BAB V
PEMBAHASAN
Air
merupakan komponen utama yang terdapat dalam semua bahan pangan. Dalam bahan
pangan, terdapat kadar air yang menyatakan banyaknya air yang terkandung dalam
bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi
penampakan, tekstur dan cita rasa. Kadar air dalam bahan pangan juga ikut
menentukan kesegaran dan daya awet. Kadar air yang tinggi akan menyebabkan
mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan khamir tumbuh. Karena air merupakan
nutrisi utama yang dibutuhkan mikroorganisme untuk tumbuh.
Penentuan
kadar air dalam bahan pangan mempengaruhi dalam proses pengolahan,
pendistribusian serta penanganannya. Penentuan kadar air dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu metode pengeringan (thermogravimetri), metode destilasi, metode
kimia dan metode khusus (kromatografi, nuclear magnetic resonance/ NMR). Pada
praktikum kali ini, akan dilakukan penentuan kadar air dengan cara thermogravimetrik dan thermogravimeti (destilasi). Praktikum
ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dalam suatu sampel. Sedangkan
sampel yang digunakan adalah Bawang Bombay.
Gravimetri
Penentuan
kadar air dalam bahan pangan dengan metode thermogravimetri dilakukan dengan
penentuan kehilangan berat sampel setelah diletakkan dalam oven (konveksi,
vakum maupun microwave) selama waktu tertentu. Selain air, senyawa volatile
akan ikut hilang selama proses pengeringan dalam oven. Namun, air terikat akan
sulit dihilangkan secara keseluruhan.
Ada beberapa faktor- faktor yang mempengaruhi kehilangan berat yaitu:
Ada beberapa faktor- faktor yang mempengaruhi kehilangan berat yaitu:
·
Ukuran partikel.
·
Berat sampel.
·
Jenis tempat yang digunakan
·
Suhu oven.
Gambar
1 Oven
|
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memanaskan
wadah yang digunakan pada suhu 1050 C selama 10 menit untuk
alumunium dan 20 menit untuk porselen. Kemudian dinginkan cawan selama 15 menit
dalam desikator. Kemudian masukkan sampel sebanyak 2 gram Bawang bombay. Lalu
panaskan pada suhu 1050 C selama 3 jam. Setelah itu didinginkan
didalam desikator selama 15 menit. Kemudian ditimbang kembali. Dipanaskan kembali cawan dan sampel selama 30
menit lalu didinginkan kembali didalam desikator. Langkah terakhir yang
selanjutnya dilakukan adalah menimbang hasil akhir lalu menghitung kehilangan
bebannya.
Kadar air dapat diketahui dengan cara menghitung kehilangan berat
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Setelah melakukan prosedur dan perhitungannya, maka dapat diketahui kadar airnya sebagai Db (dry basis) : 88,54%.
Menurut literatur kadar air pada Bawang bombay adalah 87,5%.
Apabila membandingkan kadar air antara hasil praktikum dengan literatur
didapatkan bahwa tidak
terdapat perbedaan kadar air yang
terlampau jauh. Akan tetapi penyebab dari Kadar
tersebut yang tidak sama, kemungkinan kesalahan tersebut disebabkan oleh
adanya kontaminasi air dari lingkungan yang masuk kedalam sampel. Perbedaan kadar air dalam suatu bahan dapat pula
disebabkan karena perbedaan bahan, metode dan suhu serta proses penyimpanannya
Selain itu perbedaan ini dapat disebabkan karena pengaruh alat-alatnya seperti
timbangan analitik yang sulit stabil dan karena bahan yang digunakan sudah
terkontaminasi dengan bahan lain ketika penyimpanan atau ketika berada dalam
desikator.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2 golongan, yaitu:
1.
Faktor
yang berhubungan dengan udara pengering
Yang
termasuk golongan ini adalah: Suhu (Makin tinggi suhu udara maka
pengeringan akan semakin cepat), Kecepatan aliran udara pengering (Semakin
cepat udara maka pengeringan akan semakin cepat), Kelembaban udara (Makin
lembab udara, proses pengeringan akan semakin lambat), Arah aliran udara
(Makin kecil sudut arah udara terhadap posisi bahan, maka bahan semakin
cepat kering).
2.
Faktor
yang berhubungan dengan sifat bahan
Yang
termasuk golongan ini adalah: Ukuran bahan (Makin kecil ukuran benda,
pengeringan akan makin cepat), Kadar air (Makin sedikit air yang
dikandung, pengeringan akan makin cepat).
Untuk
mempercepat penguapan air serta menghindari terjadinya reaksi yang menyebabkan
terjadinya air ataupun reaksi yang lain karena pemanasan maka dapat dilakukan
pemanasan dengan suhu rendah dan tekanan vakum. Dengan demikian akan dihasilkan
kadar air yang sebenarnya.
Untuk
bahan-bahan yang mengandung kadar gula tinggi maka pemanasan dengan suhu 100o
C dapat mengakibatkan pergerakan pada permukaan bahan. Sehingga terlihat
masih memiliki berat kering yang cukup tinggi.
Destilasi
Gambar
2 Rangkaian Alat Destilasi menggunakan alat ”aufhauser”
|
Pada praktikum ini, sampel yang digunakan adalah Bawang bombay sedangkan pelarut yang digunakan adalah toluene. Langkah pertama
yang harus dilakukan adalah menimbang labu destilasi, kemudian ditambahkan
dengan 100 ml toluene dan air. Pasangkan peralatan destilasi dengan
kondensor. Lalu alirkan air dingin. Panaskan lalu lakukan destilasi hingga
tidak ada pertambahan volume. Hitung volumenya lalu matikan perangkat
destilasi. Setelah itu, hitung kadar air pada sampel dengan menggunakan
persamaan berikut:
Maka didapatkan
kadar air sebesar 81,79%. Apabila membandingkan kadar air hasil destilasi dengan hasil
gravimetri, didapatkan hasil yang sangat jauh. Hal tersebut dikarenakan adanya
senyawa- senyawa lain yang ikut menguap sehingga terjadilah peningkatan volume.
Apabila membandingkan hasil praktikum dengan literatur, didapatkan
kesalahan berupa perbedaan yang terlalu tinggi. Menurut literatur, kadar air
pada Bawang bombay 87,5%. Sedangkan
menurut hasil praktikum didapatkan kadar airnya adalah 81,79%.
Dari
kedua metode penentuan kadar air diperoleh
hasil yang berbeda, hal
ini membuktikan bahwa kandungan air dalam bahan pangan yang tak sejenis maupu
yang sejenis berbeda-beda. Dalam pengujian kadar air metode thermogravimetri
banyak faktor yang dapat mempengaruhi sehingga pengujian kemungkinan besar
kurang akurat. Sedangkan pada metode thermovolumetri dapat menghindari
terjaninya oksidasi sehingga penentuan kadar airnya kemungkinan lebih tepat. Akan tetapi dilihat dari prinsipnya metode thermogravimetri
lebih cocok digunakan dalam penentuan kadar air bahan dengan kandungan air yang
tinggi.
BAB VI
KESIMPULAN
Setelah
melakukan praktikum penentuan kadar air dapat disimpulkan bahwa:
1.
Penentuan kadar air dapat dilakukan dengan beberapa metode
contohnya: metode thermografimetri dan metode thermovolumetri.
2.
Metode thermovolumetri menggunakan cairan pembawa contohnya: xylol, xylem, toluene, tetrakloroetilen dan toluen.
3.
Prinsip
dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu
bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105o C
selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan
adalah kadar air.
4.
Kadar air pada Bawang Bombay secara thermogravimetri adalah 81,79% sedangkan kadar air
secara thermovolumetri adalah 88,54%.
Apabila membandingkan kadar air pada hasil praktikum kedua metode dengan literatur, yaitu berdasarkan “Tabel Komposisi Bahan Pangan Indonesia” didapatkan perbedaan yang cukup signifikan yaitu sebesar 87,5%
BAB VII DAFTAR PUSTAKA
Apriyantono,
Anton., dkk 1988. Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB, Bogor.
Buckle, K. A., dkk. 1997. Ilmu Pangan. UI-press : Jakarta
Buckle, K. A., dkk. 1997. Ilmu Pangan. UI-press : Jakarta
Astuti.
2007. Petunjuk
Praktikum Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta :
Jurdik
Biologi FMIPA UNY.
Dwijosepputro.D.1994.Dasar-dasar
mikrobiologi.Djambatan.Jakarta
Fardiaz,
Srikandi, FG. Winarno, dan Dedi Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta
: Gramedia.
Sudarmadji,
Slamet, Suhardi dan Bambang Haryono. 1989. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta : Liberti Yogyakarta.
Winarno,
F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
Jakarta.
1 komentar:
makasih ya tulisannya,
jgn lupa mampir ke sites my http://wisnuberbagiindah.blogspot.com
Post a Comment