Kesetimbangan kimia mempresentasikan suatu
kesetaraan antara reaksi maju dan reaksi balik. Dalam kebanyakan kasus,
kesetaraan ini sangat rentan. Perubahan
kondisi percobaan dapat mengganggu kesetaraan dan menggeser posisi
kesetimbangan sehingga produk yang diinginkan dapat terbentuk lebih banyak atau
kurang. Berikut ini adalah variabel-variabel percobaan yang dapat diatur yaitu
konsentrasi, volume ,tekanan dan suhu. Di sini kita akan melihat bagaimana variabel-variabel
tersebut dapat menggeser kesetimbangan.
Ada satu aturan umum yang dapat membantu
kita kearah mana kesetimbangan akan bergeser jika terjadi perubahan
konsentrasi, volume atau tekanan dan suhu. Aturan ini dikenal dengan asas
Le Chatelier yang menyatakan
bahwa jika suatu tekanan eksternal
diberikan kepada suatu sistem yang setimbang, sistem ini akan menyesuaikan
sedemikian rupa untuk mengimbangi sebagian tekanan ini pada saat sistem mencoba
setimbang kembali. Kata tekanan
disini yaitu perubahan konsentrasi, volume, tekanan dan suhu yang dapat
menggeser sistem dari keadaan setimbangnya.
Perubahan Konsentrasi
Besi (III) tiosianat [Fe(SCN)3] mudah
larut dalam air dan menghasilkan larutan berwarna merah. Warna merah ini
disebabkan oleh adanya ion terhidrasi FeSCN2+
Kesetimbangan antara ion-ion FeSCN2+
yang tidak terurai dan
dituliskan sebagai:
FeSCN2+(aq)
Fe3+(aq)
+ SCN-(aq)
Merah kuning pucat tak berwarna
Apa yang terjadi jika kita tambahkan sedikit
kalium tiosianat (KSCN) ke dalam laruatan ini? Dalam hal ini, tekanan yang
diberikan pada kesetimbangan sistem ialah penambahan konsentrasi SCN-
(berasal dari penguraian KSCN). Untuk mengkompensasi tekanan ini beberapa ion Fe3+
bereaksi dengan ion SCN- yang ditambahkan, sehingga kesetimbangannya
bergeser kekiri. Akibatnya warna merah
dari larutan bertambah tua. Demikian juga jika kita tambahkan FeCl3
kedalam larutan asal, warna merah juga akan bertambah tua karena ion F3+
tambahan dari FeCl3 akan
menggeser kesetimbangan dari kanan ke kiri.
Sekarang kita coba tambahkan sedikit asam oksalat
(H2C2O4) ke dalam larutan asal. Asam oksalat
terionisasi dalam air membentuk ion oksalat C2O42-
yang terikat kuat dengan ion-ion Fe3+. Pembentukan ion stabil
berwarna kuning Fe(C2O4)33- mengambil ion Fe3+ dalam larutan,
akibatnya kesetimbangan bergeser dari kiri ke kanan. Larutan merah akan berubah
menjadi kuning karena terbentuknya ion Fe(C2O4)33-.
Pada percobaan ini menunjukkan bahwa pada
kesetimbangan, semua reaktan dan produk berada dalam sistem reaksi. Kedua,
peningkatan konsentrasi produk
(Fe3+ atau SCN-) akan
menggeser kesetimbangan kekiri dan penurunan konsentrasi produk akan menggeser
kesetimbangan ke kanan.
Perubahan Suhu
Hanya perubahan suhu yang dapat menggeser
kesetimbangan dan mengubah konstanta kesetimbangan. Pembentukan NO2
dari N2O4 adalah proses endotermik :
N2O4
(g) 2NO2
(g) ΔH = 58,0
kJ
tak berwarna coklat gelap
Dan reaksi
sebaliknya adalah reaksi eksotermik. Apa yang terjadi jika sistem kesetimbangan
dipanaskan pada volume tetap? Karena proses endotermik menyerap kalor dari lingkungan, proses
pemanasan akan menyebabkan terurainya
molekul N2O4
menjadi NO2 hal ini akan terlihat warna gas yang semakin tua. Dan
penurunan suhu akan menyebabkan reaksi bergeser kekiri (reaksi eksotermik)
karena reaksi eksotermik menghasilkan panas. Hal ini akan terlihat dengan
memudarnya warna dari sistem.
Contoh lain, perhatikan kesetimbangan antara
ion-ion berikut :
CoCl42- +
6 H2O Co(H2O)62+ + 4
Cl-
Biru merah muda
Pembentukan CoCl42- adalah proses endotermik, jika sistem
dipanaskan, kesetimbangan bergeser kekiri dan larutan menjadi biru. Pendinginan menyebabkan reaksi bergeser ke kanan (eksotermik) dan
larutan menjadi merah muda.
0 komentar:
Post a Comment