Pengertian
(HACCP)
HACCP kepanjangan dari “Hazard Analysis Critical Control Point” atau Analisis Bahaya Pada Titik Pengendalian Kritis (ABTKK), yaitu sebuah pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya, tindakan-tindakan pengendalian dalam proses persiapan makanan dimana pengendalian adalah bagian penting dalam memastikan keamanan makanan.
Apabila
kita mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas mikroorganisme, kita
dapat memperkirakan kapan bahaya
dapat muncul dan juga mencegah atau mengendalikan bahaya tersebut. Hal inilah yang menjadi
dasar pemikiran dari HACCP
untuk menciptakan keamanan pada
persiapan makanan yang pertmama kali dikembangkan oleh NASA (American National
Air and Space Administration)
Tujuan HACCP
Umum
:
Meningkatkan kesehatan masyarakat dengan cara mencegah atau mengurangi kasus
keracunan dan penyakit melalui makanan (“Food borne disease”).
Khusus :
- Mengevaluasi cara produksi makanan
yang berbahaya
- Memperbaiki cara produksi makanan
- Memantau & mengevaluasi penanganan,
pengolahan, sanitasi
- Meningkatkan inspeksi mandiri
Kegunaan HACCP
- Mencegah penarikan makanan
-
- Meningkatkan jaminan Food Safety
- · Pembenahan & “pembersihan” unit pengolahan
(produksi)
- Mencegah kehilangan konsumen / menurunnya pasien
- Meningkatkan kepercayaan konsumen / pasien
- Mencegah pemborosan biaya
Prinsip
HACCP
Sistem HACCP terdiri dari tujuh
prinsip, yaitu:
- Melakukan analisis
bahaya:
Bahaya yang dapat ditimbulkan adalah keberadaan pencemar (kontaminan)
biologis, kimiawi, atau fisik bahan pangan. Selain itu, bahaya lain
mencakup pertumbuhan mikrroganisme atau perubahan kimiawi yang tidak
dikehendaki selama proses produksi, dan terjadinya kontaminasi silang pada
produk antara, produk jadi, atau lingkungan produksi.
- Menentukan
Titik Pengendalian Kritis (Critical Control Point, CCP): suatu titik, tahap,
atau prosedur dimana bahaya yang
berhubungan dengan pangan dapat dicegah, dieliminasi, atau dikurangi
hingga ke titik yang dapat diterima (diperbolehkan atau titik aman).
Terdapat dua titik pengendalian kritis yaitu Titik Pengendalian Kritis 1
sebagai titik dimana bahaya dapat dihilangkan, dan Titik Pengendalian
Kritis 2 dimana bahaya dapat dikurangi.
- Menentukan
batas kritis: kriteria yang memisahkan sesuatu yang bisa diterima dengan
yang tidak bisa diterima. Kriteria yang umum digunakan dalam menentukan
batas kritis HACCP pangan adalah suhu, pH, waktu, tingkat kelembaban, Aw,
ketersediaan klorin, dan parameter fisik
seperti tampilan visual dan tekstur.
- Membuat
suatu sistem pemantauan (monitoring) CCP: suatu sistem
pemantauan (observasi) urutan, operasi, dan pengukuran selama terjadi
aliran makanan. Hal ini termasuk sistem pelacakan operasi dan penentuan
kontrol mana yang mengalami perubahan ketika terjadi penyimpangan.
- Melakukan
tindakan korektif apabila pemantauan mengindikasikan adanya CCP yang tidak
berada di bawah kontrol. Tindakan korektif spesifik yang diberlakukan pada
setiap CCP dalam sistem HACCP untuk menangani penyimpangan yang terjadi.
- Menetapkan
prosedur verifikasi untuk mengkonfirmasi bahwa sistem HACCP bekerja secara
efektif.
Prosedur verifikasi yang dilakukan dapat mencakup peninjauan terhadap
sistem HACCP dan catatannya, peninjauan terhadap penyimpangan dan
pengaturan produk, konfirmasi CCP yang berada dalam pengendalian, serta
melakukan pemeriksaan (audit) metode, prosedur, dan uji.
- Melakukan
dokumentasi terhadap seluruh prosedur dan catatan yang berhubungan dengan
prinsip dan aplikasinya. Beberapa contoh catatan dan dokumentasi dalam
sistem HACCP adalah analisis bahaya, penetapan CCP, penetapan batas
kritis, aktivitas pemantauan CCP, serta penyimpangan dan tindakan korektif
yang berhubungan.
Skema Prinsip HACCP
Identifikasi
Bahaya
Bahaya Mikrobiologis
Bahan Pangan
|
Organisme Patogen
|
|
Daging dan produk
daging
|
Salmonella
S. aureus
Y. enterocolitica
C. perfringens
C. botulinum
|
E. coli patogenik
L. monocytogenes
Virus enteric
Parasit
|
Susu dan produk
susu
|
Mycobacterium
Brucella
Salmonella
L. monocytogenes
E. coli
|
S. aureus
Bacillus
sp.
Clostridium
sp.
Virus
|
Unggas dan produk
unggas
|
Salmonella
Campylobacter
C. perfringens
|
S. aureus
Y. Enterocolitica
L. monocytogenes
|
Produk hasil laut
(ikan, kerang, udang)
|
V. cholerae
V. parahaemolyticus
C. botulinum
|
L. monocytogenes
Parasit
Virus (utama Hepatitis A)
|
Sayur-sayuran
|
Salmonella
Shigella
V. cholerae
L. monocytogenes
|
Virus Hepatitis A& enteric
Parasit
|
Bahaya Kimia
Kelompok
|
Jenis Bahan Kimia
|
Contoh
|
Terbentuk secara
alami
|
Mikotoksin,Skrombotoksin,
Toksin jamur & kerang, Alkaloid
pirolizidin, Fitohemaglutinin, PCB
(polychlorinated biphenyl)
|
Aflatoksin,
okratoksin, zearalenon
Histamin
Amatoksin,
palotoksin
Toksin paralitik,
toksin diare, neurotoksin, toksin amnestik
|
Ditambahkan
secara sengaja atau tidak sengaja
|
Bahan kimia
pertanian
Logam/benda berbahaya
Bahan tambahan
(terlarang atau melebihi batas)
Bahan bangunan
& sanitasi, Pengawet
|
Pestisida,
fungisida, pupuk, insektisida, aldrin, antibiotik, hormon pertumbuhan,
fertilizer
Pb, Zn, As, Hg,
Sianida
Pewarna (amarant,
methanil yellow, rhodamin B)
Lubrikan,
sanitizer, pelapis
Nitrit, formalin,
boraks
|
Keuntungan dan Kerugian
Penerapan HACCP sebagai alat pengatur
keamanan pangan dapat memberikan keuntungan, yaitu mencegah terjadinya bahaya
sebelum mencapai konsumen, meminalkan risiko kesehatan yang berkaitan dengan
konsumsi makanan, meningkatkan kepercayaan akan keamanan makanan olahan
sehingga secara tidak langsung mempromosikan perdagangan dan stabilitas usaha
makanan.Beberapa kerugian dari HACCP adalah tidak cocok bila diaplikasikan
untuk bahaya atau proses yang hanya sedikit diketahui, tidak melakukan
kuantifikasi (penghitungan) atau memprioritaskan risiko, dan tidak melakukan
kuantifikasi dampak dari tambahan kontrol terhadap penurunan risiko.
Contoh Sertifikat HACCP dari suatu produk
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Post a Comment