Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan tertentu. Ada reaksi sangat cepat
berlangsung seketika, misalnya reaksi ion. Akan tetapi terdapat banyak reaksi,
baik untuk senyawa organik atau anorganik yang berlangsung dalam kecepatan yang
dapat diukur pada temperatur yang memungkinkan dalam laboratorium studi tentang
laju reaksi, suasana yang mempengaruhi laju reaksi dan mekanisme reaksi. Laju
reaksi diukur sebagai berkurangnya zat yang beraksi atau bertambahnya zat hasil
reaksi. Pada
umumnya laju reaksi tergantung pada konsentrasi zat yang bereaksi, temperatur
dan katalis. Selain dari itu radiasi dan keadaan fisik pereaksi dapat juga
mempengaruhi laju reaksi.
Persamaan yang menyatakan
laju sebagai fungsi konsentrasi setiap zat yang mempengaruhi laju reaksi
disebut hukum laju atau persamaan laju untuk reaksi. Hukum laju reaksi hanya
dapat ditentukan dengan eksperimen dan tidak dapat disimpulkan hanya dari
persamaan reaksi.
Telah dikenal bahwa sejumlah
reaksi mempunyai laju, pada temperatur tertentu, sebanding dengan konsentrasi
dari satu, dua atau mungkin tiga pereaksi yang masing-masing diberi pangkat
dengan bilangan kecil yang bulat yang disebut order reaksi. Orde reaksi
terhadap suatu pereaksi sama dengan eksponen dalam hukum laju reaksi.
Untuk
reaksi : A + 2B 3C + D
Hukum laju reaksinya :
_ d[A] = _ d[B] = + d[C]= + d[D]=
k[A]m[B]n (1)
dt 2dt
3dt dt
dengan t = waktu
_ d[A] dan_ d[B] : laju
berkurangnya konsentrasi pereaksi A dan B dalam mol/liter/detik
dt 2dt
+ d[A] dan + d[B] : laju bertambahnya
konsentrasi hasil reaksi C dan D dalam mol/liter/detik
dt 2dt
dengan k adalah tetapan laju reaksi.
Reaksi keseluruhan adalah orde ke (m
+ n), dengan orde ke m terhadap A dan orde ke n terhadap B.
Contoh :
(i)
Jika m=1, n=0 persamaan laju reaksi : _ d[A] = k[A]
dt
Reaksi adalah orde kesatu terhadap
A. Reaksi orde kenol terhadap B
Orde reaksi keseluruhan adalah orde
kesatu
(ii)
Jika m=1, n=1, persamaan laju reaksi: _ d[A] = k[A]
dt
Reaksi adalah orde kesatu terhadap A, orde kesatu
terhadap B,
Orde reaksi keseluruhan adalah orde
kedua
(iii)
Jika m=2, n=0, persamaan laju reaksi: _ d[A] = k[A]2
dt
Reaksi adalah orde kedua terhadap A, orde kenol terhadap
B,
Orde reaksi keseluruhan adalah orde
kedua
(iv)
Jika m=1, n=1, persamaan laju reaksi: _ d[A] = k[A]2[B]
dt
Reaksi adalah orde kesatu terhadap A, orde kesatu
terhadap B,
Orde reaksi
keseluruhan adalah orde ketiga
Suatu reaksi kimia dapat
berlangsung apabila orientasi antara pereaksinya tepat satu sama lain dan
tercapainya energi pengaktifan reaksi. Energi pengaktifan adalah energi yang
dibutuhkan untuk mengatasi efek sterik dan untuk memulai pemutusan ikatan lama
pada pereaksi. Energi pengaktifan ini diperlukan untuk mengubah substrat
pereaksi menjadi spesi kompleks teraktifkan (keadaan transisi). Pada gambar 1
dapat dilihat bahwa energi pengaktifan merupakan perbedaan jaraj antara posisi
energi pereaksi dengan energi pada keadaan transisi. Energi pengaktifan
biasanya dilambangkan dengan ∆H‡, ∆H*, atau Ea, atau ∆G‡, ∆G* jika energi bebas yang dijadikan
patokan. Energi pengaktifan dihubung dengan tetapan laju reaksi, k, dan
temperatur oleh persamaan arrhenius berikut :
k = Ae–Ea/RT (2)
|
|
lnk =
Dengan, R adalah tetapan gas ideal
dalam 8,314 Jmol-1K-1 atau, 1,99 kalmol -1K-1
atau 0,082 L. atm-1K-mol-1 dan T adalah
temperatur dalam K. Berdasarkan persamaan (3), hubungan antara energi pengaktif
dengan tetapan laju k, dapat dibuat dalam grafik linier dengan ink sebagai
sumbu y dan 1/T sebagai sumbu x.
Energi pengaktifan dapat diperoleh dari grafik ini dengan mengambil kemiringan
garis lurus antara ink dengan 1/T.
Dengan demikian, secara kuantitatif pengaruh temperatur terhadap laju reaksi
dapat ditentukan secara eksperimen, sekaligus dapat menentukan besarnya energi
pengaktifan suatu reaksi
.................
Gambar 1. Diagram hubungan
energi dengan jalannya reaksi
.......................
Gambar 2. Diagram hubungan
antara lnk dengan 1/T dalam persamaan energi pengaktifan
Percobaan 1 :
Menentukan Tingkat Reaksi
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan tingkat reaksi
terhadap pereaksi antara larutan asam klorida dengan larutan natrium tiosultaf
Na2S2O3
(aq) + 2 HCI (aq) 2 NaCI
(aq) + SO2 (g) + S (s) + H2O (I)
Alat dan Bahan
|
Ukuran / Satuan
|
Jumlah
|
Gelas
kimia
Silinder
ukur
Alat
pengukur waktu
Larutan
HCI
Larutan Na2S2O3
|
50 cm3 atau 100 cm3
25 cm3
-
2 M
0,2 M
|
7
2
1
75 cm3
125 cm3
|
Urutan
Kerja :
- Buatlah tanda silang ( X ) dengan tinta hitam pada sehelai kertas
putih.
- Masukan 10 cm3 larutan HCI 2 M ke dalam gelas kimia dan
letakan gelas kimia tersebut diatas tanda silang. Tambahkan 20 cm3
larutan Na2S2O3 0,2 M dan catat waktu sejak
penambahan itu sampai tanda silang tepat tidak terlihat lagi dari atas.
- Ulangi percobaan dengan mengunakan larutan Na2S2O3
yang lebih diencerkan seperti tercantum dalam Tabel –I.
- Ulangi percobaan dengan menggunakan larutan HCI yang diencekan seperti
tercantum dalam Tabel – II
Hasil Pengamatan
TABEL- I
Volum HCI 2 M (cm3)
|
Volum (cm3)
|
Konsentrasi (mo1/dm3)
Na2S2O3
Awal reaksi
|
Waktu (detik)
|
1
waktu
|
|||||
Na2S2O3 0,2 M
|
Air
|
Jumlah Volum
|
|||||||
10
10
10
10
|
20
15
10
5
|
-
5
10
10
|
30
30
30
30
|
TABEL II
Volum
Na2S2O3
0.2 M
(cm3)
|
Volum (cm3)
|
Konsentrasi
(mol/dm3)
HCl
Awal reaksi
|
Waktu
(detik)
|
1
waktu
|
||
HCl
0.2 M
|
Air
|
Jumlah Volum
|
||||
20
20
20
|
10
7.5
5
|
-
2.5
5
|
30
30
30
|
Pertanyaan :
- Buat grafik
1 terhadap konsentrasi
Na2S2O3
Waktu
Bagaimana hubungan aljabar antara 1
dengan konsentrasi Na2S2O3.
Waktu
Berapa
tingkat reaksi terhadap Na2S2O3 ?
2. Buat grafik
1 terhadap konsentrasi HCl.
Waktu
Bagaimanakah
hubungan aljabar antara 1 dengan konsentrasi HCl.
Waktu
Berapa
tingkat reaksi terhadap HCl ?
- Tulis persamaan laju reaksinya !
- Berapakah tingkat reaksinya ?
- Mengapa pada eksperimen ini jumlah volum dibuat konstan dengan menambah
air pada setiap pengenceran ?
Percobaan 2 : Pengaruh Suhu
Pada eksperimen ini akan diselidiki
bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi pada reaksi antara natrium
tiosulfat dengan asam klorida.
Na2S2O3
(aq) + 2 HCI (aq) 2
NaCI (aq) + H2O (l) + SO2 (g) + S (s)
Alat dan Bahan
|
Ukuran / Satuan
|
Jumlah
|
Gelas
Kimia
Alat
pembakar, kaki tiga, dan kasa
Alat
pengukur waktu
Termometer
Larutan
Natrium tiosulfat
Larutan
asam klorida
|
125 cm3
-
-
0º-100ºC
0.1 M
3 M
|
2
1/1/1
1
200 cm3
20 cm3
|
Urutan Kerja :
- Buatlah tanda silang yang sama tipisnya pada dua helai kertas putih
dan tempelkan kertas itu pada dua gelas kimia dengan tanda silang
menghadap ke dalam.
- Masukkan 100 cm larutan
Na2S2O3 0,1 M ke dalam gelas kimia 1 ukur
suhunya dan catat. Tambahkan 10 cm3 HCI 3 M. Catat waktu sejak
penambahan itu sampai tanda silang tepat tidak terlihat lagi.
Suhu = ..............................0C Waktu =
........................ detik
- Masukan 100 cm3 larutan Na2S2O3 0,1
M ke dalam gelas dan panaskan hingga 100C di atas suhu kamar. Catat suhu itu.
Tambahkan 10 cm3 HCI 3 M dan catat waktu seperti di atas.
Suhu =
..............................0C Waktu
= ........................ detik
Pertanyaan :
- Bagaimana pengaruh suhu terhadap laju reaksi pada reaksi larutan natrium
tiosulfat dengan asam klorida ?
- Apakah reaksi ini termasuk eksoterm atau endoterm ?
Catatan : Segera buang campuran reaksi dan cuci
gelas kimia agar endapan belerang tidak melekat (sukar dibersihkan).
2.2 Penentuan Energi Pengaktifan Reaksi Redoks Fe3+
dengan S2O32-
2.2 Penentuan Energi Pengaktifan Reaksi Redoks Fe3+
dengan S2O32-
2.2 Penentuan Energi Pengaktifan Reaksi Redoks Fe3+
dengan S2O32-
2.2 Penentuan Energi Pengaktifan Reaksi Redoks Fe3+
dengan S2O32-
Perhitungan :
Reaksi
redoks antara Fe3+ dan S2O32-
adalah reaksi yang mengikuti hokum laju reaksi berorde -4 (minus 4),
masing-masing berorde -2 terhadap [Fe3+] dan berorde -2 terhadap [S2O32].
Reaksinya : 2 Fe3+(aq) + S2O32-
(aq) 2 Fe2+ + S4O62-.
Persamaan lajunya dinyatakan sebagai :
- d[Fe3+] = -k[Fe3+]2-[
S2O32-]-2 atau -[Fe3+]2-[
S2O32-]-2d[Fe3+]=kdt
2.2 Penentuan Energi Pengaktifan Reaksi Redoks Fe3+
dengan S2O32-
Perhitungan :
Reaksi
redoks antara Fe3+ dan S2O32-
adalah reaksi yang mengikuti hokum laju reaksi berorde -4 (minus 4),
masing-masing berorde -2 terhadap [Fe3+] dan berorde -2 terhadap [S2O32].
Reaksinya : 2 Fe3+(aq) + S2O32-
(aq) 2 Fe2+ + S4O62-.
Persamaan lajunya dinyatakan sebagai :
- d[Fe3+] = -k[Fe3+]2-[
S2O32-]-2 atau -[Fe3+]2-[
S2O32-]-2d[Fe3+]=kdt
2.2 Penentuan Energi Pengaktifan Reaksi Redoks Fe3+
dengan S2O32-
Perhitungan :
Reaksi
redoks antara Fe3+ dan S2O32-
adalah reaksi yang mengikuti hokum laju reaksi berorde -4 (minus 4),
masing-masing berorde -2 terhadap [Fe3+] dan berorde -2 terhadap [S2O32].
Reaksinya : 2 Fe3+(aq) + S2O32-
(aq) 2 Fe2+ + S4O62-.
Persamaan lajunya dinyatakan sebagai :
- d[Fe3+] = -k[Fe3+]2-[
S2O32-]-2 atau -[Fe3+]2-[
S2O32-]-2d[Fe3+]=kdt
2.2 Penentuan Energi Pengaktifan Reaksi Redoks Fe3+
dengan S2O32-
Perhitungan :
Reaksi
redoks antara Fe3+ dan S2O32-
adalah reaksi yang mengikuti hokum laju reaksi berorde -4 (minus 4), masing-masing
berorde -2 terhadap [Fe3+] dan berorde -2 terhadap [S2O32].
Reaksinya : 2 Fe3+(aq) + S2O32-
(aq) 2 Fe2+ + S4O62-.
Persamaan lajunya dinyatakan sebagai :
- d[Fe3+] = -k[Fe3+]2-[
S2O32-]-2 atau -[Fe3+]2-[
S2O32-]-2d[Fe3+]=kdt
2.2 Penentuan Energi Pengaktifan Reaksi Redoks Fe3+
dengan S2O32-
Perhitungan :
Reaksi
redoks antara Fe3+ dan S2O32-
adalah reaksi yang mengikuti hokum laju reaksi berorde -4 (minus 4),
masing-masing berorde -2 terhadap [Fe3+] dan berorde -2 terhadap [S2O32].
Reaksinya : 2 Fe3+(aq) + S2O32-
(aq) 2 Fe2+ + S4O62-.
Persamaan lajunya dinyatakan sebagai :
- d[Fe3+] = -k[Fe3+]2-[
S2O32-]-2 atau -[Fe3+]2-[
S2O32-]-2d[Fe3+]=kdt
Percobaan 3: Pengaruh
Suhu dan Penentuan Energi Pengaktifan Reaksi Redoks Fe3+ dengan S2O32-
Perhitungan :
Reaksi redoks antara Fe3+
dan S2O32- adalah reaksi yang mengikuti hukum
laju reaksi berorde – 4 (minus 4), masing-masing berorde -2 untuk [Fe3+]
dan -2 untuk
[S2O32-]. Reaksinya: 2 Fe3+(aq) + 2S2O32-(aq)
2Fe2+ + S4O62-. Persamaan lajunya dinyatakan sebagai - = -
k[Fe3+]-2 [S2O32-]-2
Jadi misalkan Fe3+ = A S2O32-
= B
dengan reaksi :
A + B Produk
Awal A0 B0
Reaksi x x
Setimbang
A0 -x
B0- x
Laju reaksi terhadap produk : = k [A0 -x ]-2 [B0-
x]-2
Apabila laju reaksi terhadap produk dintegralkan,
maka dapat diperoleh hubungan:
K =
Dengan menggunakan persamaan tetapan laju, k , diatas anda dapat menghitung harga tetapan laju k, dari tiap hasil pencatatan waktu pada masing-masing suhu dari
percobaan di atas. Kemudian alurkan
dalam grafik nilai ln k terhadap 1/T dari masing-masing suhu percobaan dalam
satuan K (Kelvin). Berdasarkan grafik yang diperoleh, hitunglah harga Ea
dalam Joule atau kilo Joule.
Percobaan 4 : Pengaruh Katalis dalam Kinetika Kimia
1. Pasta gigi gajah
Percobaan ini menunjukkan reaksi dekomposisi
hidrogen peroksida yang dikatalisis oleh kalium iodida. Reaksi ini menggunakan
gelas ukur 250 mL. Pada percobaan ini
digunakan larutan 30 % H2O2 dan larutan KI jenuh dibuat
dengan melarutkan 15 g KI dalam air.
Reaksi dekomposisi H2O2 berlangsung sangat cepat
dan menghasilkan gas O2 yang akan membenruk buih dengan cairan
detergen. Ion I- bertindak
sebagai katalis dalam reaksi ini. Warna
kecoklatan dari buih yang terbentuk ini menunjukkan keberadaan I2 di
dalam reaksi ini, yang dapat menodai baju, kulit dan lantai.
Cara Kerja :
2. Katalis dalam Metabolisme Makhluk hidup
Produksi gas oksigen secara alami : Kerja enzim
sebagai biokatalis
Oksigen dihasilkan setiap saat dalam proses-proses
alami. Enzim-enzim alami dalam kentang mentah atau hati mentah akan
menghasilkan oksigen. Dalam percobaan ini kita akan mengamati oksigen yang
dilepaskan dari H2O2 dengan adanya enzim (biokatalis).
Cara Kerja :
0 komentar:
Post a Comment