Thursday 13 September 2012

Kristalisasi



I.       Pendahuluan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui cara penumbuhan kristal senyawa dalam larutan untuk memperoleh padatan kristalnya yang terpisah dari (campuran) larutan induknya.
Setiap molekul atau senyawa memiliki struktur ikatan, apakah ikatannya itu ionic atau kovalen, apakah fasanya gas, cair, atau padat. Berdasarkan keteraturan strukturnya, terdapat dua jenis padatan, yakni padatan kristal dan padatan amorf. Zat padat kristal memiliki keteraturan dalam keberulangan strukturnya. Sedangkan pada padatan amorf tidak terdapat pola keteraturan dalam strukturnya.
Banyak sekali senyawa-senyawa padat, baik senyawa organik maupun anorganik, yang memiliki struktur kristal. Contoh yang paling banyak kita jumpai sehari-hari dari senyawa organik yang memiliki struktur kristal adalah glukosa, dan pada senyawa anorganik seperti garam NaCl.
Kristal bisa tumbuh pada suatu larutan yang jenuh. Bila suatu larutan dijenuhkan, apakah melalui penguapan pelarutnya, pemakaian pelarut campuran yang memiliki kepolaran yang berbeda, atau penambahan ion sejenis pada larutan, maka pengintian molekul-molekul akan dimulai. Masing-masing molekul yang terlarut akan menggabungkan dirinya dengan yang lainnya yang lambat laun menjadi padatan (endapan) yang keluar dari larutan induknya. Bila padatan yang terbentuk adalah kristal, maka proses ini dinamakan kristalisasi. Sehingga, kristalisasi dapat digunakan sebagai salah satu metode pemurnian zat padat. Proses untuk mendapatkan padatan kristal yang lebih murni lagi melalui pelarutan kembali dinamakan rekristalisasi.
Kelarutan tidak semata-mata dipengaruhi oleh kepolaran pelarut dan konsentrasi (kejenuhan) larutan, ia juga dipengaruhi oleh suhu. Suatu padatan akan menjadi lebih larut dalam pelarutnya pada suhu yang lebih tinggi. Fenomena perbedaan kelarutan yang berbeda pada suhu yang berbeda ini sering digunakan untuk memurnikan padatan dari pengotor-pengotornya yang tak larut dalam pelarut panasnya. Atau, dengan suhu yang lebih tinggi, pelarut dibiarkan menguap agar diperoleh suatu larutan jenuh yang akan memulai pengintian terbentuknya kristal-kristal padat. Prinsip proses yang terakhir inilah yang kita sering lihat pada usaha tambak garam.
Pada bagian ini kita akan melakukan contoh percobaan bagaimana proses kristalisasi itu berlangsung dan bagaimana cara menanganinya. Kita akan membuat garam timbal (II) kromat dari reaksi antara garam timbal yang mudah larut dengan kalium kromat dalam pelarut air.
II.          Alat dan Bahan
Neraca analitik, gelas ukur, labu ukur, termometer, beaker glass, kertas saring, corong Buchner, Erlenmeyer, Pb(NO)3 atau Pb-asetat dan K2CrO4, dan akuades.
III.             Prosedur
1.      Buatlah 50 mL larutan Pb(NO)2 atau Pb-asetat 0,15 M dan 100 mL larutan K2CrO4 0,15 M.
2.      Masukkan 50 mL larutan Pb(NO)2  atau Pb-asetat yang telah dibuat ke dalam beaker glass 250 mL. Tambahkan larutan kalium kromat yang telah dibuat sebanyak 50 mL. Hangatkan secara perlahan dengan api kecil sekitar 3 menit. Usahakan suhu pemanasan tidak lebih dari 50 °C.
3.      Bila larutan keruh, saring dengan menggunakan kertas saring dan corong pemisah Buchner. Filtratnya adalah larutan kuning jernih. Tambahkan 1 mL lagi kalium kromat, hangatkan kembali seperti pada langklah 2. Bila larutan telah jernih tak-berwarna yang menandakan kalium kromat sudah berlebih, diamkan larutan sampai dingin pada suhu ruangan, atau kalau perlu dapat memakai penangas es agar lebih cepat membentuk kristal.
4.      Saring kristal tersebut dan cucilah beberapa kali dengan masing-masing 10 mL akuades.
5.      Bila ingin dilakukan rekristalisasi, larutkan kembali kristal timbal (II) kromat tersebut dalam air panas, bila perlu saring kembali untuk memastikan tidak ada zat padat yang bercampur. Biarkan menjadi dingin dan membentuk kristal kembali. Setelah tahap ini, kristal disaring, dikeringkan dan ditimbang untuk mengetahui rendemennya.
IV.       Hasil Pengamatan dan Perhitungan





V.          Kesimpulan


Bandung,    /       / 20
Paraf  Asisten

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Catatan Informatika