya untuk
pemeriksaan spesimen yang diduga mengandung protozoa didalamnya. Sel protozoa
pada umumnya lebih besar dari pada ke banyakan bakteri dan mempunyai struktur
internal yang lebih rumit. Bagian intraseluler penting untuk mencirikan spesies
dan dapat di amati dengan menggunakan mikroskop medan-gelap/kontras
fase.(Michael J. Pelezar, jr; E.C.S. Chan.2006:6)
Keuntungan
penggunaan metode tetes gantung yaitu :
§ Bakteri ada terkurung di dalam
tabung kaca benda, sehingga tak terjadi perjangkitan
§ Bakteri dapat bergerak dengan leluasa,
jika bekteri memang suka bergerak, tak semua spesies dapat bergerak.
Cara lain
untuk memeriksa bakteri hidup adalah dengan tetesan medium yang tidak
bergantung. Prosedurnya lebih mudah dan untuk itu tidak diperlukan object glass
yang mempunyai kecekungan ditengah. Ujung kawat yang membawa bakteri
disentuhkan ditengah-tengah object glass kemudian tetesan itu dibentuk dengan
cover galss, maka jadilah suatu preparat yang siap untuk diperiksa. Preparat
yang disediakan demikian ini kurang aman, lagi pula bakteri tidak bebas untuk
bergerak. (Prof. Dr. D. Dwidjoseputro. 1998:14)
Membuat Preparat Bakteri yng Sudah Dimatikan
Sediakan object glass yang bersih. Ambillah sedikit sampel
dari bakteri yang diperiara dalam medium cair atau dari suatu koloni yang terdapat
pada suatu medium padat. Pengambilan ini dilakukan dengan menggunakan ujung
kawat inokulasi seperti telah dibentangkan didepan. Geskan ujung kawat yang
membawa bakteri itu ditengah-tengah object glass sehingga terjadi suatu
pembidangan seluas kira-kira 1 cm. jika sikap ujung kawat itu diusahakan agak
sejajar dengan permukaan object glass. Maka penggesekan akan lebih mudah dan
lebih merata; bakteri tidak akan bertimbun-timbun pada tempat tertentu. Jika
sampel tadi di ambil dari suatu koloni pada medium padat maka tengah-tengah
object glass harus diberi sedikit air murni dulu sebelum penggesekan dilakukan.
Air itu tak perlu di berikan, jika sampel bakteri di ambil dari piaraan yang
berada dalam sediaan cair.
Tunglah sampai gesekan agak kering, kemudian lewatkan object
glass itu melalui suatu nyala api,
perlahan-lahan sampai gesekan itu kering. Di dalam hal ini haruslah dijaga
supaya tempat gesekan bakteri tak langsung kena api, jagi permukaan yang
mengandung gesekan haruslah diatas pada waktu object glass dilewatkan nyala
api.
Jikan
gesekan bektei sudah kering benar, dapat di mulai dengan pewarnaan bakteri.
Metode mewarnai/ mengecet preparat itu banyak sekali, akan tetapi hanya
kira-kira 12 cara sejalan yang lazimnya digunakan pewarnaan. Ini akan di bahas lebih
lanjut dalam praktik berikutnya. (Prof. Dr. D. Dwidjoseputro. 1998:15)
Alat
dan Bahan :
Alat-alat
:
§ Object glass
§ Pembakar spirtus
§ Jarum ose
§ Kertas saring
Bahan-bahan :
§ Kapas
§ Pewarna fuchin/sefranin, gentian violet dan methylene blue
§ Larutan iodium/lugol
§ Biakan induk (bacillus sublitis dan sarcina)
§ Alkohol 95% atau 70%
§ Aquades atau air
Prosedur Kerja
:
Preparat bakteri yang telah dibuat pada praktikum materi 2a
Preparat diberi pewarna awal gentian violet selama 30 detik
Preparat dibilas
dengan aquades
Preparat diberi larutan lugol/iodium selama 30 detik
Preparat
dibilas dengan aquades
Preparat
warnanya dihilangkan dengan manambah larutan alkohol 95% selama 15 detik
Preparat
warnai kembali dengan zat warna yaitu fuchin/sefranin selama 30 detik
Preparat
dibilas dengan aquades
Kelebihan air dihilangkan dengan kertas tissue
Preparat bakteri yang sudah siap, di amati dibawah
mikroskopo majemuk dengan pembesaran lensa objek 100 kali yang telah ditetesi
minyak imersi . gram positif berwarna ungu dan gram negative berwarna merah
Bakteri yang telah terlihat di amati dan di gamabar
Hasil
Setelah melakukan
praktik pembuatan preparat dii peroleh hasil sebagi berikut:
ü Semua alat-alat yang
digunakan telah steril dan siap untuk digunakan
ü Preparat yang dibuat
berhasil dan sesuai dengan prosedur.
ü Bakteri yang di amati bacillus sublitis dan sarcina berbentuk
batang dan bulat dan di amati dibawah mikroskop majemuk dan memiliki warna
sesuai dengan warna yang diberi
ü Hasil lewat gambar
Prosedur kerja yang
dilakukan
Pastikan isolat yang akan diuji adalah
kultur murni, benar-benar murni dan telah yakin tentang kemurniannya. Jadi jika
diperoleh suatu kultur murni dari suatu lingkungan dan diyakini belum murni
maka haruslah diisolasi ulang, maksudnya dimurnikan lagi sampai benar-benar
pasti. Lihat gambar berikut :
Yang perlu digambar adalah koloni tunggal,
bukan koloni yang besar.jika menginginkan hasil lebih bagus sebaiknya pakai
kamera dijital. Biasanya koloni tunggal itu kecil-kecil dengan satuan mm. Jadi
beberapa saran untuk menggambar koloni yaitu:
- Cari koloni
tunggal lalu gambar hati-hati dengan pensil (sebaiknya dengan skala 1:1)
tanpa perbesaran. Gambar dengan mata telanjang.
- Gambar
koloni lebih detail dengan mikroskop stereo atau mikroskop cahaya. Saya
sarankan untuk menggunakan mikroskop cahaya. Mula-mula dengan perbesaran
4X10. jika menggunakan mikroskop cahaya penempatan cawan di meja benda
harus hati-hati. Perlu digambar tampak atas dan bawah cawan. Jika
menginginkan perbesaran yang lebih tinggi dapat digunakan perbesaran
10X10, tapi jangan sampai lensa mengenai media atau biakan.
Pembahasan
Sebelum malakukan pewarnaan terlebih dahulu kita membuat preparat
bakteri seperti yang telah kita lakukan sebelumnya pada praktikum yang lalu.
Tetapi bedanya, pada praktikum yang dulu kita tak memberi pewarna sedangkan
pada praktikum kali ini kita memberi pewarna tertentu yaitu fuchin, gentian violet dan methylene blue.
Sebelum itu jarum ose dipijarkan dan
didinginkan, kemudian mengambil bakteri dari sumber yang sudah disediakan
(sumber bakteri yang disterilkan), jarum ose tak boleh kena api karena dikhawatirkan
bakteri akan mati. Mulut tabung reaksi yang berisi bakteri yang diternakkan,
harus dipanaskan dengan nyala api setelah penyumbat di ambil dan setelah
pengambilan bakteri selesai dan penumbat ditutup kembali. Sebelum meletakkan
bakteri ke object glass, object glass harus dalam keadaan steril (disterilkan
dengan alkohol 95% menggunakan kapas) baru
bakteri diletakkan di object galss. Setelah itu sebelum dan sesudah dipakai
kawat ose harus dipijarkan begitu juga dengan mulut tabung reaksi. Hal tersebut
merupakan teknik septik. Setelah itu object glass yang sudah ada bakterinya
ditambah dengan 1 tetesi aquades agar
bakteri yang ditempel tersebar tapi
hanya dibagian tengah saja. Air yang berlebih diserap dengan kertas isap,
kemudian di angin-anginkan di atas api bunsen yang disebut fiksasi. Bertujuan
untuk mempercepat kekeringan preparat, serta agar mikroba mati serta mudah di
amati karena sudah menempel pada object glass sehingga tak mudah lepas, kemudia
secara bertahap di lakukan pewarnaan setelah itu bakteri siap di amati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 100X.
Pengamatan
bakteri dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya dikenal juga dengan nama “Compound
light microscope” adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu
sebagai pengganti cahaya matahari, sebagaimana yang digunakan pada mikroskop
konvensional. Pada mikroskop konvensional, sumber cahya masih berasal dari
sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar atau cermin cekung
yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar
ke dalam kondensor. Sabtu, 28-11-2009. (http://filzahazny.wordpress.com/2008/02/16/pengantar-tentang-bakteri/)
Hasil
pengamatan berupa bakteri berbentuk batang dan bulat lalu di gambar/difoto
untuk di gunakan sebagai hasil gambar untuk laporan. Praktik kali ini diberi
pewarna untuk dapat dibedan mana bakteri penyerap warna mana yang tidak. Bakteri
yang di amati Antara lain :
DAFTAR PUSTAKA
Selasa,
22-21-2009
v http://biobakteri.wordpress.com/2009/06/07/7-pewarnaan-gram-gram-positif-dan-gram-negatif
Sabtu,
28-11-2009
v Michacl
J. Pelezar, Jr dan E. C. S.Chan. 2006.“Dasar-Dasar Mikrobiologi” Jakarta:
Universitas Indonesia
v
Suriwiria.
Drs. 1995.”Pengantar Mikrobiologi Umum”. Bandung: Angkasa
v D.A. Pratiwi. Sri Manjari, Srikini,
Suharno. 2004. “Biologi SMA”.Jakarta: Erlangga.
v Irianto,
Koes.2006, “ Mikrobiologi Menguak Dunia Mokroorganisme Jilid I” Bandung : Irama
Widia.
0 komentar:
Post a Comment