Thursday 13 September 2012

Destilasi



I.             Pendahuluan
Percobaan ini bertujuan untuk memisahkan campuran dua zat atau lebih berdasarkan perbedaan titik didihnya. Praktikan diharapkan mampu mempraktekkan teknik destilasi secara mandiri sebagai salah satu pilihan metode pemisahan zat kimia.
Destilasi, atau distilasi (distillation), adalah sebuah proses fisika yang  biasa digunakan untuk memisahkan campuran yang sedikitnya mengandung satu cairan. Destilasi bekerja karena masing-masing zat dalam campuran tersebut memiliki titik didih yang khas. Sehingga, apabila suatu campuran dipanaskan, suhu campurannya meningkat sampai menjangkau suhu zat yang memiliki titik didih terendahnya dalam campuran tersebut. Zat yang memiliki titik didih terendah tentu saja akan mendidih dan menguap pertama kali. Sementara komponen-komponen yang lainnya dalam campuran tetap tinggal pada keadaannya semula, apakah padat atau cair, sampai komponen yang mendidih pada suhu yang paling rendah tersebut habis menguap. Selanjutnya, suhu akan meningkat menuju pada titik didih komponen lainnya pada campuran sampai komponen yang kedua terendah titik didihnya ini menguap meninggalkan campuran asalnya. Begitulah seterusnya, sampai semua komponen dalam campuran habis bila suhu pemanasan yang digunakan dapat menjangkau titik didih komponen yang memiliki titik didih tertinggi. 
Bila campuran asal mengandung suatu padatan dan suatu cairan, cairannya tersebut akan mendidih kalau campuran tersebut dipanaskan. Kalau cairan itu medidih, ia berubah menjadi gas. Bila kita dapat mengeluarkan gas itu dari wadahnya semula dan kemudian mendidinginkannya, gas tersebut akan dapat mengembun kembali menjadi bentuknya semula, yakni cairan. Kemudian, padatannya dari campuran semula akan tetap berada pada wadahnya, sedangkan cairannya semula pada wadah yang lain. Bila demikian, pemisahan menjadi lengkap.
Cara terakhir yang disebutkan adalah jenis destilasi yang paling sederhana, suatu metode untuk memurnikan air alami. Anda pasti pernah mempelajari siklus air di alam pada saat anda di SMA. Bila panas dari matahari menghangatkan air-air di bumi, cairan air berubah menjadi uap air, meninggalkan ketidakmurnian apapun yang terlarut. Uap air kemudian didinginkan oleh atmosfir, mengalami pengembunan, dan kemudian kembali lagi ke bumi sebagai suatu cairan yang kita ketahui sebagai hujan.
Bila campuran asalnya adalah suatu campuran cairan, masing-masing komponennya akan mendidih dan menguap pada titik didihnya, dan didinginkan akan memperoleh satu bagian komponen dari campuran asalnya. Cara ini dikenal dengan nama destilasi terfraksi. Minyak bumi mentah, suatu campuran dari beberapa zat yang bersifat cair, disuling dengan cara ini.
II.          Alat dan Bahan
Alat destilasi                         KMnO4
Termometer                          Air
Erlenmeyer
Batu didih porselen
Pembakar Bunsen
III.       Prosedur
1.      Rangkailah  perangkat peralatan destilasi seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.
2.      Suhu yang digunakan haruslah memiliki skala yang setidak-tidaknya dapat membaca suhu sampai 110 °C.
3.      Text Box:  

Gambar 1. Susunan Alat Destilasi
Masukkan air suling ke dalam labu destilasi hingga setengah penuh, masukkan pula beberapa keping-keping kecil batu didih porselen. Kemudian panaskan menggunakan pembakaran Bunsen pada nyala api sedang. Bila air mulai terdestilasi, catatlah temperatur yang ditunjukkan pada skala termometer dan juga tekanan udara yang ditunjukkan pada skala barometer yang ada di dalam ruangan. Catatlah kedua parameter ini berselang dua menit selama sepuluh menit. Lakukanlah hal ini hingga tercatat keadaan yang relatif stabil untuk lima set pencatatan. Bandingkan data yang diperoleh dengan zat yang ada pada buku referensi atau “handbook”.
4.      Setelah diperoleh keadaan yang stabil, tambahkan air secukupnya untuk menggantikkan air yang telah terdestilasi dan juga 0,2 gram padatan kalium permanganat (KMnO4) untuk setiap kelipatan 100 ml air yang ada dalam labu destilasi. Padatan akan melarut. Tambahkan lagi beberapa keping batu didih yang baru ke dalam labu destilasi.
5.      Panaskan sistem dengan pembakar Bunsen sedemikian rupa agar api hanya menyebar sedikit pada kawat kasa. Setelah pendidihan bermulai, teruskan pendidihan hingga terdestilasi seperempat atau sepertiga cairan yang ada dalam labu destilasi ke dalam labu penampung. Catatlah suhunya pada saat sebelum pemanasan, pada saat labu sudah tidak dapat dipegang, pada saat cairan mulai mendidih dengan kuatnya, dan pada saat destilasi dihentikan. Masukkan data pengamatan pada tabel data.
6.      Setelah destilasi dihentikan, pindahkan 5 ml larutan yang tersisa dalam labu destilasi ke dalam cawan penguapan dan uapkan  larutan tersebut melalui pemanasan hingga kering. Uapkan juga hingga kering 10 ml air yang terdestilasi dalam bejana penampung (Erlenmeyer). Amati semua proses yang dilakukan.
IV.       Pengamatan










V.          Kesimpulan




Bandung,    /   /20
Paraf Asisten

0 komentar:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Catatan Informatika