I.
Pendahuluan
Percobaan ini bertujuan untuk memisahkan campuran dua
zat atau lebih berdasarkan perbedaan titik didihnya. Praktikan diharapkan mampu
mempraktekkan teknik destilasi secara mandiri sebagai salah satu pilihan metode
pemisahan zat kimia.
Destilasi, atau
distilasi (distillation), adalah
sebuah proses fisika yang biasa digunakan
untuk memisahkan campuran yang sedikitnya mengandung satu cairan. Destilasi
bekerja karena masing-masing zat dalam campuran tersebut memiliki titik didih
yang khas. Sehingga, apabila suatu campuran dipanaskan, suhu campurannya
meningkat sampai menjangkau suhu zat yang memiliki titik didih terendahnya
dalam campuran tersebut. Zat yang memiliki titik didih terendah tentu saja akan
mendidih dan menguap pertama kali. Sementara komponen-komponen yang lainnya
dalam campuran tetap tinggal pada keadaannya semula, apakah padat atau cair,
sampai komponen yang mendidih pada suhu yang paling rendah tersebut habis
menguap. Selanjutnya, suhu akan meningkat menuju pada titik didih komponen
lainnya pada campuran sampai komponen yang kedua terendah titik didihnya ini
menguap meninggalkan campuran asalnya. Begitulah seterusnya, sampai semua
komponen dalam campuran habis bila suhu pemanasan yang digunakan dapat menjangkau
titik didih komponen yang memiliki titik didih tertinggi.
Bila campuran asal mengandung suatu padatan dan suatu cairan, cairannya
tersebut akan mendidih kalau campuran tersebut dipanaskan. Kalau cairan itu
medidih, ia berubah menjadi gas. Bila kita dapat mengeluarkan gas itu dari
wadahnya semula dan kemudian mendidinginkannya, gas tersebut akan dapat
mengembun kembali menjadi bentuknya semula, yakni cairan. Kemudian, padatannya
dari campuran semula akan tetap berada pada wadahnya, sedangkan cairannya
semula pada wadah yang lain. Bila demikian, pemisahan menjadi lengkap.
Cara terakhir yang disebutkan adalah jenis destilasi yang paling sederhana,
suatu metode untuk memurnikan air alami. Anda pasti pernah mempelajari siklus
air di alam pada saat anda di SMA. Bila panas dari matahari menghangatkan
air-air di bumi, cairan air berubah menjadi uap air, meninggalkan ketidakmurnian
apapun yang terlarut. Uap air kemudian didinginkan oleh atmosfir, mengalami
pengembunan, dan kemudian kembali lagi ke bumi sebagai suatu cairan yang kita
ketahui sebagai hujan.
Bila campuran asalnya adalah suatu campuran cairan, masing-masing
komponennya akan mendidih dan menguap pada titik didihnya, dan didinginkan akan
memperoleh satu bagian komponen dari campuran asalnya. Cara ini dikenal dengan
nama destilasi terfraksi. Minyak bumi mentah, suatu campuran dari beberapa zat
yang bersifat cair, disuling dengan cara ini.
II.
Alat dan Bahan
Alat destilasi KMnO4
Termometer Air
Erlenmeyer
Batu didih porselen
Pembakar Bunsen
III. Prosedur
1. Rangkailah perangkat peralatan destilasi seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 1.
2. Suhu yang digunakan haruslah
memiliki skala yang setidak-tidaknya dapat membaca suhu sampai 110 °C.
3.
Masukkan air suling ke dalam labu destilasi hingga setengah penuh, masukkan pula beberapa keping-keping kecil batu didih porselen. Kemudian panaskan menggunakan pembakaran Bunsen pada nyala api sedang. Bila air mulai terdestilasi, catatlah temperatur yang ditunjukkan pada skala termometer dan juga tekanan udara yang ditunjukkan pada skala barometer yang ada di dalam ruangan. Catatlah kedua parameter ini berselang dua menit selama sepuluh menit. Lakukanlah hal ini hingga tercatat keadaan yang relatif stabil untuklima
set pencatatan. Bandingkan data yang diperoleh dengan zat yang ada pada buku
referensi atau “handbook”.
Masukkan air suling ke dalam labu destilasi hingga setengah penuh, masukkan pula beberapa keping-keping kecil batu didih porselen. Kemudian panaskan menggunakan pembakaran Bunsen pada nyala api sedang. Bila air mulai terdestilasi, catatlah temperatur yang ditunjukkan pada skala termometer dan juga tekanan udara yang ditunjukkan pada skala barometer yang ada di dalam ruangan. Catatlah kedua parameter ini berselang dua menit selama sepuluh menit. Lakukanlah hal ini hingga tercatat keadaan yang relatif stabil untuk
4. Setelah diperoleh keadaan yang
stabil, tambahkan air secukupnya untuk menggantikkan air yang telah
terdestilasi dan juga 0,2 gram padatan kalium permanganat (KMnO4) untuk setiap
kelipatan 100 ml air yang ada dalam labu destilasi. Padatan akan melarut.
Tambahkan lagi beberapa keping batu didih yang baru ke dalam labu destilasi.
5. Panaskan sistem dengan pembakar
Bunsen sedemikian rupa agar api hanya menyebar sedikit pada kawat kasa. Setelah
pendidihan bermulai, teruskan pendidihan hingga terdestilasi seperempat atau
sepertiga cairan yang ada dalam labu destilasi ke dalam labu penampung.
Catatlah suhunya pada saat sebelum pemanasan, pada saat labu sudah tidak dapat
dipegang, pada saat cairan mulai mendidih dengan kuatnya, dan pada saat
destilasi dihentikan. Masukkan data pengamatan pada tabel data.
6. Setelah destilasi dihentikan,
pindahkan 5 ml larutan yang tersisa dalam labu destilasi ke dalam cawan
penguapan dan uapkan larutan tersebut
melalui pemanasan hingga kering. Uapkan juga hingga kering 10 ml air yang
terdestilasi dalam bejana penampung (Erlenmeyer). Amati semua proses yang
dilakukan.
IV.
Pengamatan
V.
Kesimpulan
Paraf Asisten
0 komentar:
Post a Comment